Tiga Hal, INDONESIA Tidak Bisa Warisi Dari JOKOWI



Tiga Hal, INDONESIA Tidak Bisa Warisi Dari JOKOWI


Oleh : Ir.La Ode Budi
Ketua Umum KIBAR Indonesia


Jakarta,Anekafakta.com 

Indonesia sentris, atau menghadirkan pembangunan di seluruh pelosok Nusantara jadi "terobosan Jokowi". Paling dirasakan (manfaatnya), adanya infrastruktur yang masif  (konektivitas Indonesia tertinggal, kata Sri Mulyani/Menkeu). 

Kapal ikan asing ditenggelamkan.  Nelayan Indonesia diwadahi dengan SKPT (Sentra Kelautan Pelayaran Terpadu).

Pada periode pertama, BBM dinaikkan, sehingga bisa menggandakan dana untuk PUPR bangun bendungan, embung, jalan dan adakan Dana Desa.  

Sangat terasa, Indonesia dikerja saintifik. Nawacita-PDI Perjuangan mewujud.   

"Presiden terbaik Indonesia".

Periode kedua, ketum parpol mulai masuk kabinet (periode 1 tidak boleh rangkap).  Sangka baik, demi konsolidasi politik, untuk lompatan selanjutnya :  hilirisasi, ketahanan pangan dan SDM (pengganti tenaga asing dan menopang industrialisasi). Revolusi mental akan mewariskan budaya politisi 'tulus mengabdi dan berprestasi'.  

Kenyataannya, PISA (Matematika, Sains, Membaca) Indonesia masih rendah, (Solopos.com) lapangan kerja tidak bisa menampung SMK (unggulan Jokowi atasi pengangguran), nelayan yang "naik kelas" tidak ada kabar, dan ...."boom"  impor beras 3,6 juta ton + 0,5 juta (cnbc, 26/2/24). Rekor terbesar sepanjang sejarah.

Kalau ditarik dari sasaran Nawacita "kita kurangi impor", jelas ini prestasi buruk. 

Periode kedua, (ada halangan covid) Jokowi sudah fokus pada IKN, Hilirisasi, dan (senjata lama) infrastruktur.  Tidak ada intensitas Jokowi kunjungi bidang pembangunan lainnya.

Diujung waktu pemerintahan, bansos jadi senjata jaga presepsi positif.  Presiden sendiri turun bagikan.  

"Presiden yang sangat memperhatikan rakyatnya".

Rakyat terhipnotis, Jokowi tidak kerjakan kewajibannya sebagai Presiden (periode 2), yaitu membuat terobosan  :  angkat kualitas SDM, terobosan pertanian dan perikanan (ketahanan pangan) dan paling penting membangun demokrasi yang sehat (Pemilu 2024).

Revolusi mental 'anti korupsi' makin hilang. Ada korupsi BTS lebih besar dari Century.  

Food estate gatot. Konsepnya seperti apa, siapa yang kerjakan, kenapa Kemenhan yang jadi penanggung jawab, gelap.  

Dekat puasa, kelangkaan akibat elnino tidak bisa ditangani Bulog (tidak punya persediaan).  "Impor jadi harapan selamat Indonesia".

Di ujung pemerintahan, demokrasi amburadul.  Etik (MK dan KPU) yang disucikan pendiri bangsa ditabrak (demi .....).  2024, pemilu paling barbar bagi-bagi uang. 

Dipandu dari atas : Presiden sendiri turun bagi bansos ke "kubu lawan" anaknya.  Suara Guru Besar tidak dipeduli. 

Pemilu 2024 ini kita "tarung bebas". Siapa kuat, siapa pegang kuasa, siapa bermodal, itu menang.

Ringkasnya, tiga sasaran bangsa : SDM Unggul, Ketahanan Pangan dan Demokrasi yang Sehat (budaya bersaing bermodal integritas, rekam jejak dan program), tidak bisa kita harap apalagi warisi dari Jokowi.  

Memperbaiki lagi demokrasi Indonesia, dimulai dari mengambil pelajaran dari Pemilu 2024. 

Hak Angket adalah satu-satunya jalan yang tersedia. Agar semua yang bengkok diluruskan, agar yang tersembunyi diungkap.  

(D. Wahyudi)

Post a Comment

أحدث أقدم