Jaga Kesehatan Lingkungan Kapal Perang, Kolinlamil Fumigasi KRI Banjarmasin 592

JAGA KESEHATAN LINGKUNGAN KAPAL PERANG,
KOLINLAMIL FUMIGASI KRI BANJARMASIN 592


Satya Wira Jala Dharma. Dinas Kesehatan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) melaksanakan fumigasi di Kapal Perang KRI Banjarmasin 592 yang sandar di Dermaga Semampir Baru Timur, Surabaya, jum'at (14/2). KRI Banjarmasin 592 yang dikomandani Letkol Laut (P) Sobarudin, M.Tr.Hanla. melaksanakan fumigasi dalam rangka upaya pemeliharaan alutsista dan menjaga komponen-komponen peralatan utama lainnya unsur kapal perang jajaran Komando Lintas Laut Militer.

Fumigasi diawali dengan menutup pintu-pintu, ventilasi udara dan blower mulai dari Deck "H" sampai dengan Deck "E" untuk memastikan tidak ada suplai udara yang masuk kedalam ruangan sehingga hasil fumigasi dapat maksimal.

Mengingat Fumigasi menggunakan bahan-bahan berupa Methyl Bromide dan Phostoksin yang sangat  berbahaya bagi manusia, personel yang terlibat wajib menggunakan peralatan yang safety terutama penggunaan Masker dan sarung tangan.

Sebelum Gas Methyl Bromide di alirkan melalui selang transfer dan Phostoksin disebar, Tim Diskes Kolinlamil, Perwira Jaga KRI BJM-592 dan tim pengamanan Satlinlamil Surabaya melaksanakan pengecekan untuk memastikan tidak ada prajurit yang terjebak dan tertinggal di dalam ruangan. Setelah dinyatakan kapal steril dari personel dan tidak ada aliran listrik yang menyala, maka Fumigasi dimulai.

Kegiatan fumigasi oleh tim Diskes Kolinlamil ini mulai dari  penyemprotan/pengasapan sampai bekerjanya obat secara efektif dibutuhkan waktu sekitar 24 sampai 30 jam dengan kondisi ruang-ruang kapal perang tertutup rapat. 

Setelah selama kurang lebih 30 jam, Tim Fumigasi mulai membuka seluruh penutup pintu-pintu, ventilasi udara dan blower mulai dari Deck "H" sampai dengan Deck "E" dan mendapatkan hasil cukup memuaskan. Banyak sekali serangga berupa yang ditemukan didalam ruangan.

Sedangkan untuk bagian atau daerah pojok-pojok kapal, setelah dilaksanakan fumigasi disebarkan Mephos berbentuk tablet guna memaksimalkan pemusnahan tikus, kecoa, lalat dan laba-laba serta hama lainnya.

Dan selanjutnya dilaksanakan pengeluaran asap yang mengandung obat tersebut dengan membuka ruang-ruang kapal dan dilaksanakan penyedot udara dengan menghidupkan blower hisap/penyedot udara sampai dinyatakan kondisi aman dan sehat sesuai alat pengukur kesehatan.

Menurut Kadiskes Kolinlamil Letkol Laut (K) dr. Arie Widiyasa, Sp. OG. Kegiatan fumigasi yang dilaksanakan ini merupakan bagian dari program kerja Diskes Kolinlamil yang diselengggarakan setiap triwulan dengan skala prioritas untuk pemeliharaan kapal perang dari serangan hama diantaranya tikus, kecoa, lalat, laba-laba dan hama lainnya yang dapat merusak kelengkapan peralatan dalam mengoperasikan kapal perang.

"Fumigasi dilakukan dalam upaya menciptakan lingkungan kapal yang sehat dan mencegah dari serangan hama yang juga dapat merusak alutsista kapal" jelas dokter spesialis kandungan ini

Demikian pula, kegiatan fumigasi ini juga dapat membasmi keberadaan nyamuk aedes aegypti yang dapat menyebabkan demam berdarah maupun jenis nyamuk anopheles yang bisa menyebabkan penyakit malaria yang mungkin bersarang di kapal perang.

Sementara itu Panglima Kolinlamil Laksda TNI Ahmadi Heri Purwono, S.E., M.M. menegaskan bahwa fumigasi dapat menciptakan dan meningkatkan lingkungan yang sehat didalam kapal perang terutama bagi anak buah kapal selama melaksanakan kegiatan dan aktivitas dikapal perang dalam kegiatan operasi maupun selama dipangkalan.

"Fumigasi akan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman, sehingga akan memberikan ruang kerja yang menyehatkan bagi para prajurit KRI" ujar Panglima Kolinlamil. 

Eva/Red

(Sumber:Dispen Kolinlamil).

Post a Comment

أحدث أقدم