Generasi Yang Dipersiapkan



Generasi Yang Dipersiapkan

Oleh Tubagus Solehudin

Menarik sekali diskusi tentang "Kesultanan Banten". Sebuah Imperium Ageung pada masanya.

Meskipun sekarang Kraton Surosowan yang menjadi  simbol kebesarannya hanyalah tinggal puing. Sekalipun sedang penataan tapi masih perlu kerja keras agar hasilnya bisa menggambarkan kemegahan sebagaimana "dongeng" para orang tua kita.

Kepada Penulis, Kyai Imad pengasuh Ponpes Nahdlatul Ulum Kresek pernah bertutur berdasarkan cerita dari leluhur keluarga besar kresek bahwa semua tamu dari Luar Negeri yang hendak bertemu dengan Sultan Banten sudah harus melepaskan sepatu atau sandalnya jauh sebelum memasuki kawasan Kraton.

Hal ini menunjukkan bahwa Sultan Banten memiliki Posisi yang sangat tinggi dalam pergaulan sosial antar negara. 

Hingga disuatu waktu, kemegahan itu hilang dan lenyap nyaris tanpa jejak. 

Konflik kepentingan Politik dan ekonomi yang disinyalir terjadi antar keluarga menjadi pemicu utama keruntuhan tersebut. 

Sampai disuatu waktu, deandles sang pegawai VOC melakukan tindakan politik diluar logika sehat yaitu Membubarkan Kesultanan Banten sebagai institusi negara yang berdaulat. Dan di bagi dalam serpihan-serpihan kecil yang sudah tidak bergigi lagi.

Saya selalu membaca narasi ini berulang-ulang. Dan selalu mendiskusikan dengan dulur-dulur dzuriat berkali-kali agar dapat suatu pemahaman yang utuh apa yang sesungguhnya terjadi pada saat itu.

Saya menangkap Sasmita ada sesuatu yang "Peteng" yang tidak terungkap. Atau bisa jadi memang tersimpan rapih hingga disuatu waktu semuanya diterangkan dengan terang benderang.

Inilah yang menarik adrenalin saya untuk terus menyimak setiap penuturan dari siapapun. Tidak perduli apakah beliau bergelar Profesor sejarah atau Seorang petani kecil tapi begitu mencerahkan penuturannya.

Yang paling saya hindari adalah orang-orang yang sok tahu dan sok paling tahu. Atau mengklaim penuturan dan catatan diri dan keluarganya yang paling otentik dan benar.

Dari pengalaman saya, yang seperti itu banyak yang mentok. Paling berakhir di kertas buram catatan saja. Tidak lebih. Dan tidak menggerakkan apa-apa kecuali sikap merasa paling berhak menjadi "Sultan". 

Sebagai penganut Mazhab Pemikiran Sejarah adalah Masa Depan saya harus menemukan pandangan lain dari sejarah yang terlihat dan terbaca dalam teks. 

Saya tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan berjama'ah karena narasi kekalahan yang selalu diulang-ulang dibacakan.

BABAD BANTEN sebagai organisasi massa berbasis dzuriat kesultanan Banten yang konsen terhadap sejarah, politik, budaya, pendidikan, ekonomi dan filsafat Pemikiran tentu berkewajiban untuk menguak sebuah misteri "Sejarah Peteng Kesultanan Banten". 

Karena saya percaya dan yakin di balik "sejarah Peteng" sepertinya ada sesuatu "Generasi Yang sedang dipersiapkan" oleh leluhur.(TS55).

Penulis adalah Ketum DPP BABAD BANTEN
Tubagus Solehudin

Post a Comment

أحدث أقدم