Menelisik Pesugihan Kandang Bubrah





Menelisik Pesugihan Kandang Bubrah

Liputan : Djaka Kumara

Wonogiri_anekafakta.com, Pesugihan melibatkan kesepakatan, janji, tumbal, dan risiko negatif yang bisa ditimbulkan. Selain itu, pesugihan memiliki beberapa elemen yang menyertainya.

Beda dengan Pesugihan Kandang Bubrah. Kandang bubrah menurut cerita yang beredar, merupakan salah satu bentuk pesugihan yang konon tidak memerlukan tumbal.

Pesugihan ini berasal dari Jawa Tengah dan pertama kali diperkenalkan oleh Ki Ageng Tembung Boyo di abad ke-15.
Meski sudah ada sejak abad ke-15, nyatanya ritual untuk menjadi kaya secara instan ini masih ditekuni banyak orang sampai sekarang.

Ciri khas dari pesugihan ini adalah syarat untuk merenovasi rumah secara berkala dan terus-menerus. Yakni setiap setahun sekali atau maksimal tiga tahun sekali.

"Kandang Bubrah" sendiri secara harfiah memiliki arti rumah yang berantakan. Sesuai dengan namanya, ritual ini mensyaratkan pelakunya untuk menjadikan rumah berantakan dan harus selalu dalam kondisi renovasi dengan berbagai tambahan dan bongkaran, "ungkap Mbah Mono, Abdi Dalem Kuncen Makam Tembung Boyo.

Renovasi rumah bisa dilakukan dari cara yang sederhana, seperti mengecat tembok secara berkala dengan warna yang berbeda-beda hingga merombak salah satu bagian rumah atau keseluruhan.

"Selain merenovasi rumah, ritual lainnya yang harus dilakukan adalah berjalan mengelilingi rumah dan menyembelih hewan ternak, kemudian dibagi-bagikan ke semua warga sekitar, "pungkas Mbah Mono.



Ket Foto:Mbah Mono, Juru Kunci Kandang Bubrah 

Post a Comment

أحدث أقدم