BRI KCP Melawai Kebayoran Baru Segel Rumah Anak Yatim Piatu


BRI KCP Melawai Kebayoran Baru Segel Rumah Anak Yatim Piatu


Sudah jatuh tertimpa tangga, inilah yang dirasakan 2 (dua) orang anak yatim piatu dari pasangan suami istri berinisial BSP (suami) dan HM (istri), debitur di Bank BRI KCP Melawai Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Pasalnya rumah yang kini ditinggalkan oleh BSP dan HM di daerah Tangerang Selatan (Tangsel) untuk kedua anaknya yang masih dibawah umur itu, saat ini dipasang pengumuman bertuliskan "Agunan Lelang, Tanah dan Bangunan Ini Merupakan Agunan Kredit Macet" oleh pihak Bank BRI KCP Melawai Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Hal ini pun dikeluhkan oleh WP paman sekaligus perwalian dari kedua anak tersebut, lantaran WP merupakan seorang yang awam terkait permasalahan 'Perbankan' dirinya pun meminta bantuan hukum kepada Riky Siregar, SH dan Partners.

"Perkaranya saat ini tengah ditangani Pak Riky yang telah dengan baik hati membantu saya dan kedua keponakan saya KN (12) dan KA (10) tanpa pamrih. Bantuan itupun tanpa dikenai biaya sepeser pun," ucap WP saat dikonfirmasi wartawan. Selasa (2/8/2022).

Meski begitu WP mengaku sangat terbantu, sebab tanpa ada bantuan dari Riky Siregar, SH dan Partners. WP merasa kebingungan menghadapi perkara tersebut.

Ia menuturkan jika BSP dan HM adalah debitur dari Bank BRI KCP Melawai Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"BSP dan HM ini memang sudah menjadi debitur di BRI sejak lama dan mereka sudah sering melakukan transaksi disana. Selama hidupnya menjadi debitur pembayarannya pun lancar sebelum akhirnya keduanya meninggal akibat terkonfirmasi Covid-19, dimana BSP meninggal pada 26 Juni 2021 sedangkan HM pada 15 Agustus 2021 hanya berselang 51 hari," beber WP.

Lanjut dia, BSP dan HM ini adalah debitur yang baik, namun karena keduanya telah meninggal akibat Covid-19 jadi anggsuran terbengkalai sehingga agunan berupa satu unit rumah di Tangerang Selatan disegel oleh pihak Bank BRI KCP Melawai Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Ini sudah diluar akal sehat, apakah pihak Bank BRI sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak mempunyai kebijakan terhadap debiturnya yang terkonfirmasi Covid-19 dan meninggal dunia," ujar WP kesal.
"Masa harus dibebankan kepada kedua keponakan saya yang masih dibawah umur yang telah ditinggalkan kedua orang tuanya dan saat ini menjadi anak yatim piatu, mereka kan belum mengerti apa-apa," sambung dia.

Ia juga membeberkan jika psikis dan kejiwaan kedua keponakannya saat ini sedang terguncang pasca ditinggalkan kedua orang tuanya.

 "Disini saya juga meminta peran serta pihak terkait untuk membantu kedua keponakan saya ini," harapnya. 

WP yang saat ini menjadi wali angkat kedua anak yatim piatu itu juga berharap agar pihak Bank BRI KCP Melawai Kebayoran Baru melihat dan mempertimbangkan nasib kedua keponakannya.
"Cukup mereka kehilangan kedua orang tuanya, jangan ditambah rumah mereka pun hilang karena dilelang, kasihan kedua anak ini yang masih kecil-kecil," imbuhnya.

Terpisah, Riky Siregar, SH menjelaskan bahwa status rumah tersebut masih dalam persidangan yang sedang berjalan, belum ada putusan hakim terhadap status rumah tersebut.

"Anehnya, kenapa pihak Bank BRI KCP Melawai Kebayoran Baru, tiba-tiba memasang pengumuman bertuliskan "Agunan Lelang, Tanah dan Bangunan Ini Merupakan Agunan Kredit Macet". Sedangkan rumah tersebut masih dalam persidangan," urai Riky.

Dalam perkara ini, Riky menyebut pihaknya merasa kasihan dengan nasib kedua anak yatim piatu tersebut yang secara mental masih dalam keadaan sedih karena ditinggalkan oleh kedua orang tuanya.
"Pakailah hati nurani, karena disini bapak dan ibunya telah wafat. Pihak BRI juga diduga telah lalai dengan tidak memberikan asuransi jiwa ke debitur pada saat akad agunan. Maka dengan adanya dugaan kelalaian ini pihak Bank BRI malah menambah beban berat bagi kedua anak tersebut," ujarnya. 

Riky menerangkan, sebelumnya WP paman kedua anak tersebut menanyakan ke pihak Bank BRI KCP Melawai Kebayoran Baru terkait akad agunan dan asuransi jiwa.

"Menurut pihak BRI dalam perjanjian agunan itu hanya ada asuransi kebakaran tidak ada asuransi jiwa karena bukan KPR. Lucunya lagi pihak BRI mengakui bahwa itu adalah kelalaian mereka ketika dipertanyakan oleh pihak keluarga terkait asuransi jiwa tersebut, sementara pinjamannya itu di angka ratusan juta, kenapa kok tidak ada asuransi jiwanya," ungkap Riky.

Riky juga mengaku jika pihaknya telah melayangkan surat kepada Menteri BUMN Erick Thohir dan DPRD DKI Jakarta Komisi XI serta Komisi VI pada tanggal 21 Juni 2022 lalu.

"Kami sudah bersurat ke Menteri BUMN Erick Thohir harapan kami pak Menteri BUMN dapat membantu permasalahan ini dengan membebaskan hutang piutang kedua almarhum dari Bank BRI KCP Melawai Kebayoran Baru dengan mempertimbangkan segala aspek, apalagi kedua orang tuanya meninggal karena Covid-19," tandasnya.

Sementara sampai berita ini ditayangkan pihak Bank BRI KCP Melawai Kebayoran Baru belum dapat dikonfirmasi atas permasalahan tersebut.

Post a Comment

أحدث أقدم