Relawan Pribumi Angkat Bicara Terkait Pembatalan Debat Ketiga Pilkada Aceh



Relawan Pribumi Angkat Bicara Terkait Pembatalan Debat Ketiga Pilkada Aceh

JAKARTA,- Anekafakta.com 
Debat Ketiga Pilkada Aceh Dibatalkan, Teuku Din: KIP Berlaku Dzolim dan Merampas Hak Bustami-Fadhil Menyampaikan Visi-Misi Program untuk Rakyat Aceh

ACEH - Pasangan calon gibernur dan calon wakil gubernur Pilkada Aceh, Bustami Hamzah dan M. Fadhil Rahmi merasa sangat dirugikan atas keputusan Komisi Independen Pemilihan (KIP) membatalkan debat ketiga Pilkada Provinsi Aceh.

Ketua Relawan Pribumi (Partisan Bustami-Fadhil Rahmi) Teuku Din Pendopo mengatakan, KIP Aceh harus bertanggungjawab atas pembatalan debat ketiga Pilkada Aceh, karena kejadian itu sangat merugikan bagi elektabilitas Paslon 01 Bustami-Fadhil.

"Kami menuntut pertanggungjawaban dari KIP (sebutan untuk KPU di Aceh) yang telah membatalkan debat ketiga secara sepihak. KIP berlaku tidak adil dan dzolim," ujar Teuku Din saat diwawancara awak media, Sabtu (23/11/2024).

Teuku Din Pendopo menilai KIP Aceh seperti berpihak pada salah satu pasangan calon, bahkan membiarkan adanya tuduhan-tuduhan tentang pemakaian alat penyadap suara di leher baju saat debat ketiga baru dimulai.

Sikap KIP ini, jelas Teuku Din, membuat Paslon Bustami-Fadhil kehilangan kesempatan dan tidak mendapatkan haknya untuk menyampaikan gagasan-gagasan besar membangun Aceh, termasuk menyampaikan visi dan misi yang akan diperjuangkan untuk rakyat Aceh.

Teuku Din sangat paham permainan politik Pilkada, termasuk yang diduga dijalankan KIP Aceh saat ini. Apalagi Teuku Din memang sudah kenyang asam garam pertarungan politik Pilkada di Aceh.

Sosok Teuku Din Pendopo adalah salah satu tokoh, yang pada Pilkada Aceh 2006 menjadi relawan Irwandi-Nazar, kemudian pada 2011 menjadi Relawan Irwandi Yusuf- Muhyan Yunan, serta pada 2016 menjadi Ketua Relawan Irwandi Center Banda Aceh.

Bahkan pada 2023-2024, Teuku Din Pendopo adalah Ketua DPW Relawan Gibran Center Aceh, dan saat ini menjadi pimpinan Relawan Pribumi Provinsi Aceh.

"Jangan kita membodohin rakyat Aceh lagi... InsyaAllah dengan kezaliman ini, rakyat Aceh semakin banyak yang simpati kepada paslon kita 01 pak Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi," tandas Teuku Din.

Menurut Teuku Din, KIP Aceh bersikap kekanak-kanakan dan tidak mampu menjadi penengah. Bahkan ada kesan KIP seperti sengaja membiarkan agar debat ketiga itu tidak ada.

"Kejadian ini menunjukkan KIP Aceh kekanak-kanakan, tidak dewasa dalam politik. Masalah kecil yang dibuat-buat untuk menjadi dalih membatalkan debat. Kalau memang dianggap ada alat/barang yang tidak boleh, ya barang itu saja ambil, kemudian debat dilanjutkan. Tapi ini kan tidak. KIP menghentikan debat dengan alasan durasi hanya dua jam kontrak dengan TV," keluh Teuku Din.

Atas semua ini, Teuku Din mengatakan bahwa Tim Hukum Bustami-Fadhil akan melaporkan KIP Aceh ke Badan Pengawas Independen Pemilihan (Bawaslih) Pilkada Aceh.

Sebelumnya, Tim Hukum Bustami-Fadhil juga sudah melaporkan dua orang yang diduga provokator kericuhan saat debat ketiga Pilkada Aceh baru dimulai.

Kedua terduga provokator yang dilaporkan itu adalah melaporkan Muhammad Daud dan Yusri alias Pale.

*Kronologi Singkat Penghentian Debat*

Saat debat ketiga Pilkada Aceh baru saja dimulai, tiba kesempatan penyampaian visi dan misi pasangan Bustami-Fadhil.

Kemudian baru saja Bustami berbicara, ada penonton debat yang merupakan pendukung paslon 02 berterian mengatakan ada kecurangan.

Pria yang diduga provokator itu kemudian naik panggung, memprotes serta menuduh pasangan Bustami-Fadhil memakai alat pendengar suara di leher/kerah baju. Suasana pun riuh.

Kejadian ini kemudian membuat KIP Aceh mnghentikan acara debat dan menganggap pasangan Bustami-Fadhil melanggar tata tertib debat. Acara debat pun dibubarkan.

Belakangan, KIP Aceh mengakui bahwa tidak ada pelanggaran yang dilakukan Fashil-Bistami, bahkan alat yang dibawa itu bukanlah pendengar suara dari luar, melainkan mic agar penyampaian visi dan misi bisa didengar audiensi dan masyarakat.

"KIP awalnya bilang melanggar tatib, tapi ternyata tak ada yang dilanggar. Apalagi dalam debat pertama dan kedua alat microfon itu juga dipakai tapi tidak ada persoalan. Kok sekarang debat ketiga diprotes, seolah-olah ada kesengajaan untuk membatalkan acara debat," tuntas Teuku Din Pendopo.

(D.Wahyudi)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama