Mendelete Keinginan-keinginan : Sebuah Renungan



Mendelete Keinginan-keinginan :  Sebuah Renungan

Oleh Mas Aria Solehudin, Ketum Babad Banten

Dulu mentor di AMT mendoktrin bahwa kesuksesan seseorang diawali dari kuatnya motivasi orang tersebut untuk sukses. Semakin kuat motivasinya maka kemungkinan suksesnya akan semakin besar.

Kemudian dilanjutkan dalam sesi materi membuat daftar keinginan-keinginan. Apa yang ingin diraih. Apa yang ingin dicapai. Dan apa yang ingin dilakukan. Rata-rata semuanya berorientasi pada kesuksesan duniawi. Ada yang ingin punya mobil mewah, rumah bak istana, dst. 

Doktrin mentor training motivasi dengan sangat meyakinkan masuk ke alam bawah sadar setiap peserta tak terkecuali diriku sendiri. Akupun merasakan efek dari doktrin yang dahsyat dari training motivasi. Hidup menjadi gairah. Berfikir selalu positif. Bahkan melampaui batasnya hingga nyaris pada titik "halu". Tapi tak mengapa. Bukankah selama pikiran kita mampu merasakan, melihat "fakta", dalam doktrin training tersebut pasti kita bisa mewujudkan dan meraihnya. Ini doktrin yang sesuatu banget.

Akupun meyakini, meyakinkan diriku dan berpegang teguh dengan doktrin tersebut. Masalah berhasil atau tidak bukanlah sesuatu yang harus dipersalahkan. Yang penting happy and enjoy. Semuanya baik-baik saja.

Hal yang sama pernah aku ikuti juga dalam training di MLM. Bisnis yang berbasis jaringan. Melalui kegiatan trainingnya atau home sharing dalam bahasa mereka, cukup efektif juga untuk mendoktrin member. Walaupun dalam faktanya tidak seindah apa yang diomongkan oleh para leader. Dengan doktrin yang sangat manis akan mudah membuai bagi orang-orang yang memang sangat "terdesak" untuk merubah keadaan. Tapi sayangnya, itu hanya bertahan sesaat atau hilang terbawa angin bila sudah keluar dari home sharing.

Ya, itu hanya sekelumit kecil perjalanan hidupku. Tentu masih banyak yang Alloh perjalankan kepada hamba-hambaNya yang lebih dahsyat lagi ceritanya. Aku percaya semua itu semata-mata adalah pelajaran dari Tuhan untuk kita para hambaNya. Apapun ceritanya tujuan akhirnya adalah kita kembali kepada Tuhan. 

Sedangkan dalam pelajaran kaum sufi, aku merasakan sangat berbeda sekali. Doktrin kaum sufi mengajarkan bila ingin hidup bahagia kita harus mendelete Keinginan-keinginan. Jangan banyak keinginan. Cukup Alloh dan RasulNya yang menjadi tujuan. Keinginan terpenting seorang hambaNya adalah bertemu denganNya. Tidak ada yang terpenting dan terbesar dari seorang hamba kecuali bertemu denganNya.

Doktrin kaum sufi yang terdengar sangat sederhana ternyata tidaklah mudah untuk dilaksanakan. Dalam bahasa kaum awam. Banyak sekali "ujian-ujian". Sebab doktrin kaum sufi ini lebih kepada keyakinan. Dalam bahasa awamnya lebih kepada keimanan hamba. Bukankah dalam kitab suci Alquran dikatakan seseorang belum disebut beriman bila belum diuji? Ya, untuk mendelete Keinginan-keinginan saja harus berjuang keras. Sebab disitu ada intan berlian yang sangat mahal yaitu Kebahagiaan.

Doktrin kaum sufi sudah tegas. Bila ingin bahagia ya harus membuang keinginan-keinginan. Jangan banyak angan-angan. Jangan banyak keinginan-keinginan. Sederhana tapi rumit. Rumit tapi Sederhana. 

Inilah dunia. Dunia dipenuhi dengan doktrin-doktrin. Inilah yang membuat warna-warni dunia. Tanpa doktrin dunia akan sepi. Dan kita hanyalah tempat dari ditaburnya doktrin-doktrin itu.

Tinggal anda yang menentukan, pilih doktrin yang mana yang bisa membuat anda bahagia. 

Jawaban ada di anda sendiri. Apakah berdasarkan Iman atau hawa napsu. Sederhana saja.(101).

Post a Comment

أحدث أقدم