Tradisi Sungkeman Masih Kuat di Keluarga Kauman Jogjakarta
Jogjakarta ,Anekafakta.com
Bagi Keluarga Besar Bani Natsir Tradisi Sungkeman di Hari Raya Idul Fitri merupakan kewajiban yang harus dilakukan setelah selesai melaksanakan shalat Ied berjamaah. Sungkeman sendiri merupakan permohonan maaf yang tulus dari para anak-anak kepada kedua orangtuanya.
Dalam Sungkeman tersebut sang anak mengucapkan permohonan maaf kepada orang tua dengan segala kekhilafan dan pada Hari Bahagia ini tepatnya di Hari Raya Idul Fitri pintu maaf dari kedua orang tua mohon dibukakan agar kesalahan anak tidak menjadi beban kehidupan di masa yang akan datang.
Sedangkan kedua orang tua berkewajiban memberikan maaf tanpa batas dan mendoakan agar anak-anaknya mendapatkan kehidupan yang bahagia dan kesuksesan yang menjadi cita-cita yang sangat anak.
Dalam tradisi Sungkeman itu tidak terasa air mata mengucur deras. Namun hati begitu bahagia. Sebab kedua orang tua sudah memberikan maaf dan mendoakan kepada anak-anaknya.
Menurut Bapak Haji Muhammad Natsir salah seorang keluarga besar Kauman Jogyakarta kepada anekafakta.com mengatakan,"tradisi Sungkeman ini memang sudah turun temurun di kelurahan besar kami di Jogyakarta. Yang lebih muda sungkem kepada yang lebih tua. Sedangkan yang lebih tua berkewajiban memberikan maaf dan mendoakan agar anak-anaknya bagi orang tua, atau adik-adiknya bagi seorang kakak bisa lebih sukses di kehidupan yang akan datang pasca Ramadhan", ucap bapak Natsir.
Sedangkan menurut R.Ng Mutia Corina S.Psi, "Tradisi Sungkeman itu merupakan tradisi yang sangat bagus sekali. Sebab sungkeman itu tidak hanya bicara dalam tataran yang bersifat hubungan biologis antara anak dan orang tua namun lebih dari itu sungkeman juga merupakan ketersambungan ruhani antara orang tua dan anak-anaknya.", tutur Mutia S.Psi
Lebih lanjut Mutia Corina S.Psi menjelaskan,"bagi orang Jawa tradisi Sungkeman itu merupakan bentuk penguatan untuk memulihkan segala kekhilafan yang sudah, sedang dan akan terjadi di masa depan. Makanya Tradisi Mudik tetap akan selalu ramai dan akan ada selam tradis sungkeman ini masih terawat dengan baik di keluarga-keluarga Jawa", Tutup Mutia Corina S.Psi.
Reporter Solehudin
إرسال تعليق