Fenomena Money Politik di Pemilu 2024, Yang Sangat Kejam Demi Sebuah Jabatan



Fenomena Money Politik di Pemilu 2024, Yang Sangat Kejam Demi Sebuah Jabatan 

 

Oleh : Kang
Sandy Barbar
Ket. KSB ( KREATIF SINERGI BOGOR )
 


Jakarta,Anekafakta.com 

Politik uang (money politic) sudah menjadi keniscayaan dalam setiap kontestasi demokrasi. Fenomena itu diyakini masih sulit untuk dihilangkan meski beragam kampanye dan sosialisasi terus dilakukan untuk mengeliminasi praktik curang tersebut dari proses memilih pemimpin/ Pilpres atau pilkada, demikian yang disampaikan Sandi Ketua KSB Kota Bogor kepada anekafakta.com dalam keterangan tertulisnya Senin (25/2/2024) 

Lebih lanjut  Kang Sandi demikian ia biasa disapa mengatakan Femonena itu kian dipertegas melalui riset yang dilakukan oleh agensi public relations (PR), Praxis Indonesia Berdasarkan survei kepada 1.001 mahasiswa berusia 16-25 tahun yang tersebar di 34 provinsi pada periode 1-8 Januari 2024 lalu diumumkan pada Senin (22/01/2023) itu menunjukkan adanya sikap permisif terhadap praktik politik uang.

Dari total responden, hanya ada 10,99 persen saja yang bersikap tegas dengan cara menolak. Lainnya menerima dengan sejumlah catatan salah satunya sikap pragmatis menerima tapi tidak memilih atau dikenal luas dengan slogan *"ambil uangnya, jangan pilih orangnya"* beber Sandi.

Perilaku semacam ini tentunya sungguh merisihkan, apalagi fenomena dan perilaku itu telah mendapat tempat pada kelompok sosial masyarakat yang harusnya menjadi mesin perubahan negeri ini.

Jika melihat perjalanan sejarah bangsa, setiap perubahan - mulai dari era prakemerdekaan, kemerdekaan hingga era reformasi, kaum muda terdidik selalu muncul dan menjadi motor penggerak perubahan. Artinya, ketika pragmatisme bersikap mahasiswa terhadap praktik politik uang sudah begitu permisif, tentunya hal ini menjadi warning yang membahayakan bagi proses demokrasi dan tatanan dalam bernegara.

Namun ada yang lebih miris dan  ada yang lebih mencengangkan, ada paslon dari salah satu partai politik yang juga menebar money politic ( politik uang ), dengan harapan suara ia akan bertambah didapilnya, tetapi dia kalah telak dari paslon satu partai politiknya , sehingga paslon yang terbukti kalah itu lalu meminta kembali uang yang sudah dia keluarkan kepada timsesnya. Hal ini sangat memalukan dan benar benar membuat timses paslon tersebut merasa bingung harus melakukan apa, sementara amplop berisi uang sudah terlanjur diberikan kepada calon pemilih.


Dampak psikologi yang dialami oleh para Caleg yang tidak terpilih dalam Pemilu 2024 menurut Kang Sandi haruslah ada upaya untuk menyikapi proses politik dan memahami tantangan psikologis yang dihadapi oleh para kandidat.
Ia menyampaikan dampak kegagalan para caleg tersebut tidak hanya yang bersangkutan saja, akan tetapi juga mereka yang memiliki hubungan psikologis dengan caleg tersebut, dan tentunya ini menjadi perhatian bagi semua pihak. 

Pemuda asli Kota Hujan Ini lebih dalam menerangkan bahwa "Ternyata ada hormon yang berperan dalam tubuh, hormon seratonik yang mengendalikan suasana tubuh dan memiliki pengaruh pada metabolisme tubuh, sehingga kita yang tidak terpilih hari ini harus bersama sadar yang terpilih ataupun tidak terpilih, bahkan orang tersebut hendaknya memiliki kesiapan akan kekecewaan yang akan dihadapi, agar siap menghadapi kegagalan tersebut.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti breathing exercise (latihan pernapasan), tarik napas yang dalam dan hembuskan perlahan, ini akan berdampak untuk melegakan pikiran," jelasnya.

Kang Sandi juga menyampaikan walaupun kondisi psikologis setiap individu yang mengalami kegagalan tersebut kadangkala dampak dari prosesnya, "mereka menjual sebidang kebun, lahan dan sebagainya, namun ini adalah prosesnya." tegasnya.

Namun demikian disampaikan untuk para caleg ini agar sabar, terlepas dari sebagian orang akan menolak untuk bersabar. Namun, ini kembali ke individu orang masing-masing. Walaupun ada penolakan pastinya dari individu tertentu.

Yang dihadapi oleh para caleg yang tidak berhasil meraih kursi dalam Pemilu 2024.  para caleg harus bisa menghadapi kegagalan politik dengan sikap yang positif dan konstruktif pungkas Kang Sandi menutup.

(D.Wahyudi)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama