Wayang Masuk Sekolah Berbasis Teknologi,
Upaya Penyelamatan Aset Budaya Bangsa
ANEKAFAKTA.COM,Badung
Ratusan siswa SD HighScop Indonesia di Bali yang beralamat di Jln. Muding Indah X No.9 80117 Kerobokan Kaja Bali mengikuti program Wayang Masuk Sekolah edisi kegiatan "Wayang Goes to School". Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional 2024. Kegiatan juga diikuti oleh guru-guru seni budaya, yang sekaligus mendampingi siswa-siswi dalam kreativitas wayang yang kegiatannya meliputi mewarnai wayang, menggunting, mengelem, dan memberikan tangkai wayang.
Sambutan pihak HighScope Indonesia Bali disampaikan oleh A. A. A. Ngurah Istri Ray Yanthi, S. S., M. Hum. yang menyampaikan bahwa kegiatan ini telah disetujui oleh pihak sekolah, dan disambut dengan baik. Selanjutnya Ms.Yanthi (nama panggilannya), menjelaskan bahwa sangat setuju dilakukan pelestarian wayang di lingkungan sekolah, agar wayang tidak punah, jelasnya.
Sebelum praktek kreativitas wayang, diadakan sharing dengan narasumber I Nengah Rata Artana, S.Sn., M.Sn, Prof. Dr. I Nyoman Sedana, M.A, Made Georgiana Triwinadi, S.Sn. Masing-masing narasumber memaparkan tentang pentingnya pelestarian wayang, mengetahui sejarah wayang, serta yang paling menarik praktek singkat tentang perbendarahaan suara wayang sesuai dengan tokoh yang disampaikan oleh Made Georgiana dan ditirukan oleh peserta.
Selanjutnya, Professor I Nyoman Sedana, Ph.D. Guru Besar bidang pedalangan ISI Denpasar juga menyampaikan bahwa selaku Ketua PEPADI Provinsi Bali memohon dukungan agar pelaksanaan Wayang Masuk Sekolah 2024 sudah didukung oleh semua pihak, termasuk DPRD Badung, Dinas Pendidikan Badung, Dinas Kebudayaan Badung.
Penggagas Wayang Masuk Sekolah Berbasis Teknologi I Nengah Rata Artana, S.Sn., M.Sn dalam sharing yang disampaikan bahwa kemajuan teknologi dan informasi sangat menolong dalam berkreativitas seni. Kehadiran teknologi AI bisa menolong kita dalam proses pelestarian, tentu dengan bimbingan dari guru-guru seni sebagai pendamping. Penggunaan teknologi ini juga semata-mata untuk mengalihkan perhatian anak-anak ke konten yang lebih positif dan berkaitan dengan pemajuan kebudayaan. Lebih lanjut dosen tetap Universitas Dhyana Pura ini juga berharap dukungan dari semua pihak, agar ada kesadaran untuk bergotong royong dalam penyelamatan aset bangsa yang disebut wayang, dan bukan hanya wayang saja, mungkin aset budaya yang lainnya, jelasnya.
Di tempat terpisah, Ketua MIO Bali, Bramono Sitanggang beserta para pemilik media yang tergabung di dalam wadah MIO (Media Independen Online) Indonesia DPW Bali), melalui komunikasi WhatsApp menyampaikan bahwa; MIO Bali siap mendukung karena saat ini media online menjadi salah satu pemberi informasi kepada masyarakat yang cepat tentang pentingnya pelestarian budaya pewayangan agar tetap terjaga, ungkapnya.
Rangkaian kegiatan terakhir, setelah siswa menyelesaikan pengerjaan wayang hampir 2 jam lebih, dilakukan parade wayang, yang diiringi musik mulut bernuansa kecak, dilatih oleh Prof. Sedana. Salah seorang siswa mengungkapkan bahwa sangat senang, ada pengalaman baru dalam kreativitas wayang, ujarnya.
Red/anekafakta.com
إرسال تعليق