Rahasia Itu Ada di Rusia
ANEKAFAKTA.COM,JAKARTA
Saya teringat sebuah nama: Anton Chekhop. Dia sastrawan besar
Rusia. Buku kumpulan cerpennya berjudul "Pengakuan" sudah saya
tuntaskan. Buku sastra itu diterjemahkan dari bahasa Rusia ke bahasa
Indonesia oleh Koesalah Soebagyo Toer. Koesalah dan Pramoedya
Ananta Toer: bersaudara.
Buku "Pengakuan" Anton Chekhop: banyak bercerita tentang siasat-
siasat kepalsuan manusia. Misalnya: kemunafikan, penjilatan, korupsi,
mengorbankan orang lain, egois, sombong, butuh sanjungan, anti kritik,
mau menang sendiri, mau disebut hebat, dan kecenderungan untuk
memanipulasi.
Secuil sudah terungkap, lalu mengapa dokumen-dokumen rahasia
milik Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang dititipkan ke Prof
Connie Rahakundini Bakrie untuk dinotariskan ke negeri Rusia: mirip
dengan tema-tema cerpen karya Anton Chekhop?
Anton Chekhop: dikenal penulis kritis. Bukan hanya di negerinya. Tapi
di seluruh dunia. Kritik-kritik dan ulasan-ulasannya, baik berupa esai
maupun dalam bentuk prosa: tajam, peka, dan bersifat universal, meski
settingnya terjadi di Rusia.
Dikutip dari metro sulawesi.ned Cerita dari Warkop Andi Wanua Tangke Sabtu (11/1/2025).
Betapa lihainya Anton Chekhop mengungkap "wajah-wajah bertopeng"
penguasa. Saya teringat negeri ini, Indonesia: banyak tokoh ingin
merebut citra pahlawan di tengah masyarakat, misalnya citra kejujuran,
sementara perbuatannya lebih tepat disebut pecundang.
Lihatlah mereka yang pernah menikmati belenggu borgolnya KPK.
Dulunya, mereka sukses memamerkan citra karakter kebaikan-
kebaikan yang dibangun seakan-akan ikhlas dan jujur, padahal semua
itu kepalsuan dan kamuflase.
Andaikan Anton Chekhop masih hidup dan sempat jalan-jalan ke negeri
ini: betapa banyaknya bahan esai dan prosa yang dia bisa tulis.
Dalam podcast di kanal YouTube Abraham Samad, 1 Januari 2025,
menghadirkan narasumber Prof Connie Rahakundini Bakrie. Video
berdurasi 48 menit 20 detik dengan judul "Di sini Prof Connie buka
rahasia yang Hasto titipkan. Terbongkar aib keluarga Jokowi" itu telah
ditonton lebih dua juta kali di YouTube.
Mantan Ketua KPK Abraham Samad: memviralkan hasil wawancaranya
dengan Prof Connie, seorang pengamat militer dan hubungan
internasional, yang berada di Rusia. Beberapa tahun terakhir ini Prof
Connie mengajar dan menjadi guru besar di perguruan tinggi terbesar
dan tertua di Rusia.
Apakah dokumen-dokumen rahasia itu berkaitan dengan Jokowi dan
pejabat-pejabat tinggi lainnya saat menjalankan kekuasaan di negeri
ini selama sepuluh tahun? Pertanyaan Abraham itu langsung dijawab
Prof Connie.
"Kalau tak berkaitan Jokowi dan sejumlah pejabat, serta
bukan rahasia: untuk apa Hasto menitipkan ke saya, lalu saya
menotariskan di Rusia?" Mendengar jawaban itu, Abraham tersenyum,
lalu mengucapkan satu kata: baik.
Pertanyaan-pertanyaan Abraham: nakal dan berani. Lelaki asal Tanah
Bugis ini: memang cerdas dan berani. Kini banyak manusia Indonesia
berilmu tinggi, cerdas, pintar, tapi tak memiliki karakter atau nyali:
pemberani.
Mereka sebenarnya ingin mengkritik tingkah dan kebijakan penguasa
yang tak benar, tapi hidupnya tak mau beriziko, akhirnya memilih zona
nyaman: diam. Itulah pilihan hidup mereka. Silakan. Tapi jangan
salahkan manusia-manusia pemberani yang kini kian menampakkan
pikiran-pikirannya dengan cara cerdas dan tak gentar, misalnya:
Abraham Samad, Prof Connie, Said Didu, Refly Harun, Rocky Gerung,
Ray Rangkuti, Ubedillah Badrun, Eep Saefullah Fatah, dan masih
banyak nama lainnya.
Dalam bernegara kita butuh manusia-manusia penggerak peradaban
demokrasi.
Sejak dulu, bangsa besar ini memiliki manusia seperti itu,
sebutlah: Mochtar Lubis, Arbi Sanit, Faisal Basri, Rizal Ramli, Kwik Kian
Gie, Salim Said, Arief Budiman, WS Rendra, Emha Ainun Nadjib, Amran
Razak dari Makassar, Wiji Thukul, dan masih banyak tokoh lainnya.
Kembali ke Prof Connie di Rusia. Sepuluh dokumen rahasia lengkap
dengan video dan data-data milik Hasto yang kini sudah aman di Rusia,
belum terungkap secara transparan, namun sudah memicu keributan.
Baru terungkap prolognya lewat suara sumbang Prof Connie sebagai
hasil dialog bersama Abraham, kaum fanatisme Jokowi
melaporkannya ke pihak kepolisian. Padahal kata-kata Prof Connie,
ibarat penulisan buku: baru pengantar. Belum isi.
Tidakkah bijak: biarkan dulu semua dokumen rahasia itu terungkap,
simaklah baik-baik tanpa rasa emosional. Setelah itu: silakan bereaksi.
Seorang Abraham dan Prof Connie: bukanlah manusia pecundang.
Baginya: penjara adalah sebuah perjalanan.
Saya merindukan gaya mantan-mantan presiden: Jimmy Carter,
setelah tak lagi di istana, memilih tinggal di pinggiran Amerika:
berkebun dan memelihara hewan ternak. BJ Habibe: memilih
mendirikan lembaga riset Habibie Center dan mengembangkan ICMI.
SBY membangun museum melukis dan bernyanyi.
Editor : D.Wahyudi
إرسال تعليق