Jakarta,anekafakta.com - Kulit merupakan bagian terpenting dalam struktur anatomi manusia, karena merupakan lapisan paling luar yang melapisi seluruh tubuh sehingga kulit menjadi sumber kecantikan dan daya pikat seseorang terutama kulit bagian wajah.
Berkurangnya elastisitas kulit dapat disebabkan adanya radikal bebas yang berasal dari berbagai macam zat asing dan dapat diperoleh pada saat beraktivitas sehari-hari seperti paparan sinar UV. Antioksidan dibutuhkan untuk dapat mengatasi radikal bebas agar dapat merawat dan mempercantik kulit sekaligus penuaan dini.
Pada orang Asia, terutama pada wanita dengan kulit lebih gelap pastinya ingin memiliki kulit yang bersih dan cerah sehingga munculnya bermacam-macam kosmetik berbasis topikal, oral dan injeksi bahan pencerah dengan berbagai tindakan digunakan di Asia dengan kandungan hydroquinone, asam azelaic, asam kojic, alpha-arbutin, glutathione, akar licorice, pepaya, vitamin A (retinol), vitamin B (niacinamide), dan vitamin C. Salah satu agen sistemik yang banyak digunakan adalah glutathione.
Glutathione merupakan antioksidan yang ada pada setiap sel tubuh. Glutathione berperan dalam detoksifikasi obat dan xenobiotik selain itu memiliki manfaat terhadap kulit seperti memberi nutrisi, mengurangi keriput dan bintik-bintik gelap. Glutathione seringkali dikombinasikan dengan senyawa lain misalnya asam askorbat (vitamin C), asam lipoat (ALA) dan garam seng dalam suatu produk kosmetik atau perawatan kulit untuk memaksimalkan hasilnya.
Vitamin C dan asam lipoat mempunyai kemiripan dengan glutathione yang merupakan antioksidan kuat sekaligus memiliki banyak manfaat seperti menghilangkan tanda-tanda penuaan kulit, kulit bersisik, dan meningkatkan elastisitas, kecerahan serta kehalusan kulit untuk digunakan dalam produk kosmetik dan dermatologis.
Sedangkan garam seng banyak digunakan dalam formulasi kosmetik dan sering dimasukkan sebagai bahan aktif atau pendukung dalam berbagai formulasi.
Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian Evaluating Oral Glutathione Plus Ascorbic Acid, Alphalipoic Acid, and Zinc Aspartate as a Skin-lightening Agent: An Indonesian Multicenter, Randomized, Controlled Trial tahun 2021 menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh, setelah 12 suntikan glutathione selama 6 minggu sekitar 37,5% peserta mengalami peningkatan warna kulit walaupun satu tingkat yang membuktikkan bahwa suplemen glutathione oral memiliki potensi efek pencerah kulit, perbaikan dan pengurangan spot UV, dan tone kulit.
Berdasarkan penelitian lainnya tahun 2021 dengan judul Combination of topical and oral glutathione as a skin‐ whitening agent: a double‐blind randomized juga membuktikan bahwa glutathione yang dioleskan ke bagian kulit (topikal) maupun glutathione secara oral dapat berperan sebagai pencerah kulit yang efektif.
Meskipun efek glutathione mungkin dapat berbeda-beda pada setiap individu, banyak orang yang melaporkan perubahan positif dalam kulit mereka setelah mengonsumsinya secara teratur.
Dalam upaya untuk mencapai kulit yang berseri, semakin banyak orang yang memilih untuk menggunakan glutathione ke rutinitas perawatan kecantikan mereka. Jadi, jika Anda ingin menghadirkan kilau alami pada kulit Anda, mungkin saatnya untuk mencoba manfaat dari glutathione ini.
Namun, jangan lupa untuk tetap konsultasikan dengan profesional kesehatan atau dokter kulit Anda untuk mendapatkan prosedur yang sesuai dengan kebutuhan kulit Anda. Dengan demikian, Anda dapat mengalami perubahan dalam penampilan kulit Anda dan meraih kecantikan yang Anda impikan.
Referensi:
Irma Bernadette S. Sitohang, Md, Phd; Anis Irawan Anwar, Md, P., Prof; Nelva K. Jusuf, Md, Phd, Prof; Abraham Arimuko, M., & Lilik Norawati, Md; And Silvia Veronica, M. (2021). Evaluating Oral Glutathione Plus Ascorbic Acid, Alpha-lipoic Acid, and Zinc Aspartate as a Skin-lightening Agent: An Indonesian Multicenter, Randomized, Controlled Trial. 14, 53–58. Wahab, S., Anwar, A. I., Zainuddin, A. N., Hutabarat, E. N., Anwar, A. A., & Kurniadi, I. (2021). Combination of topical and oral glutathione as a skin-whitening agent: a double-blind randomized controlled clinical trial. International Journal of Dermatology, 60(8), 1013–1018. https://doi.org/10.1111/ijd.15573
(Ruri Firliani Darmadi)
إرسال تعليق