Yanti Susilawati, Ketua Umum GAPURA GANJAR NUSANTARA : Dengan Mengamalkan Pancasila Kita Belajar Bahwa Kemajemukan merupakan Wujud Kekayaan Negeri Yang Bertabur Ke Indahan
ANEKAFAKTA.COM,Garut
Tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila.
Dengan penetapan tersebut, maka segenap anak bangsa Indonesia berkomitmen untuk memperingati Hari Lahir Pancasila yg merupakan penegasan komitment atas sebuah dasar ideologi dan konstitusi bangsa yang wajib untuk diperingati dan direfleksikan sebagai penanda jiwa kebangsaan dengan keutamaan Pancasila sebagai dasar panduan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demikian hal itu yang ditekankan oleh Ketua Umum GAPURA GANJAR NUSANTARA Yanti Susilawati,S.ST,Bd,MM, kepada anekafakta.com saat dimintai tanggapanya soal Hari Lahir Pancasila melalui sambungan telponya Minggu 28/5/2023.
Lebih lanjut ia katakan, peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2023 kali ini mengangkat tema "Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia".
Pancasila merujuk pada lima pilar yang menjadi dasar berdirinya Indonesia dan pertama kali dikemukakan oleh Presiden Soekarno pada 1 Juni 1945. Saat itu, Bung Karno menyampaikannya dalam rangkaian sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam pidatonya, ada lima konsep yang dasar negara yang dikatakan Bung Karno, yaitu kebangsaan, internasionalisme, permusyawarakarn, kesejahteraan, dan ketuhanan. Lima konsep dasar negara itu kemudian dirangkung dalam nama Panca Sila, atas petunjuk seorang ahli bahasa. Kata Pancasila diambil dari bahasa sansekerta, di mana Panca berarti lima dan Sila yang berarti dasar atau asas.
Wanita yang berdomisili tinggal di daerah Garut Selatan berprofesi Bidan serta menjabat sebagai Ketua Fatayat NU dikecamatan Sukarame Garut Jawa Barat ini menjabarkan, Peringatan Hari Lahir Pancasila mulanya tak diperingati rutin pada era Orde Baru, Sebab menurutnya pemerintah saat itu lebih memberi perhatian pada Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober. Bahkan, 1 Juni belum diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila, melainkan hanya peringatan pidato Bung Karno 1 Juni 1945 dan bukan menjadi hari nasional. Usulan Hari Lahir Pancasila sebagai hari nasional pertama kali diusulkan oleh Megawati Soekarno Putri kepada Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat itu menjabat sebagai Presiden ke-6 RI tambah Yanti.
Namun, penetapannya sebagai hari nasional baru terwujud di era Presiden Joko Widodo melalui Keppres Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila. "Keputusan Presiden tentang Hari Lahir Pancasila, pertama: menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila, kedua: tanggal 1 Juni merupakan hari libur nasional," demikian bunyi diktum pertama dan kedua Keppres tersebut. Setahun kemudian, 1 Juni sebagai hari libur nasional baru diterapkan.
Ketua Umum Gapura Ganjar Nusantara berharap dalam memperingati hari lahir Pancasila 1 Juni 2003 nanti, Pancasila janganlah hanya sebatas diawang awang, namun ia juga harus juga membumi, di implementasi kan dalam setiap hidup sehari hari, karena menurutnya...
" Dari PANCASILA Kita Belajar Bahwa KEMAJEMUKAN Itu Adalah Wujud Kekayaan Negri Yang Bertabur Keindahan,
Dari PANCASILA kita Belajar Bahwa Setiap Warga Negara Itu, Harus Bangga Dengan Identitasnya " untuk itu penting bagi kita
PANTJASILA harus di Camkan..!! Serta
Amalkan..!!
Hanya dengan saling mengakui kemerdekaan, berdamai dan memelihara perdamaian itu dengan saling berlaku adil lah *(KEMERDEKAAN, PERDAMAIAN ABADI & KEADILAN SOSIAL)* manusia-manusia dengan perbedaan yang banyak itu bisa dipersatukan.
Menyatukan dengan menyeragamkan itu menimbulkan pemaksaan, karena memang tidak akan pernah bisa diseragamkan. Pemaksaan itu tidak beradab, tidak beradab itu jahiliyah. jahiliyah itu kekafiran. Apakah kita akan mencampur - adukkan antara keimanan dgn kekafiran..?!
BERSATU itu menghormati kehidupan, menegakkan agama, kembali kepada fitrah penciptaan manusia yg diciptakan mempunyai kemerdekaan, agar manusia dapat saling menhormati kemerdekaan, saling bertoleransi akan perbedaan, berdamai-dan bersaudara, tolong-menolong bergotong-royong, bermusyawarah bersama di dalam memakmurkan kehidupan, walaupun harus dilakukan di dalam keberagaman.
Kalau seseorang itu bukan saudaramu seiman, ia adalah saudaramu sesama manusia pungkas Ketum Gapura Ganjar Nusantara
(HEDDOT/Red)
إرسال تعليق