Dugaan Gratifikasi Pembelian Pesawat Mirage Dari Qatar, Mulai Diselidiki Uni Eropa, Connie : Prabowo Harus Segera Klarifikasi



Dugaan Gratifikasi Pembelian Pesawat Mirage Dari Qatar, Mulai Diselidiki Uni Eropa, Connie : Prabowo Harus Segera Klarifikasi

JAKARTA,,Anekafakta.com 

Pengamat militer Connie Rahakundini menanggapi berita heboh terkait dugaan gratifikasi dalam proyek pembelian pesawat tempur bekas Mirage 2000 dari Qatar.

"Hari ini ada berita besar. EIO akan melakukan  penyelidikan pembelian pesawat Mirage Prabowo yang akhirnya batal. Seberapa kuat EIO akan melakukan proses penyelidikan, saya hanya menghimbau Prabowo segera memberikan klarifikasi. Karena fee 7% sudah keluar dan diterima" kata Connie yang diwawancarai media usai acara diskusi kebangsaan purnawirawan TNI dan Polri di Sport Center Kelapa Gading Jumat (9/1).

Seperti dilansir media asing MSN.com, Jumat (9/2/2024), disebutkan pihak Qatar tahu bahwa Prabowo tertarik untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden, sehingga ketika ia mengunjungi Doha pada bulan Januari 2023, mereka menawarinya Mirage beserta potongan 7 persen dari kesepakatan untuk mendanai kampanye pemilunya. Hal ini, menurut sumber anonim yang bersedia berbicara tanpa menyebut nama, disetujui secara pribadi oleh Menteri Negara Pertahanan Qatar Khalid bin Mohammed Al Attiyah.

"Dugaan suap sebesar 7 persen tersebut menurut beberapa informasi, Prabowo diberi uang tunai sebesar 20 juta dolar AS pertama dalam sebuah jet pribadi di bandara Doha," tulis MSN.com

Badan antikorupsi Eropa, The Group of States Against Corruption (GRECO), dilaporkan mengirimkan telegram ke Kedutaan Besar AS di Jakarta pada 25 Januari 2024. Disebutkan bahwa European Investigative Order (EIO) telah membuka penyelidikan terhadap kasus tersebut. Ini adalah bagian dari penyelidikan yang lebih luas terhadap Qatar yang membeli pengaruh diantara anggota Parlemen Eropa untuk mempromosikan kepentingannya.

Kabel tersebut meminta bantuan Departemen Luar Negeri AS dalam penyelidikan mereka terhadap korupsi di Kementerian Pertahanan Indonesia, dan khususnya di kaitannya dengan Qatar.

EIO semacam Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Uni Eropa tersebut mulai menyelidiki kasus pembelian 12 unit pesawat Mirage 2000-5 dari Angkatan Udara Qatar yang dinilai janggal. Kontrak pembelian pesawat-pesawat bekas senilai 792 juta dolar AS itu ditandatangani tahun lalu oleh Kementerian Pertahanan RI dengan Excalibur International, sebuah unit dari perusahaan pertahanan Ceko Czechoslovak Group (CSG). Perusahaan ini dimiliki keluarga Strnad. Adapun pesawat tersebut akan dikirim pada Januari 2025.

Media tersebut juga menyoroti kejanggalan dari sisi harga. Bila total kontrak pembelian sebesar 792 juta dolar AS, berarti satu unit Mirage bekas itu dihargai sebesar 66 juta dolar AS. Angka ini dinilai janggal dan patut dipertanyakan karena pada tahun 2009 lalu Qatar pernah menawarkan pesawat tersebut untuk Indonesia tanpa harus dibayar. Namun Menteri Pertahanan RI saat itu Juwono Sudarsono saat itu menolak dengan pertimbangan biaya pemeliharaannya akan lebih mahal.

Dari tahun 1990-an hingga 2007, Dassault Aviation menjual Mirage 2000 dengan harga antara 23 juta dolar AS hingga 35 juta dolar AS per unit. Bandingkan angka ini dengan angka pembelian yang disetujui Prabowo untuk pesawat berusia tua yang perlu perawatan serius: 66 juta dolar AS.

MSN.com juga mempertanyakan mengenai niat Prabowo di balik pembelian pesawat Mirage bekas itu. Menurut informasi yang diperoleh MSN.com, Qatar dan Uni Emirat Arab tengah bersaing untuk mendapatkan pengaruh di pusat kekuasaan Indonesia. Ketika Prabowo pergi ke Uni Emirat Arab untuk membeli pesawat tempur Mirage, pihak Qatar mengetahui hal tersebut dan memutuskan untuk menawarinya.

Pertanyaan berikutnya, mengapa Qatar memberikan suap kepada calon presiden di Indonesia?

"Sumber kami mengatakan bahwa Qatar memandang hal ini sebagai investasi untuk masa depan dan serupa dengan pendekatan mereka di wilayah lain di Asia dan Afrika. Jika Prabowo berhasil memenangkan pemilu, kata sumber kami, masyarakat Qatar dapat mengandalkan presiden Indonesia untuk membalasnya kapan pun diperlukan," masih tulis Jhon William.

MSN.com juga melaporkan bahwa pihak Qatar pun sangat marah karena kesepakatan pembelian pesawat tempur yang akhirnya ditunda. Liputan media yang negatif mengenai kesepakatan tersebut juga menunjukkan kesan buruk pada Qatar.

Pembelian alutsista kontroversial yang ramai dibahas sebelum Prabowo mendaftarkan diri menjadi capres pada akhirnya semakin terbuka fakta. Mampukah lembaga investigasi korupsi Uni Eropa mengungkap fakta sesungguhnya? Setidaknya pihak Qatar juga menjadi pihak yang diduga bermain dalam proyek pesawat tempur bekas bersama Menhan Prabowo.

Sumber : MSN.com
Editor : D. Wahyudi

Post a Comment

أحدث أقدم