Tinggalkan Iblis, Nafsu dan Orang-orang yang Mengikutinya



Pojok pustaka akhir pekan, coretan Tubagus Saptani Suria, S.E., M.E

Tinggalkan Iblis, Nafsu dan Orang-orang yang Mengikutinya

Mahluk yang bernama Iblis sudah takdirnya menjadi  "musuh politik" manusia. Pertarungan terjadi sejak awal rencana Tuhan (Allah SWT) hendak menciptakan Adam alaihissalam dan akan diberikan mandatNya sebagai KhalifahNya di muka bumi.

Kehendak Tuhan tersebut mendapat penolakan dan tantangan yang hebat dari Iblis. Dengan argumentasi yang "rasional" dan meyakinkan. Namun kehendak Tuhan harus berjalan sesuai kehendakNya. 

Bila kita telisik lebih dalam lagi, sikap iblis menolak kehendak Tuhan untuk memberikan mandatNya kepada Adam alaihissalam sebagai KhalifahNya di bumi sangat  "iblisiah"  banget. Pasalnya sederhana saja, Iblis saat itu sudah memiliki jabatan penting sebagai pemimpin para malaikat. Bahkan menjadi imam Shalat para malaikat. Sehingga ketika kehendak Tuhan mengangkat Adam alaihissalam sebagai KhalifahNya  *maka Iblis tidak mampu menahan "emosi" di sertai "gengsi".*  Dan mengambil sikap melawan kehendak Tuhan. 

_Sebenarnya, mungkin saja Iblis kaget juga sebab sikapnya ini tidak diikuti oleh para malaikat yang selama ini menjadi makmum dalam setiap shalat. Padahal Iblis menjadi Imam shalat para malaikat sudah ribuan Tahun._

Mengapa para malaikat tidak mengikuti langkah Iblis menolak kehendak Tuhan dalam mengangkat Adam alaihissalam sebagai KhalifahNya di bumi? Padahal Iblis adalah pemimpin para malaikat saat itu? Atau setidaknya, malaikat memberikan second opinion dalam pembelaan kepada Iblis?

Peristiwa sejarah Konflik Iblis, Malaikat dan Adam alaihissalam ini menarik untuk kita kajian secara seksama. Sebab hal ini merupakan rujukan sejarah konflik politik yang sangat otentik.

Kita tahu prinsip politik itu bukan moralitas, bukan juga kejujuran, apalagi kebaikan. Bukan. Prinsip politik yang nyata adanya adalah kepentingan. Prinsip kepentinganlah seseorang itu bisa menjadi kawan ataupun lawan. 

Belajar dari peristiwa sejarah Konflik Iblis Malaikat dan Adam alaihissalam kita jadi mengerti "main politik" tidak perlu menggunakan hati. Apalagi sampai sakit hati. Kalau main politik sampai sakit hati dan sakit-sakit itu masih berada di level amatiran apalagi politik make gengsi ini juga kategori level amatiran paling rendah.

*Iblis adalah simbol politisi amatiran. Ketika kalah karena gengsi, ngambek dan harus tersingkir kemudian dendam seumur-umurnya. Habis waktu, tenaga, pikiran dan umur agar bagaimana bisa membalas kekalahan kepada Adam alaihissalam.*

_Padahal sederhana saja, seandainya Iblis mau tunduk kepada kehendak Sang Maha Raja dan janji setia kepada kehendak Sang Maha Raja, bisa saja ada skenario lain yang sudah disiapkan untuk menempatkan Iblis pada kedudukan yang terhormat._ 

Sikap Iblis ini dipicu karena keliru dalam memandang dirinya. Iblis merasa sudah mulia. Dengan kedudukan sebagai Imam shalat para malaikat tentu bukan posisi kaleng-kaleng. 

"Aku lebih baik dari dia," Kata Iblis. Hingga kini ucapan Iblis tercatat dalam Sejarah. Dan menjadi catatan paling otentik Benih kekalahan Politik Iblis.

Sedangkan Adam dan para keturunannya tidak ada yang membangga-banggakan dirinya merasa lebih mulia dari yang lainnya. Sekalipun mungkin saja memiliki nasab mulia. Seperti ucapan Nabi Musa alaihissalam. Beliau berkata, "Saudaraku Harun lebih fasih daripada aku".

Ucapan manusia-manusia yang sudah mengenal jati dirinya akan selalu merendah. Bukan membagongkan.  orang2 mulia yang sudah mengenal jati dirinya lebih suka menyelesaikan masalah dengan cara yang paling efektif.

Saudaraku, Berjuanglah untuk mampu menjaga hati kita tetap bersih dan jernih. Hidup adalah pertaruhan hati di setiap harinya, ada puluhan bahkan ratusan kotoran yang menghadangnya.

*Tinggalkan Iblis, nafsu dan orang-orang yang mengikutinya!*

Sebagai Umat Nabi Muhammad Saw, kita harus mencontoh Nabi Kita. Sejarah mencatat Nabi Muhammad SAW pernah menaklukkan Mekkah. Bersama pengikutnya yang setia, beliau punya kesempatan baik untuk balas dendam dan membantai mereka.

Mereka yang pernah menancapkan tombak ke perut sahabiyah Sumayah. Mereka yang pernah menyiksa dengan sangat kejam sahabat Bilal. Mereka yang pernah merobek perut paman tercinta, Hamzah bin Abdul Muthalib di medan Uhud. Mereka yang pernah berusaha menebarkan darah kematian 'Nabi Muhammad' diantara suku2 sehingga beliau meninggalkan kota kelahirannya di kegelapan malam menuju Madinah.

Seandainya mau balas dendam Nabi Muhammad dan Pengikutnya sangat mampu. Namun itu semua tidak Nabi lakukan. Beliau berkata siapa yang bersembunyi di rumah abu Sufyan aman. 

Saudaraku, Kita memang tak bisa sekedar membalas tamparan dengan tamparan, fitnah dengan fitnah bahkan pembunuhan dengan pembunuhan. Bila begitu terus, Kapan 'kejahatan', rasa dendam dan kedengkian akan berakhir?

Saat tawanan penduduk Makkah itu dikumpulkan. Nabi SAW bangkit, dan berkata, "Pergilah, kalian bebas!" Inilah contoh perjuangan dari Nabi kita Sayyidina Muhammad SAW bentuk nyata kemurnian dan bersihnya hati sang pemimpin. Tak ada dendam, tak ada dengki dan permusuhan. Percayalah, Islam adalah agama yang menjadikan kita menjadi manusia mulia dan berakhlak terpuji. "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang saleh (baik) (HR Bukhari).  _Allahu a'lamu bishowab._

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama