Intervensi Kekuasaan Jadi Panglima Hukum Bisa Merusak Demokrasi Pilkada di Banten
Oleh Tubagus Saptani S.E,.M.E
Apa jadinya, seandainya proses demokrasi pilkada di Banten terintimidasi oleh intervensi kekuasaan melalui "permainan hitam" kekuatan yang berambisi agar bisa memenangkan dengan segala cara buat menang?
Apa jadinya, demokrasi di Banten yang sudah kita bangun dengan susah payah harus tercederai oleh intervensi kekuasaan yang menggunakan "hukum" sebagai alat intimidasi buat para kandidat?
Padahal, kita semua sepakat bahwa demokrasi adalah mekanisme politik yang kita sepakati untuk menentukan pemimpin melalui kesepakatan terbanyak suara rakyat. Artinya siapapun yang dipilih oleh rakyat kita harus menerima dengan lapang dada. Pasti hal tersebut kita terima hasilnya. Apapun itu.
Namun bila dalam proses berdemokrasi, "permainan hitam" yang digunakan agar kandidat dan rakyat terintimidasi yang berdampak pada sikap "tidak ada" pilihan lain kecuali yang dimaui oleh "kekuatan kekuasaan" maka penulis percaya, trust terhadap kandidat yang dipilih tidak akan berwibawa dihadapan rakyat. Dalam demokrasi rakyat punya logika sehatnya sendiri.
Adagium demokrasi rakyat, siapa yang terdholimi pasti menang. Siapa yang mendzolimi pasti kalah. Adagium demokrasi rakyat ini sudah menjadi fakta.
Masih ingat dalam ingatan kita, presiden yang terpilih rata-rata mengalami pendholiman politik dari yang merasa berkuasa bisa melakukan apa saja. Tapi yang dia lupa bahwa kehendak rakyat tidak bisa ditentukan oleh kekuatan manapun. Akal sehat rakyat akan bekerja menentukan sikap dan pilihannya sendiri.
Jadi kita bisa membayangkan, seandainya intervensi kekuasaan menjadi panglima hukum yang kemudian dijadikan alat untuk melakukan intimidasi terhadap para kandidat penulis percaya rakyat akan tidak percaya kepada kepada "hukum". Bahwa negara berdasarkan hukum akan dimaknai oleh rakyat bahwa negara berdasarkan hukum sesuai kepentingan "kekuatan penguasa". Bila persepsi ini terbentuk di publik sungguh Kejati Banten akan rugi besar. Karena dianggap cawe-cawe dalam proses demokrasi pilkada di Banten.
Ya, pilihannya ada di anda semua. Mau bersikap netral dan menjaga demokrasi sehat dengan akal sehat atau mau dijadikan alat untuk intimidasi para kandidat Pilkada di Banten. Ya, akal waras pasti pilih bersikap netral dan menjadi demokrasi sehat di Banten.
Posting Komentar