Pak Presiden Terimakasih, Sebanyak 97 Persen Nelayan Sudah Dapat BLT dan Sembako

Pak Presiden Terimakasih, Sebanyak 97 Persen Nelayan Sudah Dapat BLT dan Sembako


Nelayan Indonesia menyatakan berterimakasih kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'aruf Amin beserta jajarannya, yang telah memberikan bantuan kepada mereka.

Hingga kini, disebut sudah mencapai 97 persen nelayan yang sangat membutuhkan bantuan itu, telah menerima penyaluran bantuan.

Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Siswaryudi Heru menyampaikan, BLT dan Bansos maupun Bantuan Sembako yang dipersiapkan oleh pemerintah sudah tiba di tangan nelayan.

"Bantuan itu sangat dibutuhkan nelayan. Dan, kini sudah sampai 97 persen BLT, Bansos dan Bantuan Sembako nyampe ke tangan nelayan," ungkap Siswaryudi Heru, lewat sambungan telepon, Senin (27/04/2020).

Siswaryudi Heru yang juga Ketua Bidang Kelautan dan Perikanan Pengurus Pusat Dewan Ekonomi Indonesia Timur (DEIT) itu mengatakan, meski tak banyak-banyak, bantuan-bantuan tersebut sangat terasa manfaatnya bagi nelayan Indonesia dalam situasi wabah Covid-19 ini.

"Memang dari sisi nilai, tak seberapa. Namun, itu sangat berarti dan sangat dibutuhkan nelayan kita saat ini. Kita, nelayan Indonesia juga menyampaikan terimakasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'aruf Amin beserta jajarannya, karena telah memperhatikan nelayan," tutur siswaryudi Heru.

Lebih lanjut, Wakil Ketua Komite Tetap (Wakomtap) Hubungan Antar Lembaga Dewan Pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin)  ini menyebut, wabah Virus Corona atau Covid-19 yang mendera hampir semua segmen masyarakat, masih terus berlanjut.

Pemerintah telah menyiapkan sejumlah jaring pengaman sosial seperti pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Sosial (Bansos) dan Bantuan Sembako bagi masyarakat miskin dan yang menangah ke bawah. Nelayan, merupakan segmen masyarakat yang sangat perlu memperoleh bantuan pemerintah.

Di situasi ini, lanjut Siswaryudi Heru, nelayan hampir tak bisa melaut untuk menangkap ikan. Kondisi ini, diperparah dengan banyaknya persoalan yang serba mendera. Selain cost  melaut yang sangat tinggi, proses transaksi jual beli ikan juga masih belum normal.

Juga, banyak kendala teknis yang terjadi. Seperti terjadinya pendangkalan pelabuhan atau pesisir di wilayah-wilayah nelayan Indonesia. Kondisi ini sangat membutuhkan perhatian serius dari pemerintah, dengan segera.

Siswaryudi Heru yang juga anggota Pengarah Dewan Perubahan Iklim Nasional ini menekankan, perlu upaya bersama untuk melakukan recovery  sektor nelayan. Agar geliat penangkapan ikan dan aktivitas nelayan bisa kembali memutar roda ekonomi Indonesia.

"Seperti di Mamuju, Sulawesi, terjadi pendangkalan. Dan ini perlu dilakukan recovery," ujarnya.

Di situasi ini, lanjut Siswaryudi Heru, semua pihak memang harus bergandengan tangan untuk mengatasi persoalan yang ada.

Untuk melakukan recovery itu misalnya, kata dia, paling tidak sudah ada dua perusahaan Indonesia yang berkomitmen akan melakukan recovery Nelayan Indonesia.

Kedua perusahaan itu adalah PT Perta Daya Gas dan PT Sejahtera Berkah Abadi. Keduanya adalah  perusahaan  dalam negeri.

"Untuk melakukan dan membantu recovery, dua perusahaan itu sudah menyatakan komitmennya. Termasuk untuk melakukan pendalaman pelabuhan yang dangkal sudah komit akan dilaksanakan," beber Siswaryudi Heru.

Karena itu, dia juga berharap, pemerintah terus memberikan perhatian bagi nelayan Indonesia, dan sektor-sektor masyarakat lainnya, yang bisa memutar roda perekonomian Indonesia.

"Untuk recovery, nelayan mohon untuk sangat dibantu. Sekali lagi, Pak Jokowi, terimakasih. Hampir 97 persen nelayan di daerah sudah mendapat BLT dan Sembako. Meski tak seberapa, tetapi sangat membantu nelayan di pandemic Covid-19 ini," tutur Siswaryudi Heru.JON/Red


Post a Comment

أحدث أقدم