Pertapaan Pringgodani Yang terletak di Desa Blumbang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng),Kini Cukup Ramai dibicarakan Publik

Pertapaan Pringgodani Yang terletak di Desa Blumbang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng),Kini Cukup Ramai dibicarakan Publik


Lilik Adi Goenawan (45) Kabiro PENJURU.ID Kutai Barat bersama Nayaka Pidada (40) Kabiro PENJURU.ID Denpasar Bali mengadakan perjalanan mapak 1 Suro 1955 Tahun Saka Jawa menuju Pertapaan Pringgodani Gunung Lawu pada Minggu, 8 Agustus 2021.

Mungkin banyak orang yang ingin melakukan kegiatan Spiritual jelang 1 Suro 1955 Tahun Saka Jawa salah satunya di Pertapaan Pringgodani. Tapi banyak hal yang harus di Persiapkan terkait syarat perjalanan seperti Surat Vaksin Covid 19, Surat Rapid Antigen dan Surat Tugas serta tentunya harus mentaati Protokol Kesehatan.

"Saya salah satu orang yang beruntung di beri kemudahan mengadakan perjalanan dari Bali menuju Jawa hingga akhirnya bisa melaksanakan persembahyangan di Pringgodani Gunung Lawu Jawa Tengah yang kedua kalinya." Kata Lilik Adi Goenawan S.Ag Ketua Umum Yayasan Sabda Daya Nusantara pada awak media, Rabu (11/08).

"Bagi yang tak bisa datang ke Pepunden para leluhur cukup berdoa dari rumah saja karena saat ini negara kita sedang tidak baik baik saja." tegasnya.

Ketua Yayasan Sabda Daya Nusantara memaparkan bahwa Pringgodani menurut saya bukan hanya sekedar tempat wisata religi itu yang perlu di garis bawahi karena Pertapaan Pringgodani adalah salah satu tempat yang sakral untuk memanjatkan doa di saat Negera kita sedang tidak baik-baik saja.

Tepatnya 8 Agustus 2021 Saya mulai menaiki tangga demi tangga ditengah kegelapan dan dinginnya malam yang menusuk tulang sumsum sampai di Pos 1 mampir ke Warung Mas Agus Owner Liwung Art Pringgondani Lawu untuk membeli T-shirt Putra Wayah Pringgodani dan beberapa Accesoris hasil karya ciptanya.

Lalu Saya beserta Nayaka Pidada melanjutkan perjalanan dan membutuhkan waktu 2 jam saat tiba di Sendang Gedang Kami memanjatkan doa dan mulai membasuh muka dan mencuci tangan di mata air yang sangat bening dan segar rasanya menghilangkan rasa letih seketika.

Hingga akhirnya tepat jam 23.00 Wib kami sampai di Pertapaan Pringgodani lelah sudah tak ada rasanya sekitar jam 01.00 WIB Saya mulai memasuki Pertapaan Eyang Panembahan Koconegoro dengan tak lupa membakar dupa yang tujuannya sebagai sarana wewangian untuk Wening dan memohon pada Tuhan Hyang Maha Kuasa dan Restu para Leluhur Tlatah Gunung Lawu.

Seberapa dingin Pertapaan Pringgodani?
Pertapaan Pringgodani terletak di sisi barat lereng Gunung Lawu pada ketinggian 1.300 mdpl. Dengan ketinggian itu, maka hawa dingin memang sering membuat suhu tubuh ikut menurun drastis.

Salah satu tempat bertapa brata para pelaku spiritual dan sering dikunjungi para peziarah adalah Pertapaan Pringgodani
Peziarah biasanya memanjatkan permohonan sesuai dengan cara dan kepercayaan masing-masing di lokasi itu.

Puncak ritual di Pertapaan Pringgodani salah satunya adalah mandi di tujuh pancuran alami yang airnya memancar dari tebing.

Ritual itu dilakukan berurutan, sesuai dengan urutan masing-masing pancuran dan dilakukan tepat tengah malam. Terbayang bagaimana dinginnya?

Tak Semua Kuat Bertapa di Pertapaan Pringgodani biasanya ramai dikunjungi saat menjelang pergantian tahun baru Saka Jawa (Mapak 1 Suro).

Salah seorang tokoh masyarakat Desa Pancot Tawangmangu Ki dalang Sulardianto Pringgocarito mengatakan tak sembarang orang kuat bertapa di Pertapaan Pringgodani.

Menurutnya, hanya mereka yang berhati bersih dan tulus yang kuat bertapa di Pertapaan Pringgodani. Banyak pelaku ritual yang mencoba ilmu atau sekadar coba-coba, namun akhirnya hanya kesurupan.

"Namun banyak juga yang sukses dan berhasil, naik jabatan, jadi pejabat, pedagang sukses juga banyak," papar Ki Dalang Sulardianto Pringgocarito. Cukup ajaib, bukan?

Pertapaan Pringgodani merupakan petilasan Eyang Panembahan Koconegoro. Beberapa pihak menganggap sosok Eyang Panembahan Koconegoro tak ada.

Eyang berarti yang dituakan, panembahan berarti tempat, koco atau kaca berarti cermin, dan negoro atau negara berarti diri.

Sehingga nama itu disematkan sebagai penegasan bahwa lokasi tersebut adalah tempat yang dituakan atau dikeramatkan untuk bercermin atau memperbaiki diri.

Untuk mencapai tempat sakral yang merupakan salah satu tujuan para pertapa mengasingkan diri dari hirup pikuk keduaniawian tersebut, pengunjung harus siap menghadapi medan berat.

Pengunjung harus rela berjalan kaki dari lokasi parkir di Desa Blambangan selama sekitar 1- 2 jam. Dilaporkan penjuru.id, jalan menuju Pertapaan Pringgodani naik turuna. Tanjakan dan turunan menuju lokasi tersebut pun cukup terjal. Belum lagi suhu udara pegunungan yang bisa membuat tubuh menjadi menggigil saking dingin. Pertapaan Pringgodani memiliki fasilitas yang cukup memadai. Ada lokasi bertapa, toilet, dan warung makan di dekat Pertapaan Pringgodani.

Pada Senin,9 Agustus 2021 Ketua Yayasan Sabda Daya Nusantara Lilik Adi Goenawan.S.Ag bertemu seorang Dalang yang berasal dari Desa Pancot Ki Dalang Sulardianto Pringgocarito ( Jayeng Lawu ) Sekitar jam 20.00 Wib Kami mengadakan Doa Bersama Lintas Agama Mapak 1 Suro 1955 Tahun Saka Jawa di Sanggar Eyang Panembahan Koconegoro. Tentunya hanya di ikuti kalangan terbatas dan melaksanakan Prokes Ketat.

Acara berlangsung Khidmat di pimpin Oleh Ki Dalang Suardianto Pringgocarito dengan memanjatkan doa untuk seluruh Putra Wayah Pringgodani dan Mendoakan Indonesiaku yang sedang tidak baik-baik saja.

Setelah acara doa lintas agama selesai kami cuci tangan dan tentunya membuka masker lalu makan bersama Nasi Tumpeng artinya Tumpeng tersebut ya untuk di makan bersama agar di ketahui bagi yang menganggap Kami musrik dan menduakan Tuhan.

Tumpeng bermakna universal yang intinya sebagai rasa ungkapan syukur masih di beri perlindungan dan kesehatan jasmani serta rohani.

Esok harinya tepat hari Selasa 10 Agustus 2021 Kami kembali mengadakan Doa Bersama Lintas Agama yang hanya di ikuti kalangan terbatas di Sendang Wali Pringgodani yang di pimpin oleh Ki Dalang Suardianto Pringgocarito.

"Usai acara Selamatan 1 Suro 1955 Tahun Saka Jawa Saya kembali pamit turun gunung Lawu untuk kembali menjalankan tugas Ngelakoni Lakuning Urip, sebelum pulang saya menuju Sendang Manten untuk Tirta Yatra membersihkan badan kasar dari segala pengaruh unsur negatif." papar Ketua Yayasan Sabda Daya Nusantara.

"Puji syukur ritual mapak 1 Suro 1955 Tahun saka Jawa berlangsung Aman dan lancar tak lupa Kami haturkan banyak terima kasih kepada Bopo Jasin Pringgondani,terima kasih Kang Mas Ki Dalang Suardianto Pringgocarito dan tak lupa juga kepada Tim Keamanan Paguyuban Putu Wayah Pringgodaniyang telah membantu proses Doa Bersama Lintas agama di Pringgodani Gunung Lawu Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah.

Rudy/Red

(Sumber: Adi Penjuru )

Post a Comment

أحدث أقدم