Pilkada Damai Harapan Kita Semua



Pilkada Damai Harapan Kita Semua

Oleh Haji Andre warga Jakarta, Ketua Gemabatik Nusantara

Tahapan Pilkada sudah dimulai. Kita pun sudah mengetahui siapa yang ikut kontestasi dalam Pilkada tersebut. Penulis percaya, mereka semua adalah putera puteri bangsa terbaik. Bila terpilih nantinya, insyaallah bisa mengemban amanat rakyat dengan penuh rasa tanggung jawab.

Dalam demokrasi kita era Reformasi, pemimpin publik seperti Presiden, Gubernur dan Bupati Walikota dipilih langsung oleh rakyat. Rakyat diberi pilihan siapa yang dianggap pantas untuk menjadi pemimpinnya. Siapapun yang dipilih rakyat itulah yang berhak memimpin lima tahun ke depan.

Oleh karena itu, sebelum kita menentukan pilihan, kita harus mengenal paling minimal mengetahui sosok calon yang harus kita coblos. Di zaman gejed hal tersebut bukanlah hal sulit kita lakukan. kita tidak boleh menganggap remeh proses Pilkada ini. Sebab mereka yang dipilih oleh rakyat itulah yang mendapat wewenang untuk menentukan kebijakan roda pemerintahan. Siapapun tahu, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah bersifat mengikat. Dan hal itu menjadi alarm kita untuk teliti sebelum mencoblos.

Buat kita meskipun rakyat kecil haruslah tetap ikut menjaga asa masa depan kita. Dengan cara apa, ya dengan cara ikut berpartisipasi aktif. Dengan begitu kita menjaga asa masa depan kita. Pilihan kita adalah masa depan kita sendiri. 

Meskipun ada ungkapan yang mengatakan suara kita cuma di pakai lima tahunan doang.  Setelah selesai pencoblosan ya bablas. Namun kita tetap tidak boleh menganggap remeh pilkada ini. Sebab cuma ini jalan kita untuk memiliki pemimpin yang legitimate. 

Bila kita abai terhadap proses Pilkada apalagi tidak cermat memandang sosok yang bakal kita pilih kemungkinan besarnya kita bakal kecewa dan akan menyesal. Sebab kita tahu, selama lima tahun ke depan merekalah yang akan menentukan "masa depan" daerah kita. 

Sudah banyak bukti, pemimpin yang tidak kredibel bila terpilih hanya membawa malu rakyat. Seperti melakukan tindakan korupsi, tidak melakukan kerja-kerja nyata pembangunan dst. Hal ini tentu saja sangat merugikan kita sebagai rakyat.

Terlebih kita sebagai warga Jakarta yang notebene sebagai warga kosmopolitan dunia harus sadar betul hak dan kewajiban kita sebagai warga negara. Karena dari situlah "nasib" kita dipertaruhkan.

Diakhir tulisan ini, penulis mengingatkan kepada diri penulis sendiri dan juga mengajak kepada semua pihak, mari kita sukseskan pilkada yang damai. Keras dalam adu gagasan tapi tetap santuy dalam persaudaraan. Sebab pilkada yang damai harapan kita semua.


Post a Comment

أحدث أقدم