Pilpres 2024 : Dari Planga Plongo Ke Cengengesan

Pilpres 2024 : Dari Planga Plongo Ke Cengengesan

Oleh Muhamad Solehudin, Ketua THINKER CLUB

Cawapres Cak Imin bersama pasangannya Capres Mas Anies merupakan calon yang paling banyak mendapat label. Dari label Capres Cawapres Ganteng, Pinter, Pemecah belah umat, bapak Identitas, dan yang teranyar label Pemimpin Cengengesan.

Menariknya mereka berdua tidak reaktif. Tidak membalas bully-an dari para nitezen. Malah dibalas dengan "tingkah cengengesan". Meskipun penulis yakin mereka-- Anies - Imin-- adalah kader hebat, cerdas dan tangguh.

Kita tahu, Anies Baswedan merupakan alumni UGM terverifikasi. Pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa UGM. Aktivis HMI. Pentolan GMIY. GMIY ( Yogyakarta), PMIB (Bandung) dan FKMIJ (Jakarta)vmerupakan motor organ gerakan mahasiswa era 93-an yang berhasil "menumbangkan" perjudian yang dilegalkan bernama SDSB di zaman rezim orde baru. Dan meraih Doktor di Amerika.

Sedangkan Cak Imin, merupakan Pentolan aktivis PMII yang memulainya dari level paling bawah  struktur organisasi PMII hingga menduduki Jabatan prestisius di PMII sebagai Ketua Umum PB PMII.

Membaca track record kedua Paslon ini --Anis Imin-- sikap "cengengesan" yang disematkan kepada cak Imin tidak sama dengan sikap Planga Plongo yang pernah diucapkan oleh tokoh politik dari partai Gerindra kepada presiden Jokowi.

Menurut hemat penulis, sikap "cengengesan" cak Imin dalam menanggapi setiap pertanyaan wartawan, atau ketika beliau memberi sambutan, atau sedang pidato menunjukkan sikap lepas tanpa beban. Sebab mungkin cak Imin sudah tahu betul bahwa dunia politik itu sangat "ganas" dan "sadis".

Dalam dunia politik, Kawan bisa jadi Lawan. Lawan bisa duduk bareng sambil ngudud. Bahkan politik bisa bikin orang menjadi abnormal pikiran dan perilakunya karena banyak halunya. 

Sikap "cengengesan" yang sering ditunjukkan oleh cak Imin dalam setiap kesempatan di forum-forum bisa jadi merupakan pengejawantahan sikap yang sudah matang dan dewasa dalam politik. 

Ucapan Bully-an, merendahkan, menuduh dst, dirasa oleh cak Imin tidak perlu ditanggapi dengan serius. Tapi cukup dengan "cengengesan" saja sudah menjawab semua bully-an.

Bila kita cermati, barangkali memang sudah waktunya, Bangsa Indonesia punya Pemimpin yang mampu menghibur, memotivasi dan membimbing ke jalan yang benar. Bukan dipaksa kerja kerja kerja. Tapi duitnya habis buat bayar cicilan hutang. 

Sudah capek-capek kerja, duitnya habis buat bayar cicilan. Ya daripada Planga Plongo ga punya duit buat ngudud, lebih baik kita cengengesan saja. Agar hidup kita tetap sehat dan tambah kreatif.

Jadi kita perlu mencoba sikap cengengesan ala cak Imin agar tambah dewasa dan matang dalam berpolitik. Sekaligus bisa menghibur Rakyat. Ya daripada Planga Plongo mending Cengengesan.

Lanjut Cak Imin. Cengengesan Cak Imin bikin hidup lebih hidup.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama