Penembakan di Tambang Ratatotok, Sejumlah Warga Lari Terbirit-birit




Penembakan di Tambang Ratatotok, Sejumlah Warga Lari Terbirit-birit


Gawat‼️ Lagi-lagi penembakan terjadi di lokasi pertambangan Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) Provinsi Sulawesi Utara, kembali memakan korban. Diduga, oknum-oknum aparat tiba-tiba datang di lokasi tambang, sekira pukul 12:00 Wita, (tengah malam) kemudian menembaki sejumlah warga.

Peristiwa tereebut dibenarkan oleh Kapolres Minahasa Tenggara AKBP Eko Sisbiantoro. Menurutnya, kejadian yang terjadi di lokasi pertambangan Pasolo, Ratatotok, Mitra, pada Senin 13 Mei 2024, masih dalam penyelidikan.

"Peristiwa itu masih dalam penyelidikan dan tidak ada satupun warga terkena tembakan. Kalau ada informasi bahwa ada warga menjadi korban tertembak itu tidaklah benar. Memang ada beberapa warga luka-luka, tapi bukan korban penembakan. Sejumlah warga lari terbirit-birit lantaran beruapaya lari menyelamatkan diri karena mendengar suara tembakan. Aparat menembak ke atas bukan menembakii warga," ungkap Kapolres Minahasa Tenggara, kepada anekafakta.com, melalui WhatsApp Selasa (14/05/2024). 

Eko Sisbiantoro mengatakan, pihaknya sementara melakukan penyelidikan lebih lanjut. Sejauh ini belum ada kabar lantaran listrik padam sejak pukul 10:00 pagi, sampai sekarang," ucap Kapolres Mitra ini.

Sementara, Ketua Umum Aliansi Kabasaran Seluruh Indonesia (AKSI), Stephen AD Liow, mendesak Kapolri Jenderal Polisi Drs Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Sulut Irjen Pol. Yudhiawan Wibisono SIK MSi, segera mengusut tuntas peristiwa yang terjadi di lokasi pertambangan Pasolo, Minahasa Tenggara.

Kepada wartawan, Stephen Liow mengatakan, jika peristiwa tersebut telah memakan korban atau ada warga menjadi korban akibat terkena tembakan, dirinya meminta Kapolri Listyo dan Kapolda Sulut Yudhiawan Wibisono, untuk menuntaskan oknum-oknum aparat sesuai hukum yang berlaku.

"Kami mendesak kapolri dan kapilda sulut mengusut tuntas peristiwa tersebut tanpa pandang bulu. Bilamana peristiwa itu terbukti diaktori oknum-oknum pengusaha pertambangan dengan bekingan aparat, kami minta diusut tuntas agar ada efek jera," pungkas Ketum Aliansi Kabasaran ini.

Sementara, berita di salah satu media mengabarkan ada oknum-oknum aparat kepolisian bersenjata tiba-tiba datang ke lokasi tambang dan langsung melakukan penembakan saat sejumlah warga sedang tidur.

Seperti dilansir komentar.id, sumber resmi dari TKP mengatakan, pada hari Senin, 13 Mei 2024 tepatnya pukul 12.00 WITA, malam, sekelompok polisi bersenjata lengkap mirip KKB datang menyerang penjaga tanah Elisabeth Laluyan di lokasi Tanah Pasolo Desa Ratatotok 1 Kecamatan Ratatotok. Tanah sah milik Elisabeth Laluyan ini berdasarkan Akta Jual Beli Nomor: 24/AJB/RTTK/III/2010 yang juda sudah mendapat putusan hukum tetap.

"Penyerangan terjadi disaat para penjaga tanah dalam keadaan tidur," ujar saksi mata.

Akibat, tindakan biada kepolisian ini beberapa orang penjaga tanah menderita luka-luka. Sementara 1 orang bernama Jonly Gilon umur 40 tahun warga Minahasa Tenggara sampai saat ini belum ditemukan.

Adapun pihak Elisabeth Laluyan berharap agar lokasi tambang di Pasolo Ratatotok ditutup untuk sementara waktu oleh aparat Kepolisian dan pemerintah Minahasa Tenggara.

"Seharusnya tidak ada lagi pihak-pihak yang diijinkan mengelola lokasi tersebut baik perusahaan maupun perorangan agar tidak terjadi perbuatan pidana yang mengakibatkan korban selanjutnya," imbuh Kuasa Hukum Elisabeth Laluyan, Gerry Tamawiwi SH.

Diketahui, lokasi tanah Elisabeth Laluyan dalam tiga bulan terakhir dirampas PT HWR yang belakangan diketahui milik WNA Singapura. HWR memakai tangan perempuan Conny Giroth melakuka pengerukan materia kandungan emas dan merusak permukaan tanah dengan pengggalian dalam ukuran besar. HWR juga disinyalir membayar mahal aparat kepolisian untuk menjaga semua titik akses masuk lokasi. Beberapa waktu lalu media memergoki beberapa personil Brimob bersenjata laras panjang tampak nencegat warga yang melintas ke lokasi. Tindakan tidak tahu malu itu memicu kecaman publik Sulut.

"Negara bayar polisi untuk melindungi rakyat. Bukan menjaga mafia tambang merampas tanah rakyat. Ini tidak boleh terjadi," tegas Ketua Rakyat Antikorupsi Harianto Nanga.

Sementara, pihak Polres Mitra melalui Kapolsek Ratatotok atas kejadian tersebut mengatakan, Polres Mitra langsung turun ke lokasi.

"Kami lagi di lokasi untuk mengumpulkan keterangan," kata Yudith singkat.

(Arthur Mumu/Tim)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama