Insiden Rengasdengklok : Tb Moggi Nurfadhil, Kyai NU, Anggota Banser, dan Santri Jadi Korban Brutalisme Gerombolan OTK
Karawang,Anekafakta.com
Penghadangan, perseskusi disertai tindakan kekerasan sangat brutal oleh gerombolan OTK terhadap sejumlah Kiai NU dan petinggi PWI-LS (Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah) di Karawang Jabar memunculkan simpati umat yang semakin besar.
Peristiwa brutal tersebut terjadi di Rengasdengklok Karawang dari orang-orang yang mengaku diduga massa anggota Front Pembela Islam (FPI) Rengasdengklok Karawang, Insiden ini terjadi sebelum acara pengajian dan haul Syekh Abdul Qodir Al Jailani di Pesantren Al Bagdadi di Amansari, Rengasdengklok Karawang, Jawa Barat.
Menurut Tb Moggi Nurfadhil dalam penjelasan kronologi yang dipublis secara terbuka melalui media sosial mengatakan bahwa kami datang ke Pesantren Al Baghdadi untuk memenuhi undangan dari Kiai Junaidi Al Bagdadi saat acara Haul Syaikh Abdul Qodir Al Jailanidi malam kliwon ditempat beliau.
Lebih lanjut Tb Moggi Nurfadhil menuturkan, sebelum menuju ke lokasi acara, para Kiai dan petinggi PWI-LS diarahkan oleh panitia yang juga Ketua Ponpes Manbaul Ulum yaitu KH Asep untuk transit di Pondok Pesantren (Ponpes) beliau yaitu Manbaul `Ulum yang lokasinya tidak jauh dari tempat pengajian tersebut.
Tetapi, sekitar pukul 21. 30 WIB, mobil yang mereka tumpangi dihadang oleh segerombolan massa yang mengaku dari FPI Rengasdengklok Karawang, kelompok massa tersebut mengaku saat menghadang Tb. Moggi Nurfadhil sebelum naik kendaraan untuk menuju ketempat acara, sangat disayangkan Tb.Moggi Nurfadhil dan rombongan dihadang di depan Ponpes tanpa pengamanan dari pemilik Ponpes tersebut.
Akibat penghadangan, penganiayaan dan persekusi yang menimpa Kiai NU, juga petinggi PWI-LS Pusat, santri & seorang anggota Banser mengalami luka memar dan lembam. Sebab Anggota Banser tersebut menjadi perisai nyawa untuk menyelamatkan para Tokoh NU dan PWI LS. Agar massa tidak bergerak untuk merusak mobil yang ditumpanginya oleh para Kyai NU dan Tokoh PWI LS Pusat.
Sebab di dalam mobil yang ditumpanginya terdapat KH. Ikhsan ( Rois Syuriah MWC-NU Cikarang Utara) , K. H Asep (Ketua Ponpes Manbaul ulum, Rengasdengklok, Karawang) , Tb Moggi Nurfadhil ( Wakil Ketua Umum PWI-LS Pusat) - bersama istrinya, seorang santri, dan sopir Kiai Ikhsan. Namun mobil berhasil lolos dari amukan massa brutal dengan tancap gas.
Masa yang mengaku dari FPI setelah gagal menghadang dan merusak mobil yang ditumpangi oleh Tb.Moggi Nurfadhil dan rombongan terus mengejar mobil tapi rombongan berhasil selamat. Dan para brutalis gagal total untuk menghentikan acara deklarasi PWI LS Kabupaten Karawang keesokan harinya.
Menurut keterangan Tb Moggi Nurfadhil, Kelompok massa Brutal FPI itu mengincar untuk mempersekusi Kiai Imaduddin Usman Al Bantani, namun karena tidak mendapati kehadiran Kiai Imaduddin, kemudian mengincar untuk mempersekusi Tb. Moggi Nurfadhil yang dikenal dekat dengan Kiai Imaduddin Usman Al Bantani, bahkan berupaya melakukan Pembunuhan dengan menyatakan mau membakar dan menghancurkan mobil yang masih ada penumpang didalamnya, apalagi ternyata sebelumnya didapati adanya ancaman pembunuhan yang beredar di WA.
Beruntungnya para rombongan Kyai NU dan PWI LSI segera balik arah ke Ponpes Manbaul Ulum melajukan mobilnya dengan cepat menghindari amukan masa. Dari keterangan Tb Moggi, masa FPI yang ada di jalanan sekitar seratusan orang.
Latar belakang insiden diduga karena para oknum masa radikal intoleran pecinta kalangan Habib berlaku emosional tidak menerima penyampaian kajian ilmiah yang menyatakan Ba'alwy tidak terbukti sebagai turunan nabi Muhammad saw dan bukannya menyikapinya dengan toleransi dan rasional malahan dengan emosional, radikal & anarkis.
Respon cepat pihak PWI-LS, dan Nahdlatul Ulama (NU) terhadap tragedi yang menimpa kadernya langsung mengambil langkah jalur hukum dan meminta agar pihak berwenang segera menangkap pelaku serta mengusut tuntas dalang atau tokoh intelektual tindakan Brutalisme massa yang mengaku dari FPI ini agar mencegah terulangnya insiden serupa. Penyelidikan dari pihak kepolisian masih terus berlangsung, serta menghimbau agar masyarakat untuk tetap tenang serta tidak termakan hoaks yang memprovokasi.
Reporter Solehudin
إرسال تعليق