Ya Allah Ramadhan Besok, Harga Kebutuhan Pokok Masih Mahal
Oleh Tubagus Solehudin, Ketua Klub Study Islam dan Politik (KSIP)
Rakyat bisa apa. Setiap menjelang Bulan Suci Ramadhan harga-harga semuanya naik. Cabe merah dikeluhkan oleh emak-emak karena harganya sudah tembus 100ribu perkilo. Belum lagi kebutuhan pokok yang lainnya. Bikin hidup makin runyam. Tapi kita rakyat bisa apa.
Pemerintah selalu gagal membuat rakyat sumringah di setiap tahunnya menjelang kedatangan bulan suci Ramadhan. Entahlah, kenapa bisa begitu. Padahal pemerintah punya segalanya untuk bisa menata kelola kebutuhan rakyat agar harga bisa murah. Sebab seandainya itu bisa dikerjakan oleh pemerintah, barangkali rakyat akan berfikir ulang tentang kinerja pemerintah.
Hasil Survai tentang kepuasan rakyat terhadap pak Jokowi sebagai kepala Pemerintahan bertolakbelakang dengan fakta kebutuhan pokok sehari-hari masih mahal. Perhatikan saja dengan seksama, siklus harga mahal akan berulang. Dan alasannya pun sudah bisa ditebak : karena permintaan pasar yang besar sementara persediaan barang terbatas. Maka berlaku hukum ekonomi. Paling begitu ngeles nya.
Seandainya Pemerintahan Jokowi untuk kali ini saja bisa menurunkan harga beras, minyak goreng, daging dan kebutuhan pokok lainnya di bulan Ramadhan tahun ini, wah itu akan menjadi catatan sejarah yang akan selalu menjadi perbincangan. Kita pasti akan mencatat dengan tinta emas. Ternyata bisa tuh di era Pak Jokowi beras, daging, minyak goreng, telur, cabe, bawang dst murah. Dan semua rakyat Indonesia bisa menyambut bulan suci Ramadhan dengan riang gembira tanpa rasa takut harga mahal.
Ah, itu hanya pikiran saya sebagai rakyat kecil saja. Yang berfikirnya masih dilevel hari ini bisa makan apa tidak. Belum nyampe pada level "berfikir hari ini makan bersama siapa" atau "hari ini bisa makan siapa".
Bagi pandangan Kaum Kapitalis sejati, bulan Ramadhan adalah bulan keuntungan. Waktu yang tepat untuk mengeruk keuntungan kegede-gedenya. Waktu yang tepat menaikan harga. Waktu yang tepat menimbun pundi-pundi keuntungan.
Bagi kaum kapitalis sejati, pasti akan membiarkan kaum Agamawan kalau hanya bicara seputar pahala besar di bulan Ramadhan. Atau mendapat pahala surga walaupun hanya bergembira atas kedatangan bulan suci Ramadhan. Karena itu secara substantif tidak akan mengganggu keuntungan yang akan kaum kapitalis dapat di bulan suci Ramadhan.
Padahal bulan suci Ramadhan merupakan momentum yang tepat untuk melakukan revolusi Ruhani masal Bangsa. Kaum Agamawan seharusnya bisa mengambil peran lebih pada subtansi puasa ramadhan. Jangan sampai hanya bicara pahala besar, padahal rakyat masih harus bertarung untuk bisa menafkahi keluarganya. Dan bertambah beban karena harga di bulan suci Ramadhan lebih mahal dari bulan biasa.
Disinilah anomali faktanya. Disatu sisi, ramadhan bulan penuh berkah. Disisi lainnya, harga di bulan Ramadhan pada naik tak mampu dikendalikan oleh pemerintah.
Terus kita harus gimana? Kita tetap optimis. Seberat apapun hidup harus kita jalani ke depan. Kita masih punya senjata atom yang super canggih yaitu doa. Kita Bangsa yang percaya dengan Tuhan. Sang Penguasa kerajaan di langit dan kerajaan di bumi. Yakinlah bila pemerintah tidak mampu melindungi kita sebagai rakyat dari serangan harga-harga mahal menjelang Ramadhan. Percayalah kita masih punya Tuhan yang pasti melindungi kita. Amin.
Ya Allah, Engkau Maha Segalanya. Kami berpasrah hanya kepada Engkau. Jadikan Ramadhan Tahun ini menjadi Ramadhan yang terbaik untuk kami Bangsa Indonesia. Walaupun harga-harga di bulan Ramadhan pada mahal. Berilah kami kemampuan untuk mampu membeli.
Ya Allah, ampunilah Pemimpin kami. Maafkan mereka. Karena kami yakin mereka sudah bekerja maksimal untuk rakyat. Tapi apa daya, belum memenuhi harapan kami sebagai rakyat. Ya Alloh, kami percaya, Engkau telah jadikan Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang terbaik di muka bumi ini. Berilah kami hikmah dan ilmu pengetahuan agar bisa merawat, menjaga dan memakmurkan jagat raya ini. Ya Allah jadikanlah Bangsa Indonesia sebagai Pemimpin Peradaban Dunia sebagaimana bangsa lain telah Engkau pergilirkan. Kini, kami mohon sekarang giliran kami.
Ya Allah, terimakasih atas segala berkat yang sudah Engkau berikan kepada kami Bangsa Indonesia, dan segala berkat yang sedang Engkau berikan kepada kami Bangsa Indonesia serta segala berkat yang akan Engkau berikan kepada kami Bangsa Indonesia. Ya Allah Ya Arhamarroohimiin. Amiin.
Posting Komentar