Bullying Merusak Generasi Bangsa



Bullying Merusak Generasi Bangsa

Oleh Raden Haji Andre, Ketua Komite Sekolah SMAN 12 Jakarta Timur

Masa Depan Bangsa sangat ditentukan oleh kualitas generasi bangsa  yang kita persiapkan sejak dini. Dua puluh Tahun kemudian generasi bangsa yang saat ini kita didik akan mulai nampak sikap dan karakternya. Mentalitas yang ada dalam generasi bangsa merupakan akumulasi dari sebuah proses panjang sejak dari buaian hingga terminal terakhir kematian.

Karakter generasi bangsa sangat dipengaruhi bahkan sangat ditentukan oleh proses pendidikan. Baik yang secara formal di sekolah hingga Perguruan Tinggi atau yang bersifat non formal yaitu lingkungan sosial dimana dia tinggal dan berinteraksi secara intensif. 

Peran orang tua dalam pembentukan karakter anak sebagai generasi bangsa masa depan sangat menentukan. Ada istilah Ibu adalah sekolah pertama bagi anak sebagai generasi bangsa. Pendidikan yang diberikan oleh Ibu dan ayah di rumah kepada anak sebagai generasi bangsa merupakan modal awal  atau bekal awal untuk langkah selanjutnya. 

Bila pendidikan anak sebagai generasi bangsa di rumahnya bagus, insyaallah proses selanjutnya ketika masuk sekolah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah proses akan menjadi penyempurna bagi karakter yang sudah dibentuk di rumah kedua orang tuanya.

Begitu juga sebaliknya, bila pendidikan di rumahnya tidak mengindahkan nilai-nilai moralitas kemanusiaan anak sebagai generasi bangsa maka hal tersebut akan sangat membekas dalam jiwa sang anak. 

Kita sering melihat dan mendengar betapah generasi gen Z begitu rapuh dalam menghadapi "tekanan" hidup. Bahkan banyak diantaranya yang memilih mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Tentu kita sangat sedih melihat fakta tersebut. Namun kita juga harus bijak dalam memandang fenomena itu secara objektif dan komprehensif sehingga akar masalah yang menjadi problem utama bisa kita selesaikan dengan baik.

Salah satu prilaku fenomenal yang sedang hit adalah prilaku bullying. Yaitu suatu prilaku agresif yang berulang, disengaja,dan memiliki tujuan untuk menyakiti, merendahkan, atau mendominasi orang lain secara emosional, fisik atau mental. 

Sebagai orang tua, kita bisa merasakan dan membayangkan bila prilaku bullying ini menimpah anak-anak kita sebagai generasi bangsa masa depan. Apa jadinya anak kita sebagai generasi bangsa masa depan bila mental, perasaan, pikiran dan spiritualnya sudah dirusak oleh lingkungan terdekatnya yaitu rumah atau sekolah atau pergaulan sosial yang sangat interaktif dan intensif. Ya sudah pasti anak kita sebagai generasi bangsa tidak akan mampu menghadapi "tekanan", "persaingan", "kompetisi" dan "pertarungan" hidup yang sudah mengglobal. 

Oleh karena itu, salah satu solusi yang penulis tawarkan adalah pertama, para orang tua harus menjadikan Rumah sebagai Tempat Tinggal yang nyaman. Dalam bahasa Nabi kita yaitu menjadikan Rumah kita adalah Jannah. Baitii Jannatii. Rumahku adalah Surgaku. 

Kedua, sekolah sebagai kelanjutan dari pendidikan di rumah, harus mendukung perkembangan psikologi anak-anak kita sebagai generasi bangsa. Apapun yang terindikasi perbuatan bullying harus ditindak. Namun sekolah juga harus memiliki tindakan preventif yang bisa mencegah para siswa untuk melakukan bullying kepada teman sebayanya.

Ketiga, ciptakan lingkungan sosial terdekat ditingkat RT RW atau Komunitas keagamaan yang sehat. Agar terbangun rasa kebersamaan yang positif untuk bisa ta'awanu 'ala al birri wa taqwa walaa ta'awanu ala al 'itsmi wal udwan. Bertolong menolong dalam kebaikan dan taqwa dan Jangan bertolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. (QS Al-Maidah ayat 2)

Ketiga point tersebut menurut penulis patut kita perhatikan secara seksama agar prilaku bullying bisa Kuta cegah dan generasi bangsa kita bisa terselamatkan. Amin.

Post a Comment

أحدث أقدم