Sultan Inayatsyah Daulat Yang Dipertuan Inderapura Minangkabau : Sultan, Raja dan Dzuriat Walisongo Kawal Wawasan Nusantara



Sultan Inayatsyah Daulat Yang Dipertuan Inderapura Minangkabau : Sultan, Raja dan Dzuriat Walisongo Kawal Wawasan Nusantara


Menjadi manusia Indonesia seutuhnya harus membuang ego diri dan sikap egois. Terlebih merasa diri lebih mulia dari anak bangsa lainnya. 

Sebab menjadi Indonesia itu berdasarkan sikap "merasa senasib dan sepenanggungan" sebagai bangsa yang harus berjuang dengan mengorbankan harta benda, Tahta bahkan nyawa.

Bentangan zamrud khatulistiwa Nusantara hingga kini masih tetap eksis dalam peta dunia merupakan bukti nyata perjuangan para Sultan, Raja, Dzuriat Walisongo dan Rakyat yang secara bersama-sama berjuang hingga berhasil memerdekakan Bangsa Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1945. 

Perjuangkan panjang bangsa Indonesia ini harus terus kita kawal, kita jaga, kita rawat, dan kita kembangkan agar kemerdekaan ini benar-benar menjadi berkah bagi semua anak bangsa yang telah berjuang.

Siapapun tidak boleh ada yang merasa Nasabnya lebih tinggi dari pada nasab anak bangsa yang lain. Siapapun tidak boleh ada yang merasa nasabnya lebih mulia dari nasab anak bangsa lainnya.

Apalagi sampai mengatakan, seorang habib yang bodoh lebih utama daripada 70 orang alim ulama yang bukan habib. Jelas itu cara berfikir otak dengkul yang tidak tahu sejarah peradaban Nusantara.

Hal ini disampaikan oleh Sultan Inayatsyah Daulat Yang Dipertuan Inderapura Minangkabau kepada anekafakta.com (Jum'at, 12/05/2023) di Jakarta.

Lebih lanjut Sultan mengatakan, Komitmen Para Sultan, Raja, Dzuriat Walisongo serta Rakyat terhadap NKRI adalah harga mati. Sebab di tanah ibu Pertiwi inilah kami dilahirkan, dibesarkan, dididik dan diasuh agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya sebagaimana yang sudah termaktub dalam Pancasila yang dimuat dalam pembukaan UUD 1945.

"Siapapun yang akan merobek atau berpotensi merobek kebhinekaan bangsa Indonesia akan berhadapan dengan kami para Sultan, Raja, dzuriat Walisongo dan Rakyat", Ucap Sultan.

Oleh karenanya, kami akan terus kawal kebhinekaan bangsa ini dengan Pandangan Dunia Wawasan Nusantara yang sudah terbukti mampu menyatukan ikatan batin bangsa Indonesia melalui sumpah pada tanggal 28 Oktober 1928. Itu sudah jelas komitmen kami kepada bangsa Indonesia.

Sebagai bentuk dukungan moral kami kepada Kyai Haji Imaduddin Utsman Al Bantani kami sangat mengapresiasi Risalah Ilmiah yang beliau sodorkan kepada bangsa Indonesia karena hal tersebut sangat mencerahkan kita semua dan membuka topeng kebohongan yang selama ini kita tidak tahu. 

Dalam kesempatan ini,  saya secara pribadi dan sebagai Sultan Yang Dipertuan Inderapura Minangkabau, meminta kepada Kyai Haji Imaduddin Utsman Al Bantani untuk terus melanjutkan penelitian ilmiah terkait dengan keabsahan nasab klan Baalawi yang saat ini menjadi perhatian publik agar menjadi terang benderang. Sehingga bangsa Indonesia benar-benar terbebas dari doktrin yang menyesatkan dan membodohi rakyat Indonesia. Tandas Sultan Yang Dipertuan Inderapura Minangkabau.

TB.Solehhudin/Red

Post a Comment

أحدث أقدم