Banyak Wartawan Datang Ke Karimunjawa Jepara Sejumlah Oknum Ngaku Wartawan Berburu Peluang Lakukan Pemerasan Hingga Tipu Daya ?


Banyak Wartawan Datang Ke Karimunjawa  Jepara  Sejumlah Oknum Ngaku Wartawan Berburu Peluang Lakukan Pemerasan Hingga Tipu Daya ? 

Anekafakta.com,Jepara

Oleh : Wakil Ketua Umum DPP PWO Dwi Pantara

Pulau Karimunjawa memang unik,menarik, cantik eksotik dan mempesona dengan keindahan alam pantainya. Penelusuran penulis yang kali kedua ,yang berkunjung ke pulau tengah lautan itu sebelum adanya huru hara, terkait geger tambak udang Karimunjawa. 

Ada berbagai persoalan yang menarik yang patut dikulik, agar hendaknya diketahui oleh sejagat publik.

Memang sebelum gonjang ganjing jagat kepulauan karimunjawa itu, diwarnai berbagai info kasus pelanggaran hukum yang notabene dibiarkan begitu saja oleh kebijakan pemerintah Kabupaten Jepara. 
Warna warni perkara di pulau karimunjawa Jepara, penegak hukum sayang membiarkanya, hanya saja pemerintah yang justru peduli mengusik usaha petani tambaknya. 
Apakah benar omongan Ganjar Pranawo mantan gubernur Jawa Tengah dibuat dasar untuk mengusik pelaku usaha tambaknya, bahkan yang pernah ditulis wartawan, jika gegara tambak udang pulau karimunjawa tenggelam ? 
Meski apa yang dikoarkan oleh capres dari partai banteng itu hingga dosen akademisi tersebut belum ada bukti karimunjawa tenggelam ? 

Warna Warni Perkara Karimunjawa Benarkah Ada Pemerasan Dan Tipu Daya Hingga Profesi Mulia Wartawan Ternoda

Perkara tambak udang adalah sektor usaha rakyat secara mandiri, usahanya sebagai pendongkrak ekonomi kerakyatan pada sektor perikanan . 

Menteri Sri Mulyani justru mendorong ekonomi perikanan sektor ekspor udang ditingkatkan . Tetapi kebalikanya Pihak Kementrian Kehutanan dan Kelautan diwaduli oleh BTN, pada 2 November 2023 belum lama ini Gakkumdu mengerahkan pasukan menyerbu usaha petani tambak dibinasakan.Yang justru sektor penghasil udang bakal dibinasakan oleh kebijakan pemerintahan. Alih-alih kebijakan berdalil regulasi dalam perkara tatanan ruang serta tatanan wilayah. Selain itu, suara gemuruh ayat ayat regulasi , justru peluangnya dimanfaatkan oleh oknum oknum berkedok mengaku jurnalis bahkan juga berkedok aktivis lingkungan yang bercara mencari makan dengan praktek pemerasan hingga penipuan. Ada kabar ,benarkah ada pemerasan aktivis Lingkungan dengan bandrol 250 juta ? Dan tersiar kabar korbannya adalah kapal tongkang menabrak karang ? tersiar kabar juga hembusan nyanyian setan itu, jika hasil pemerasan. Uangnya dicucikan untuk membeli pertanahan.

Rupanya tidaknya hanya itu saja, yang menarik wajib dikulik dari ayat ayat regulasi tentang perijinan.Justru membuat panik petani tambak udang karimunjawa. Kenapa? Paniknya petani harus dan wajib berijin pada sektor usaha tambaknya. Seperti salah satu petani tambak yang mengaku kepada penulis,kabarnya pelaku usaha tambak udang itu telah jadi korban penipuan oknum yang mengaku wartawan.Desas desus oknum  pendatang baru di dunia kewartawanan itu bisa uruskan soal perijinan, meski hasilnya pun tak memuaskan korban. Artinya urusan perijinan uangnya diembat tidak karu karuan dan tak harap dikembalikan kepada korban. 

Korbanpun mengaku, jika yang datang menemuinya dengan modus gendam bujuk rayuan ada 4 orang. Oknum berkedok ngaku wartawan gadungan itu berhasil mengantongi fulus hingga ditotal mencapai 400 juta. Bahkan sekaligus Ketua suku petani tambak juga kena korban ilmu gendam oknum wartawan gadungan 100 juta.

Selidik punya selidik pelaku oknum wartawan gadungan itu ada yang bekas pensiunan, bekas preman, bekas buruh pabrikan, juga yang perempuan bekas dari salonan. Sejumlah gadungan itu memang sengaja berselimut profesi agar hendak mudah memburu mangsanya sekaligus dijadikan ransum gaya hidup berlebihan dari tabiat buruk kejahatan. 

Yang Gadungan Justru Sangat Akrab Dengan Pejabat Pemerintahan Yang Asli Wartawan Di Alergikan

Akrabnya oknum gadungan, biasanya berfoto selfie dengan pejabat pemerintahan, modus itu digunakan dipajang dalam whatsapp agar orang lain melihat dan menganggap oknum itu tampak hebat bersama pejabat dari kenalan. 

Pemerintah rupanya tutup mata, tutup hati tutup telinga,tak memfilter setiap orang yang mengaku ngaku wartawan.Siapa penyambung lidah rakyat yang sebenarnya? Penyambung lidah rakyat yang sebenarnya adalah Wartawan.Profesi wartawan adalah mulia, namun kemuliaan itu ternoda oleh oknum oknum yang secara gampang diera saat ini, ujug ujug berprofesi wartawan.
Dunia wartawan adalah kompetisi mencapai kompetensi.Asli sejatinya wartawan adalah menulis, merilis bukan copy paste dari lain jurnalis yang diplaygiat oleh oknum gadungan sebagai hasil karya rilis. 

Fakta-fakta telah menunjukkan, jika kominfo sebagai kepanjangan tangan pemerintahan,justru merekrut yang gadungan diberikan anggaran dengan alasan kontrak pemberitaan. Misal saja ada pejabat dishub bidang transportasi laut yang akrab dengan oknum gadungan, hingga menyebutnya dengan kata kata ABANG. Meski yang disebut ABANG adalah gadungan yang baru datang sebulan berprofesi wartawan bahkan mengklaim dirinya pemimpin keredaksian.
Seringkali para petinggi memberi aduan dan curhatan, jika banyaknya gadungan yang datang tak diundang ke balai desa pemerintahan, pulangnya minta uang, alasan membeli rokok, makan, minum di jalan.

Oknum Gadungan Seringkali Berseragam Pers Menyerupai Aparat Hukum Pemerintahan

Malasnya mereka bekerja mandiri, menyebabkan sindrom gengsi sosial yang menjadi persaingan.Oknum oknum mengaku wartawan tersebut dilapangan dipraktekan menjadi broker broker alias makelar kasus. Pers yang berjalan benar adalah mendapat fasilitas dari perusahaan, diketati oleh etika kewartawanan , bukan berburu hal lain mencari tambahan untuk melacurkan profesi kewartawanan.Endingnya para gadungan akan terhipnotis dengan kartu tanda anggota yang dipegang, untuk melakukan pemerasan dan penipuan kepada masyarakat yang disiap dimangsa dan dimakan. 

Mudah Menjadi Makelar Kasus
Cara Mudah Dapat Cuan

Terdengar bagai angin sepoi sepoi, dunia Pers ternoda oleh kelakuan oknum wartawan. 
Mereka mengatasnamakan profesi demi kepentingan. Meski beribu alasan digunakan, misalnya saja oknum wartawan yang jadi beking tempat hiburan Pungkruk dibiarkan, ditranfer cuan setiap bulan dari nilai seketan hingga ratusan. Meski begitu pejabatnyapun gandrung dan ngefans sama oknum wartawan.Rupanya tidak hanya itu saja, seperti kasus pengeroyokan hingga pembunuhan yang terjadi di wilayah Mayong, keluarga pelaku pembunuhan itu dikejar kejar oknum wartawan, jika kasus pidananya bisa diselesaikan dengan modus memberi cuan sebagai transaksi tanda kesepakatan, kenapa? kasusnya bisa ditutup dengan cuan,tersangkanya bakal bisa dibebaskan dari sel tahanan.
Fenomena lapangan yang berkedok ngaku wartawan. Hanya saja dijadikan umpan balik ,untuk dijadikan pekerjaan   makelaran kasus mudah mendapatkan cuan .Meski profesi wartawan adalah multitalenta rata rata paham segala macam undang undang, meski saat ini ramai berubah menjadi MAFIA KASUS berkedok bambu atas nama profesi wartawan. 
(Penulis adalah pemerhati sosial dan profesi jurnalis sejak Reformasi hingga sekarang)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama