H - 2 Lebaran Di Sampang, Akan Ramai Dengan Istilah Preman
SAMPANG, Anekafakta.com - Warga masyarakat di Kabupaten Sampang Madura Jawa Timur pasti mengenal dengan istilah "Preman" yang biasanya muncul saat situasi dan kondisi tertentu
Namun sebutan tersebut bukan dalam arti sebenarnya yang diterminologikan sebagai sekelompok orang atau pribadi yang kerap melakukan tindakan mengarah kriminal, melainkan sebutan "Preman" ini dimaknai sebagai akibat dampak dari situasi dan keadaan yang terjadi di masyarakat menjelang hari hari tertentu seperti hari besar Keagamaan maupun perayaan lainnya
Sehingga akan berpengaruh terhadap kepadatan maupun keramaian dan kebutuhan masyarakat meningkat hingga menyebabkan nilai barang maupun jasa cukup tinggi serta berdampak terhadap tidak terkontrolnya harga barang maupun jasa termasuk juga jasa angkutan umum dan jasa lainnya
Istilah "Preman" ini tidak hanya dimanfaatkan oleh para Pedagang tetapi juga merupakan berkah bagi para pengelola jasa angkutan dan jasa lainnya
Mendekati Hari Raya Idul Fitri 1446 H/ 2025 M tentu akan muncul kembali istilah "Preman" terutama pada H-2 Lebaran yaitu sabtu 29/3, pasalnya di hari tersebut merupakan pasaran terakhir di Pasar Srimangunan, diketahui untuk hari pasaran di Pasar Srimangunan yang merupakan Pasar terbesar di Kabupaten Sampang pada selasa dan sabtu, kondisi itu diikuti oleh sejumlah Pasar tradisional maupun Toko penyedia barang lainnya
Dan di hari tersebut merupakan puncak arus mudik maupun kesempatan warga masyarakat berbelanja untuk memenuhi keperluan Lebaran
Hj St Aminah 40 warga Kecamatan Jrengik yang ditemui di salah satu Toko Fashion yang ada di jalan Hasyim Asy'ari kamis 27/3 mengaku sengaja berbelanja H-4 untuk menghindari keramaian
"Kalau masalah harga naik itu sudah biasa mas tapi yang terpenting terhindar dari keramaian, ini saja sudah mulai ramai pengunjung," ujar St Aminah
Diungkap oleh H Subhan 65 warga Kelurahan Gunung Sekar, istilah "Preman" ini sudah lama dan masih berlangsung hingga kini
"Kalau berdampak terhadap kenaikan harga yang tidak terlalu mencolok gak masalah, tapi bila kenaikannya tidak wajar ini yang jadi persoalan," tuturnya
Ia berharap Pemerintah melalui Instansi terkait turun tangan untuk melakukan kontrol dan Pengawasan guna mengatasi hal tersebut. (Imade)
Posting Komentar