Pandangan Media dan Pakar Hubungan
Internasional China tentang Peran Indonesia di KTT G-20
ANEKAFAKTA.COM,JAKARTA
Harryanto Aryodiguno, Ph.D Dosen jurusan Hubungan
Internasional President University, Jababeka-Cikarang.
Menjelang
perhelatan KTT G20 yang ke-17 pada tanggal 15-16 November 2022 di Bali,
Indonesia, media China banyak yang menyoroti perkembangan dan menebak pertemuan-pertemuan penting antar kepala
negara. Tentunya yang lebih gencar diberitakan adalah apakah aka nada pertemuan
antara Joe Biden dan Xi Jinping di KTT tersebut? Kalaupun ada, topik utama apa
yang akan dibahas oleh pemimpin kedua negara tersebut?. Selain itu, terlepas
dari kedua isu yang menjadi headline di berita arus utama di China dan wilayah
Taiwan, ternyata banyak media yang memberitakan tentang peran Indonesia di
Presidensi G20 yang ke 17 ini dan tentunya hubungan China dengan Indonesia yang
semakin mesra,dan China juga merasa disaat-saat China di kritik karena perang
Rusia dan Ukraina, maupun karena gesekan antara China dan Amerika yang kerap
terjadi, Indonesia tidak pernah meninggalkan China dan selalu menjadi supporter
utama China disaat China merasa sendirian. Paling tidak, itulah yang dirasakan
oleh para diplomat China.
Berita
di China mewartakan bahwa kunjungan Presiden Joko Widodo ke China pada 25-26
Juli 2022 yang lalu merupakan bentuk kepedulian Indonesia terhadap kondisi
dalam negeri China yang baru bangkit kembali setelah sekian lama terdampak oleh
pandemic Covid19, sekaligus juga bentuk kepedulian dan perhatian yang tinggi
dari Indonesia sebagai saudara sejati yang pernah ditegaskan oleh presiden
Soekarno pada awal berdirinya Republik Rakyat China.
Dalam
kepemimpinan Joko Widodo, Indonesia diyakini telah membangun komunikasi dan
kepercayaan antara Indonesia dan China. Joko Widodo juga dianggap sebagai
pemimpin besar yang telah membangun hubungan bilateral sekaligus penggerak pola
pembangunan di China yang mulai mengarah ke Asia Tenggara sesuai dengan arah
Belt and Road Initiative. Wartawan media China menggambarkan pola kerjasama
Indonesia dan China seperti “ Si Lun Qu Dong” atau kemitraan bersama yang
strategis, yang kaya dan yang komprehensif. Oleh karena itulah, presidensi
Indonesia dalan KTT G20 kali ini di Bali harus di dukung full oleh China, termasuk
mengesampingkan sementara pertikaian dengan Amerika. Mengesampingkan pertikaian
dengan Amerika merupakan bentuk apresiasi dan dukungan yang tegas dari China
kepada Indonesia dalam memainkan peran konstruktif sebagai penyelenggara dan
pengatur utama dalam KTT G20.
China
dan Indonesia adalah negara berkembang yang penting dari segi jumlah penduduk
yang banyak, budaya yang bisa mempengaruhi kebudayaan internasional, maupun
perkembangan ekonomi yang diyakini akan menguasai dunia dan menggantikan peran
negara barat. Kedua negara memiliki kepentingan bersama dan tujuan pembangunan
yang sama. Sejak terjalinnya kemitraan strategis komprehensif kedua negara pada
tahun 2013, kerja sama kedua pihak di berbagai bidang telah berkembang dengan
pesat. Sekarang, kedua belah pihak bertekad untuk membangun komunitas yang
lebih dekat dengan membangun masa depan bersama. Melihat hubungan China dan
Indonesia saat ini, jelas adalah model saling menguntungkan dan bisa menjadi
contoh hubungan bilateral bagi negara-negara berkembang dan model untuk
pembangunan bersama dalam Kawasan . Kedua negara saat ini juga telah menjadi
perintis dalam kerjasama Selatan-Selatan.
Hubungan
China dan Indonesia merupakan manifestasi baik dari pola hubungan internasional
baru, yang sepenuhnya mewujudkan rasa saling menghormati, keadilan, kesetaraan
dan kerjasama yang saling menghormati sesuai dengan dasar konfusianisme dan
sifat-sifat sejati Pancasila. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan ekonomi
dan perdagangan bilateral dan hubungan di semua bidang lain telah mencapai
perkembangan yang positif dan pertumbuhan yang meningkat. Terlebih saat
pandemik mencuat, pandemic telah membawa tantangan besar bagi masyarakat
internasional, dan juga memberikan peluang yang baik bagi kedua negara untuk
lebih memperdalam kerja sama. Dari kerja sama menangani pademik hingga usaha
bersama dalam pemulihan pascapandemi kedua negara, sepenuhnya mencerminkan
ketahanan hubungan kedua negara. Oleh karena itu, hubungan China dan Indonesia
telah berkembang sangat baik dan kini telah mencapai tingkat tertinggi dalam
sejarah kedua negara. Kedua negara tentunya masih memiliki potensi kerjasama
yang besar dalam mengembangkan bidang-bidang lainnya sesuai dengan gambaran
bahwa kedua negara mempunyai jumlah penduduk, wilayah, budaya dan potensi yang
sama.
Media
utama China, CCTV menggambarkan hubungan China dan Indonesia, dari pembentukan
kemitraan strategis yang komprehensif, China dan Indonesia telah mempertahankan
pertukaran tingkat tinggi yang erat. Bahkan di dalam keadaan terpuruk akibat
pandemik, interaksi tingkat tinggi antara kedua negara tidak berhenti dan
sangat sering terjadi. Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo sering
berkomunikasi via telepon mendiskusikan kondisi dunia akibat Covid19. Kerja
sama kedua negara di berbagai bidang juga terus meningkat. Media China menulis
bahwa kepala negara asing pertama yang diundang ke China sejak Olimpiade Musim
Dingin Beijing adalah Presiden Joko Widodo. Menurut ulasan media pemerintah,
undangan Xi Jinping kepada Presiden Joko Widodo memggambarkan tingkat strategis
hubungan kedua negara dan pentingnya peran kedua pemimpin dalam berkomunikasi
dalam hubungan China dan Indonesia.
Gaya diplomasi
kedua kepala negara selalu mampu memberikan arahan strategis yang penting dan kekuatan
pendorong yang kuat bagi pengembangan hubungan bilateral China dan Indonesia.
Selama kunjungan Presiden Joko Widodo ke China, Presiden Xi Jinping dan Joko
Widodo melakukan komunikasi langsung tatap muka pertama dalam lebih dari dua
tahun. Di satu sisi, perlu untuk lebih memperdalam kemitraan strategis yang
komprehensif antara China dan Indonesia, mempromosikan pertukaran dan kerja
sama antara kedua negara di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, dan
people-to-people dan tentunya perasaan memiliki budaya yang sama, lebih lanjut
memanfaatkan potensi , dan memberikan dorongan lebih lanjut untuk lebih
membangun komunitas masa depan bersama yang lebih dekat. Di satu sisi, China
dan Indonesia, telah masing-masing telah memainkan peran penting di BRICS ( Brazil,
Russia, India, China, and South Africa) dan KTT G20 tahun ini. Hubungan
Internasional saat ini diyakini telah bertransformasi dan kekuatan dunia saat
ini telah memasuki satu momen yang dinamakan momen Asia, dimana kekuatan dunia
saat ini akan berporos di Asia. Ini menjadi satu tantangan untuk kedua negara
dalam membuktikan bagaimana kedua belah
pihak dapat lebih memperkuat dan memainkan peran penting melalui komunikasi dan
koordinasi antar dua negara besar di Asia ini. Kunjungan Presiden Jokowi ke
China kali ini juga memberikan kesempatan yang baik dalam menyatukan kekuatan
global, bersama-sama mengatasi tantangan yang dihadapi masyarakat internasional
, memainkan peran sebagai negara berkembang, dan meningkatkan peran sebagai
manager yang baik untuk menata dunia internasional menjadi lebih baik lagi.
Tahun ini, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah KTT G20, dan China menantikan
semoga kedua belah pihak akan memiliki pertukaran dan kerja sama tingkat tinggi
lebih lanjut di berbagai bidang.
Pengamat
hubungan internasional dari China meyakini bahwa kerja sama China dan Indonesia
dalam KTT G20 tahun ini akan menghadapi beberapa tantangan baru. Salah satunya
adalah tantangan dari Eropa, intensifikasi geopolitik telah berdampak pada
situasi internasional saat ini, seperti contoh dalam pemulihan ekonomi dunia
juga membawa beberapa gangguan, terutama gangguan ekonomi yang telah membuat
kolaps beberapa negara, pergantian kepala pemerintahan yang cepat di Inggris
dan hal-hal lain yang cukup mengganggu. Dalam keadaan seperti itu, peran G20
sebenarnya sangat penting, yaitu bagaimana mengumpulkan konsensus masyarakat
internasional dan upaya bersama masyarakat internasional untuk memecahkan
masalah yang kita hadapi bersama dan mempromosikan pemulihan yang tertib dan
stabil terutama dalam memulihkan ekonomi global. Dalam hal ini, Indonesia
sebagai negara berkembang yang penting memang memikul tanggung jawab yang
sangat berat. Selama ini Indonesia telah bertahan dari berbagai gangguan dan
tekanan dengan baik, serta mampu mengatasi tantangan tersebut dengan relatif
baik. Sebagai contoh, Indonesia yang selalu yakin bahwa KTT G20 adalah forum
utama kerja sama ekonomi internasional dan platform penting bagi tata kelola
ekonomi global, harus tetap fokus pada pemulihan ekonomi pascapandemi dan
beberapa agenda yang menjadi perhatian dan kebutuhan bersama bagi dunia
internasional. Contoh lain, Indonesia masih berpegang tegu bahwa semua anggota
G20 adalah sama dan penting, dan tidak ada anggota yang berhak melakukan
praktik diskriminatif terhadap anggota lainnya. China juga yakin bahwa Presiden
Joko Widodo juga secara aktif mengadopsi beberapa upaya mediasi diplomatik di
antara pihak-pihak terkait. Contoh lain, Indonesia baru saja sukses menjadi
tuan rumah Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 awal bulan ini. Jadi, menurut China
apa yang dilakukan Indonesia selama ini sangat berhasil.
إرسال تعليق