Tingkatkan Pengawasan, Lapas Pemuda II A Tangerang Adakan Razia Rutin

Tingkatkan Pengawasan, Lapas Pemuda II A Tangerang Adakan Razia Rutin


Guna mengantisipasi kembali terjadinya pengendalian narkoba dari dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) oleh narapidana, Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang berupaya meningkatkan pengawasan. Hal itu dikatakan Plt Kepala Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang, S.E.G. Johannes, Senin (11/11/2019).

Menurut Johannes, persoalan handphone (HP) di dalam lapas memang menjadi persoalan yang tak kunjung tuntas. Padahal pihaknya sudah berupaya mengoptimalkan petugas yang ada dengan memeriksa setiap pengunjung dan barang bawannya menggunakan X-Ray serta melakukan razia rutin ke setiap sel yang dihuni narapidana.

"Setiap pengunjung kita periksa termasuk barang bawannya dan kita juga sudah berkali-kali merazia serta melakukan pengawasan yang ketat, tapi tetap saja HP itu bisa masuk. Belum lama kita lakukan razia. Setiap razia kita lakukan juga test urine," ujarnya.

Selain itu, Johannes juga mengatakan, bahwa langkah strategis juga telah dilakukannya yaitu salah satunya dengan melakukan perubahan jam dan waktu kunjungan, yang semula sampai dengan jam 16.00 WIB menjadi hanya sampai jam 12.00 WIB, dalam rangka antisipasi upaya menyelundupkan barang terlarang seperti HP dan lainnya.

Perubahan jam kunjungan menjadi perhatian Kalapas dikarenakan, diatas jam 12.00 WIB dapat menjadi suatu kerawanan bagi yang berkeinginan melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan tersebut diatas.

"Dengan melihat memanfaatkan kelengahan kondisi petugas pemeriksaan dan penggeledahan yang bisa saja dalam keadaan lelah, sehingga menurun ketelitian dan kewasapadaan. Upaya ini dilakukan juga tentunya suatu langkah pencegahan yang dimaksudkan," katanya.

Sementara itu, Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Pemuda Kelas IIA Tangerang, Chandra menjelaskan, bahwa alat komunikasi seperti HP bisa masuk ke dalam Lapas karena petugas kemanan (Sipir) yang ada jumlahnya sangat terbatas.

"Tentu hal tersebut juga menjadi evaluasi bagi kami agar kedepannya lebih baik. Di sini ada sekitar 3000 lebih warga binaan, dari jumlah tersebut jelas sangat over load. Kemudian petugas kami terbagi dua yaitu administrasi dan pengamanan. Jadi sangat tidak sebanding," terang Chandra kepada wartawan Senin (11/11/2019) diruang kerjanya.

Namun demikian, lanjut Chandra, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi gangguan keamanan dan ketertiban yang dilakukan narapidana/tahanan. 

"Belum lama ini kami gelar razia rutin guna mengontrol blok/kamar hunian. Alhamdulillah terlaksana dengan tertib dan aman, tidak ditemukan HP, Narkoba dan barang barang yang dianggap terlarang," tandasnya.

Post a Comment

أحدث أقدم