Keterbatasan Perayaan Hari Anak Nasional Dan Hari Besar Nasional Disiasati Oleh Guru/Siswa SMPN 14 Tangsel


Ket FOTO : KEPALA SMPN 14 KOTA TANGSEL : ALAN SUHERLAN


Keterbatasan Perayaan Hari Anak Nasional Dan Hari Besar Nasional Disiasati Oleh Guru/Siswa SMPN 14 Tangsel



sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal masih terus melanjutkan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) secara daring/luring hingga batas waktu yang lama. 

Selesai  acara PPDB 2020 - 2021 minggu lalu rangkaian di lanjut dengan pelaksanaan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). 

Kemudian untuk perayaan Hari Anak Nasional (23/7) SMPN 14 Tangsel berlangsung secara daring/luring dari rumah siswa masing -masing sesuai protokol kesehatan covid 19 (Corona virus disease 2019 ).




Alan Suherlan , Kepala SMPN 14, Kota Tangerang Selatan pada kesempatan kemarin Jum'at (24/7) dari ruang kerja nya mengatakan pada media," selain belajar dari rumah,banyak peringatan hari besar nasional yang tidak bisa dirayakan disekolah. 

Acara tatap muka di masa PPDB, MPLS dan KBM dilokasi secara psikologi dapat meningkatkan imunitas manusia dan membina keakraban guru dan siswa. 

Pada dasar nya manusia sebagai mahluk sosial sangat membutuhkan interaksi, tatap muka (face to face), sentuhan, tegur sapa, senda gurau, perhatian langsung dan sebagai nya. 

Jika hal tersebut diatas dibatasi jelas hidup ini seperti ada yang kurang", beber nya.

Namun jika protokol kesehatan di langgar/diabaikan di masa covid 19 akan menjadi lebih celaka lagi bila keamanan dan keselamatan siswa maupun guru tak bisa ter kontrol. 

Hal ini menjadi bahan pertimbangan pimpinan di jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang Selatan. 

Hemat saya selaku Kepala SMPN 14 Tangsel, di Hari Anak Nasional kemarin tidak ada tatap muka. Ini satu apresiasi dan bentuk rasa sayang orang tua/guru kepada para siswa.

Kemudian Alan Suherlan menambahkan," nasib anak lndonesia sangat memprihatinkan, belum sepenuh nya mendapat pendidikan yang layak, belum sepenuh nya mendapat perlindungan, belum semua anak lndonesia mendapatkan rasa aman dan nyaman, tidak semua anak terpenuhi hak- hak nya. Tanggung jawab ini ada di pundak orang tua, pemerintah, masyarakat dan lingkungan. Implementasi tanggung jawab sekolah pada anak didik terus menerus di tingkatkan, kami siap mengakomodir kebutuhan siswa seperti : kesempatan siswa melanjutkan pendidikan, mempermudah birokrasi, mencukupi sarana prasarana, hubungan yang harmonis dan lain nya. Jika masih banyak yang tidak mampu kami akomodir harap di maklum saja, sekolah punya keterbatasan", ungkap nya. Disamping itu meskipun hingga saat ini anak didik masih belajar dari rumah, fisik/ gedung sekolah tetap mendapat perawatan yang intensif, semoga bila tiba masa nya dimana anak didik bisa kembali belajar bersama dan tatap muka maka seluruh kejenuhan diharapkan akan sirna. Karena sejak libur covid 19 sekolah punya banyak waktu untuk berbenah dan menata", demikian pungkas Alan.  

MERCY/Red

Post a Comment

أحدث أقدم