Menanti Pejabat yang Berani Melayani Rakyat



Menanti Pejabat yang Berani Melayani Rakyat

Oleh Kang Jueni Batara Nusantara, Petani Rakyat

Negara ini, sepertinya 
telah kehilangan daya untuk menyeleksi siapa-siapa yang bekerja untuk melayani rakyatnya. Sebab bila kita cermati dengan seksama prilaku pejabat negara
telah berubah menjadikan rakyat sebagai pelayan bagi para penguasa yang cenderung "menjajah" bangsanya sendiri.

Sebab pejabat negara yang semestinya membagikan kemakmuran bagi seluruh rakyat dengan pembagian yang adil tanpa pilih kasih, dijadikan 
penguasa yang notebene kader dari partai hanya welas asih kepada sesama kader partainya saja, bahkan dalam skala yang lebih kecil lagi hanya sebatas pada elite-elite partai bersama relasi-relasi bisnis yang juga merupakan anggota-anggota koalisi penguasa dan partai. Prilaku ini lambat namun pasti kekuasaan berubah menjadi oligarki,
memajukan nepotisme, kolusi dan korupsi antar sesama kroni-kroni mereka saja. Kasus Korupsi Timah menjadi bukti otentik terjadinya praktek KKN yang menyayat hati kita sebagai rakyat. Bayangkan dalam satu titik timah saja sudah korupsi 271 T.

Sebagai bangsa besar, dengan 280jt lebih penduduk, mestinya segala unsur pekerjaan dipikirkan substansinya agar merata keterlibatan seluruh bangsa dalam menyediakan segala kebutuhan antar masyarakat dan mengerjakan pembangunan wilayah secara merata oleh seluruh anak-anak bangsa,
bukan sebaliknya hanya dikerjakan oleh kelompok nepotis dan kroni-kroninya yang itu-itu lagi.

Sungguh penulis ingin bertanya pada semua, akankah semua itu kita biarkan terjadi seperti sebelumnya di zaman rezim orba hingga kita tidak tahu entah sampai kapan berakhirnya?

Apakah juga, kita sedang menunggu anak-anak muda generasi emas yang pasti akan menggerus kita semua, yang mana mereka akan  menyalahkan kita dan  mengeksekusi kita kelak sebagai generasi tua yang tak berguna, menganggap kita semua generasi bodoh yang menghancurkan masa depan mereka dan menyebabkan penjajahan yang hina di kehidupan mereka?

Mengapa? sebab nampak jelas bangsa dan tanah air nan kaya raya ini hanya dipahami dan dikeruk secara brutal serta merajalela dengan ganas oleh generasi 1, 2 , 3, bahkan sadisnya mulai jelas dihiasi wajah-wajah generasi ke empat seumuran balita , generasi transisi yg baru tamat SMP. Bahkan ada koruptor perusak lingkungan yang memberi private jet buat anaknya yang masih bocah.

Wahai Pejabat berhentilah menjadi kolaborator merusak Tanah Air Bangsa kita.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama