Universitas Negeri Jakarta Terus Mengabdi Pada Masyarakat: Melalui Pelatihan Palang Pintu Di Pulau Tidung

Universitas Negeri Jakarta Terus Mengabdi Pada Masyarakat: 
Melalui Pelatihan Palang Pintu Di Pulau Tidung

Jakarta,AnekaFakta.Com

Universitas Negeri Jakarta kembali menegaskan komitmennya dalam mengembangkan program pengabdian pada masyarakat melalui skema Penugasan Wilayah Binaan Unggulan (PPM PWBU). 


Kali ini, kegiatan berfokus pada penyelenggaraan pelatihan seni bela diri Palang Pintu di Kelurahan Pulau Tidung, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Pulau Seribu, DKI Jakarta. Dalam kegiatan berjudul: :"Pengabdian (P2M): Pelatihan Palang Pintu di Kelurahan Pulau Tidung Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Pulau Seribu DKI Jakarta," yang berlangsung pada tanggal 28 hingga 29 Juli 2023.


Tim peneliti dari Universitas Negeri Jakarta terus berkomitmen dalam pengabdian pada masyarakat. Pelatihan palang  pintu di Pulau Tidung membawa dampak positif. Universitas Negeri Jakarta telah kembali berhasil membuktikan komitmennya dalam menjalankan program pengabdian pada masyarakat melalui skema Penugasan Wilayah Binaan Unggulan (PPM PWBU). 



Kali ini, fokus pemberian manfaat diletakkan pada penyelenggaraan pelatihan seni bela diri Palang Pintu di Kelurahan Pulau Tidung, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Pulau Seribu, DKI Jakarta.

Dalam kegiatan yang mengusung tema "Pengabdian (P2M): Pelatihan Palang Pintu di Kelurahan Pulau Tidung Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Pulau Seribu DKI Jakarta," yang dilaksanakan pada 28 hingga 29 Juli 2023, tim peneliti dari Universitas Negeri Jakarta dengan semangat dan antusiasme memberikan dampak positif bagi masyarakat dengan memperkaya budaya lokal. Menurut Dr. Siti gomo Attas, M.Hum., sebagai ketua  P2m ini, "Pelatihan ini dapat menjadi ajang pengelolaan tradisi palang pintu  masyarakat Pulau Tidung yang mengambil silat Mandar sebagai  silat lokal  yaitu sebuah gerakan  pertunjukan yang dikolaborasikan dengan pantun  bahasa Melayu dialek  Betawi yang juga mendapat aksen dari bahasa orang Pulau Tidung. Secara  kontinyu ini akan menjadi  kegiatan rutin dari pengabdian masyarakat yang sudah berlangsung dua tahun. Sejak tahun 2021, 2022, dan 2023. Dan akan  dilanjutkan di tahun 2024. Oleh karena itu pewarisan  tradisi palang pintu ini harus memiliki beberapa lapis  generasi, jika tahun 2021 dan 2022 melalui P2M UNJ telah melatih generasi muda di umur remaja maka pada tahun 2023 ini juga mengikutkan  tim peserta dari tingkat anak-anak SD. Tujuannya  pewarisan  dari tradisi palang pintu khas Pulau  Tidung pada akhirnya terus berkembang dari satu generasi ke generasi  berikutnya."

Tim peneliti yang terdiri dari beragam latar belakang, termasuk Siti Gomo Attas sebagai Ketua, Prof. Novi Anoegrajekti sebagai Anggota, dan Rizki Wardhani, serta tim dari mahasiswa Indra komara dan  Pudji Letyawati berhasil menjalin kolaborasi yang erat dengan mitra lokal, Lembaga Sanggar Seribu Ceria di bawah kepemimpinan Abidzar Algifari. Dalam semangatnya, Abidzar Algifari berbagi, "Kembangkan bakat, kita gali sepenuhnya sedalam mungkin apa yang ada dalam diri kita, lestarikan budaya kita yang ada di sini. Ayok, bersama-sama kita menggerakkan, jangan sampai hilang, jangan sampai punah."


Dalam intinya, program ini menghadirkan pelatihan guna melalkukan pewarisan dalam seni bela diri Palang Pintu, yang bukan hanya merupakan kumpulan gerakan pertahanan diri, tetapi juga mencerminkan semangat kebersamaan, ketahanan, dan kepercayaan diri masyarakat. Para peserta tidak hanya berlatih teknik, tetapi juga mendalaminya dengan memahami nilai-nilai budaya yang mengiringi seni bela diri ini.

Selama dua hari pelatihan, para peserta diajarkan berbagai jurus dan teknik dasar seni bela diri Palang Pintu. Akhir dari pelatihan ditandai dengan presentasi beberapa jurus kesenian silat yang telah dipelajari, menunjukkan prestasi dan keahlian yang telah dikuasai. Prestasi ini menggarisbawahi bahwa upaya pengembangan budaya lokal, terutama melalui program pengabdian pada masyarakat, memberikan pengaruh positif yang mendalam bagi komunitas.


Melalui skema PPM PWBU, Universitas Negeri Jakarta tidak hanya mengokohkan ikatan antara dunia pendidikan dan komunitas lokal, tetapi juga menegaskan tanggung jawabnya dalam mengembangkan serta melestarikan kekayaan budaya bangsa. Keberhasilan program ini membawa pesan kuat tentang betapa pentingnya membangun kesadaran akan warisan budaya sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan berkelanjutan. Universitas Negeri Jakarta berharap, dengan mempertahankan semangat pengabdian ini, lebih banyak institusi pendidikan akan terinspirasi untuk terlibat dalam upaya pengembangan budaya dan pemberdayaan masyarakat di seluruh Indonesia.

Azis/Red

Post a Comment

أحدث أقدم