15 Pelukis Kontemporer Gelar Pameren Di Museum Basoeki Abdulah Bertema "Semesta Perempuan"



15 Pelukis Kontemporer Gelar Pameren Di Museum Basoeki Abdulah Bertema "Semesta Perempuan"



Sebagai rangkaian program kerja Museum Basoeki Abdullah pada tahun ini, Museum Basoeki Abdullah menyelenggarakan Pameran Seni Rupa Kontemporer, yang mengangkat tema perempuan, yaitu "Semesta Perempuan". 

Tema tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa sebagian karya-karya Basoeki Abdullah memiliki spirit "keperempuanan", baik dalam konteks estetis, sensualitas hingga spiritual. Pameran ini juga untuk merayakan ketokohan Basoeki Abdullah dalam terus konsisten bekerja dengan karya- karya seni lukisnya.

Museum Basoeki Abdullah mengundang para perupa yang berkutat dengan karya-karyanya untuk meneguhkan atau bahkan mengembangkan tentang tema tersebut. Artinya, para seniman peserta diminta untuk berkarya dengan gaya, cara, penafsiran, isi dan narasi secara personal diri sendiri terhadap wacana tema dan bentuk pameran yang ditawarkan.

Pameran diikuti lima belas perupa dari berbagai wilayah di tanah air, yaitu Jakarta, Banten, Bandung, Yogyakarta, Bali, Sulawesi Selatan dan Papua.


Kelimabelas karya yang dipamerkan semua merupakan karya seni lukis diatas kanvas dengan eksplorasi media yang beragam mulai dari cat minyak, cat akrilik, ballpoint. Begitu pula genre seni lukis yang menjadi pilihan seniman, sangat bervariasi mulai dari realisme, ekspresionisme, impresionisme hingga metarealis-surealisme. Karya yang dipamerkan sebagian besar merupakan karya terbaru, tahun 2020, yang khusus diciptakan perupa pada pameran ini dengan mengangkat berbagai dinamika sosial budaya yang tengah terjadi, termasuk di dalamnya tema kemanusiaan: Pandemi Covid 19.

Pameran ini seyogianya diselenggarakan pada tanggal 25 September hingga 25 Oktober 2020, namun karena adanya pelonggaran PSBB di wilayah Jakarta terkait wabah Covid 19, pameran Semesta Perempuan diperpanjang hingga tanggal 21 November 2020, pameran temporer Semesta Perempuan ini dilaksanakan dalam dua bentuk pameran yaitu pameran daring (melalui virtual tour) dan pameran luring (pameran secara fisik). Pameran secara fisik diselenggarakan dengan memperhatikan standar protokol kesehatan yang ditetapkan Pemerintah.

Kurator pameran tersebut yakni, Citra Smara Dewi dan Dian Ardianto. Dalam pengantar kuratorialnya, Citra Smara menekankan pentingnya keterlibatan perupa-perupa luar Jawa Bali dalam pameran ini untuk memberi kesempatan perupa-perupa Nusantara menampilkan karya terbaiknya. 

"Dengan berbagai ideologi dan latar belakang sosial budaya, kita dapat melihat bagaimana sosok perempuan hadir sebagai sumber inspirasi berkarya dari para seniman lintas kultural, kata Citra Smara, Sabtu (21/112020)

Sementara itu, Kepala Museum Basoeki Abdullah, Dra. Maevah Salmah menjelaskan bahwa, perempuan sebagai sumber inspirasi jangan hanya sebagai objek, namun menjadi subjek dalam dirinya dan memiliki peran penting dalam semesta alam. 

"Terlebih di era pandemi covid 19, perempuan juga diharapkan sebagai garda terdepan dalam menjaga menjaga keseimbangan kehidupan," papar Maevah Salmah.

Dirinya berharap pameran tersebut mampu memberikan suguhan inspiratif, edukatif, dan rekreatif bagi khalayak luas, khususnya di tengah pandemi Covid ini dan mampu memberikan motivasi untuk menumbuhkan kecintaan dan penghargaan kepada para seniman daerah. 

"Karena seni tidak lebih penting dari hidup itu sendiri, seni punya peran untuk menjaga kewarasan publik di masa karantina ini dan tentunya keselamatan publik jelas lebih utama," tutup Maevah. 

Post a Comment

أحدث أقدم