Jelang Pilpres, Kisruh Nasab Baalawi Jangan Sampai Merusak Persaudaraan Bangsa
Anekafakta.com,Kalsel
Pengamat Sosial Politik dari Kalsel Haji Muhammad Rafii Muchsin mengatakan kisruh Nasab yang sedang melanda klan Baalawi jangan sampai merusak persaudaraan sesama anak bangsa. Sebab bila ditelisik secara jernih potensi terjadinya chaos sangat mungkin terjadi seandainya tidak ada kanalisasi perdebatan yang difasilitasi oleh pemangku kepentingan.
Menurut Muhammad Rafii, pemangku kepentingan ini bisa pemerintah, ormas keagamaan seperti NU atau langsung masyarakat yang mewadahi forum besar untuk menuntaskan polemik Nasab yang belum berkesudahan ini.
Apalagi Bangsa kita saat ini sedang persiapan mengadakan hajat besar bangsa yaitu Pemilu dan Pilpres. Tentu segala potensi yang menyebabkan bisa terjadinya chaos harus bisa diantisipasi. Sehingga kita memenej semua potensi bangsa menjadi kekuatan yang utuh. Tidak tercerai berai hanya sebab berlarut-larutnya penyelesaian polemik Nasab Baalawi.
"Potensi kekuatan bangsa kita sangat luar biasa. Jangan sampai keropos dari dalam.", Ucap Rafii.
" Kita sangat menyayangkan, polemik Nasab ini berkepanjangan. Bahkan sekarang sudah mengarah kepada sikap memperkusi. Padahal masalahnya sederhana saja. Ilmiah harus dijawab dengan data ilmiah juga.", Lanjut Rafii.
"Sebab apa yang dilakukan oleh KH Imaduddin al-Bantani merupakan hasil dari penelitian Ilmiah, ya harus bisa di jawab dengan bukti ilmiah juga. Bukan dengan sikap memperkusi. Hal ini menunjukkan ketidakmampuan dalam membuktikan fakta-fakta ilmiah", Ucap Rafii.
Dalam risetnya, KH Imaduddin Utsman al-Bantani menemukan fakta bahwa nama Ubaidillah bukan anak Ahmad Al Aba. Bahkan bukti ilmiah menegaskan nama Ubaidillah baru ditulis 500 tahun setelah kewafatannya. Baru ada namanya di kitab kitab nasab., Lanjut Rafii.
Lebih lanjut Rafii mengatakan, untuk itu agar semuanya clear and clean masalah nasab yang mengaku tersambung kepada Nabi Muhammad SAW pemerintah perlu hadir. Sehingga polemik Nasab ini tidak menjadi api dalam sekam.
Bahkan fakta-fakta yang terlihat di masyarakat bila dibiarkan akan merusak kepercayaan umat akan makna dzuriat nabi itu sendiri disebabkan :
Pertama, perilakunya tidak mencerminkan Akhlaqul Karimah. Bahkan jauh panggang daripada api yakni mengaku dzuriat nabi tapi perilaku seperti iblis.
Kedua, Ada pembelokan sejarah bangsa Nusantara yang dilakukan oleh tokoh-tokoh hababib
Ketiga, Teruplodnya video lama yang sampaikam oleh tokoh ba alawi ke publik dan itu sangat mungkin bisa memicu konflik horizontal.
Keempat, Isi ceramah banyak mengemukakan keutamaan klan Baalawi
Kelima, Menghina pemerintah bahkan Kyai Kyai NU dengan ungkapan tidak pantas.
Keenam, Menghakimi nasab orang lain secara sepihak jika diluar dari lembaga mereka.
Beberapa hal di atas, merupakan Isyu krusial yang bisa semakin memicu perselisihan dengan suku anak bangsa lainnya termasuk dengan dzuriat walisongo.
Menurut Muhammad Rafii pengamat sosial politik Kalsel ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan sehingga ketegangan ini bisa mereda dan umat di beri pemahaman yang baik tentang perbedaan pandangan pendapat para ulama yakni :
1. Pemerintah harus hadir untuk ikut menyelesaikan masalah ini segara mungkin yang di komandani oleh MUI dan NU.
2. Membuka ruang diskusi dengan menghadirkan asyraf atau lembaga Nasab di seluruh dunia
3. Memberikan perlindunga bagi tokoh tokoh yang ada di kedua belah pihak.
Jika hal di atas bisa di lakukan maka keharmonisan di masyarakat akan damai kembali. Tandas Rafii.
Reporter Solehudin
Posting Komentar