Anies Endingnya Manies
Oleh Tubagus Solehudin, Ketua Klub Study Islam dan Politik (KSIP)
Tangerang,Anekafakta.com
Anies Rasyidin Baswedan memang sudah ditakdirkan menjadi Pemimpin Bangsa. Kalau bahasa orang kampung, emang sudah ada garis tangannya.
Kita bisa melihat dari rekam jejak Anies sejak dari keluarga, masa sekolah, masa kuliah dan hingga dipercaya oleh rakyat DKI Jakarta menjadi Gubernur. Rekam jejak itu kita bisa sandingkan dan bandingkan dengan semua kontestan yang lain. Agar kita bisa menelisik lebih dalam lagi mana sosok yang bisa dan berani kita andalkan untuk menjadi Pemimpin Bangsa Indonesia lima tahun kedepan.
Menjadi Pemimpin Bangsa tidak perlu ditutup-tutupi. Terutama titik lemahnya. Agar kita semua tahu. Sehingga kita bisa menjaga pemimpin agar bisa menjalankan wewenangnya yang sesuai dengan kebutuhan saat ini dan bangsa di masa depan.
Menjadi pemimpin harus siap "menderita" dan harus siap menjadi "pelayan" rakyat. Era metaverse, bukan zamannya lagi, pemimpin bergaya penguasa. Hanya memikirkan warisan buat anak keturunannya saja. Sebab bangsa Indonesia sudah bersepakat, berdiri sama tinggi duduk sama rendah. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan sistem yang digunakan untuk menentukan Pemimpin adalah sistem demokrasi. Artinya untuk menentukan siapa yang menjadi Pemimpin Bangsa lahir dari proses dipilih langsung oleh rakyat melalui mekanisme Pemilu. Pemimpin (Presiden) Republik Indonesia mutlak ditentukan oleh rakyat melalui pemilu. Siapapun harus melewati proses tersebut.
Penulis setuju dengan sistem demokrasi. Karena hal tersebut memberikan peluang yang sama kepada semua anak bangsa. Tanpa terkecuali. Siapa yang siap menjadi Pemimpin Bangsa harus sadar diri sejak dini. Mulai dari kandungan Ibunya, pendidikan di keluarganya, di pergaulan lingkungannya dan seterusnya. Kuncinya adalah pendidikan sejak dini memegang peranan penting membentuk mental spiritual para calon pemimpin Bangsa. Bahkan memegang peranan penting bagi generasi bangsa masa depan.
Pendidikan berkualitas yang diberikan oleh negara kepada generasi bangsa akan menentukan masa depan bangsa Indonesia. Dalam sejarah bangsa maju di dunia, kemajuan sebuah bangsa diawali dari pendidikan yang berkualitas. Kita sebut saja negara Jepang dan Korea Selatan yang mengalami kemajuan luar biasa karena pendidikan generasi bangsanya yang berkualitas. Moralitas dan mentalitas menjadi pondasi penting dalam proses pembelajaran di sekolah.
Jepang dan Korea Selatan saja yang hanya meneguhkan moralitas dan mentalitas sudah menjadi bangsa maju, apalagi Bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai spiritual yang berlimpah seharusnya bisa lebih maju dari Bangsa Jepang dan Korea Selatan.
Kita bisa bayangkan, bila pondasi pendidikan kita memperkuat nilai-nilai spiritual, moralitas, dan mentalitas bakal seperti apa majunya Bangsa Indonesia. Tidak hanya mendapatkan bonus demografi tapi lebih dari itu Rahmat Tuhan akan turun kepada Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang penuh Rahmah dan sanggup memberikan Rahmah kepada dunia.
Dalam bahasa Anies Baswedan semalam dalam closing Statement debat menjadi Bangsa yang welas asih pada semua anak Bangsa.
Penulis setuju dengan Anies Baswedan bahwa Indonesia harus menjadi Bangsa yang welas asih. Bangsa yang memancar nilai-nilai spiritual seusai dengan tuntunan Tuhan. Tuhan sudah menyiapkan Bangsa Indonesia menjadi Bangsa besar. Tinggal menunggu siapa yang siap secara spiritual Mental dan moral untuk menjadi Presiden RI ke 8.
Bila menelisik secara seksama, Penulis Memilih Anies Rasyid Baswedan dan Gus Muhaimin Iskandar menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI. Insyaallah terpilih. AMIN.
Posting Komentar