M. Saidi Pahlawan Betawi, Dilupakan Negerinya Sendiri



M. Saidi Pahlawan Betawi, Dilupakan Negerinya Sendiri

Jakarta,Anekafakta.com

M. Saidi, berkorban demi merah putih terus berkibar
Setelah kemerdekaan Indonesia 1945
Suasana sebuah perkampungan di Petukangan, suasana makan siang di pelataran, sambil berbincang yang dihadiri bekas komandannya, Pak Sambas, ketika masih di peta yang bermarkas di Pos Jaga Monyet untuk bergabung kembali dengan pasukan, untuk menghadang pasukan Belanda yang akan merebut kembali markas para pejuang  yang berada di sebelah stasiun Kereta Api. 
Tiba tiba datang seorang pejuang muda melaporkan bahwa pasukan Belanda dengan mengendarai truk melaju menuju tempat mereka. 





Suasana penduduk sekitar kalang kabut, suara granat dan rentetan senapan menyalak, asap mengepul disana sini. 
M. Saidi dan para pejuang lain serabutan menyiapkan persenjataan yang sempat diraihnya. Pasukan Belanda mulai merangsek ke tempat mereka. Ada beberapa serdadu yang langsung menyerang. Dibalas oleh para pejuang. Korban ada dikedua belah pihak . 
Rombongan truk memasuki tempat mereka. Diam-diam M. Saidi secara gerilya menyerang rombongan truk tersebut. Banyak korban dari pihak musuh. Tanpa disadari ada 3 orang serdadu yang mengendap-endap mengintai M. Saidi. Disaat M. Saidi hendak melempar granat yang kesekian kalinya, tiba-tiba disergap dari belakang, granat yang sudah ditangan dalam posisi melempar terjatuh. Dan meledaklah granat tersebut menewaskan M. Saidi beserta 3 serdadu tadi. 
Hal tersebut membuat para pejuang lainnya membabi-buta menyerang rombongan serdadu. Yang membuat mereka kocar-kacir, komandan mereka memerintahkan untuk tetap menyerang, namun karena pertahanan sudah porak-poranda, akhirnya mereka mundur. 
Keheningan muncul diantara sisa-sisa asap mesiu dan sisa peperangan. Muncul satu-persatu para pejuang dari tempat perlindungan, begitupun masyarakat sekitar. Mereka bersedih karena tokoh panutan mereka tewas. 
Suasana bersedih terkuak menjadi suasana semangat perjuangan setelah muncul serombongan pasukan bantuan. 
Pak Komandan pasukan yang datang akhirnya memerintahkan anak buahnya untuk menutupi jenazah M. Saidi dengan bendera merah putih dan melakukan upacara mengenang jasa M. Saidi dan para pejuang yang tewas, sambil terus mengobarkan semangat perlawanan dengan mengibarkan bendera merah putih.


(Abdul Aziz/Red)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama