Sadisme Di Tengah Kita



Sadisme Di Tengah Kita

Oleh Mas Solehudin, Ketua Klub Study Islam (KSI) Nusantara

Tindakan Dandi sangat sadis. Tanpa rasa kemanusiaan sedikitpun menganiaya David hingga koma. Kita tidak habis pikir, anak muda yang kuliah di kampus elit Jakarta serta anak pejabat terhormat melakukan tindakan biadab begitu.

Kejadian sadis seperti yang dilakukan Dandi tidak hanya kali ini saja terjadi. Banyak kejadian serupa yang juga tidak kalah sadisnya. Kasus mutilasi yang sering terberitakan oleh media merupakan tindakan sadis diluar batas akal sehat kemanusiaan.

Padahal bila kita baca secara cermat, semua kejadian seperti yang menimpah David atau lainnya berawal dari hal masalah yang sederhana.

Bahkan bila saja diselesaikan dengan cara pertemanan bisa saja hasilnya happy ending. 

Namun ketidakmampuan "mengendalikan" emosi merupakan problem serius yang menimpa siapa saja. Padahal efeknya bisa menimbulkan masalah serius dikemudian hari.

Kasus Dandi merupakan cermin jelas "kebodohan emosi".  Walau siapapun memiliki potensi "kebodohan emosi". Siapapun bisa "gelap mata", bila "emosi" sudah menguasai pikiran, perasaan dan hati. Apalagi bila sudah menyentuh rasa "harga diri". Biasanya reaksinya kadang diluar batas nalar akal sehat.

Tindakan Sadis muncul biasanya ketika rasa harga diri merasa terinjak-injak dan sudah terbutakan oleh emosi yang mencengkram pikiran, perasaan dan hati.

Kasus Dandi dan seperti kasus lainnya bila dilihat secara cermat ujungnya bermuara pada "kebodohan emosi". Sehingga tidak lagi mampu berfikir panjang dan reflektif.

"Dandi" tidak lagi berfikir dampak dari perbuatannya. Dia mengira perbuatannya paling hanya menjadi hiburan dan bahan lelucon yang tidak lucu.

Atau dia mengira, kasusnya tidak akan menjadi perhatian publik karena bapaknya seorang pejabat dan berduit yang bisa menyelesaikan dengan cepat dan happy ending.

Tapi "Dandi" lupa atau "Dandi" tidak tahu orang yang dianiaya juga bukan anak "orang biasa" yang akan diam dan nerima begitu saja "permohonan maaf" dari "Dandi". Sehingga tindakan sadisnya memporak porandakan semuanya. Dirinya di penjara, bapaknya harus resign serta diusut sumber kekayaannya, dan keluarganya mendapat cemoohan yang tidak terbayangkan.

Tragedi David harus menjadi renungan kita semua sebagai bangsa. Prilaku sadis dan sadisme yang kerap terjadi sudah bukan peristiwa baru. Sudah sering media memberitakan. Tapi sepertinya dianggap angin lalu saja.

Bila kita, terlebih pihak yang paling bertanggung jawab dalam hal ini Pemerintah, tidak mengambil langkah penting dan mendasar untuk memperbaiki problem utamanya atau hulu masalahnya maka hilir masalahnya akan tetap saja terjadi.

Prilaku Sadis dan Sadisme akan terus menghiasi berita di media massa dan kita terus sibuk membicarakan perbuatan Oknumnya. 

Dalam hal ini, Pemerintah harus mengevaluasi total sistem pendidikan Nasional bangsa kita. Bisa jadi dari situ hulu masalahnya.

Kita patut memberikan apresiasi kepada ibu Kemenkeu Hajjah Sri Mulyani yang bertindak cepat dengan mencopot Bapaknya Saudara Dandi yang bekerja sebagai ASN di kementerian keuangan.

Mari kita kawal terus Kasus Dandi Cs. Agar semua yang terlibat masuk penjara. Dan dihukum sesuai dengan perbuatan sadisnya.

Post a Comment

أحدث أقدم