Ketika Narasi Perubahan dan Perbaikan Jadi Kesadaran Ideologis

Ketika Narasi Perubahan dan Perbaikan Jadi Kesadaran Ideologis

Oleh Muhamad Solehudin, Ketua THINKER CLUB

Anis- Gus Imin selanjutnya penulis menyebut AMIN, saat ini masih menjadi menu  obrolan kalangan awam. Mereka selama ini hanya bisa melihat dan mendengar dari balik kaca Tivi, YouTube atau mengintip dari jendela media online. Menariknya, yang dipertengkarkan dalam obrolan adalah sebuah gagasan Perubahan yang diusung oleh Paslon AMIN.

Benarkah narasi Perubahan dan Perbaikan itu memang benar-benar sebuah tawaran gagasan politik dari Paslon AMIN? Lalu apa yang di rubah dan apa yang diperbaiki? Terus bagaimana Paslon AMIN seandainya menang dalam pilpres bisa melakukan perubahan dan perbaikan bangsa? Apakah kita yakin, Paslon AMIN bisa melakukan itu? Apakah kita yakin, paslon AMIN bisa mengemban amanah dan amanat rakyat yang dipercayakan kepada paslon AMIN? Apakah kita yakin, Paslon AMIN bukan "jongos" dari "Bandar Politik" yang sudah berani memberikan sumbangan  dana politik yang gede kepada paslon AMIN?

Mungkin masih ratusan atau bahkan ribuan pertanyaan yang akan muncul dan diajukan kepada paslon AMIN yang menawarkan gagasan "perubahan" dan "perbaikan". Dua kata yang berat yang harus diemban seandainya pun Paslon AMIN menang dalam pilpres tahun 2024.

Saat ini, hanya baru pasangan Paslon AMIN yang sudah Fixed dan berani menawarkan gagasan besar politik masa depan. Meskipun pikiran kita --rakyat yang awam-- tidak paham sepenuhnya "dinamika jeroan" politik kaum elit, setidaknya spirit gagasan itu bisa menyambar "emosi" kita sebagai rakyat yang memiliki kedaulatan suara penuh yang menentukan masa depan politik bangsa ke depan.

Kita bisa melihat masa depan dari Politik ketika kita mendengarkan gagasan. Politik tanpa gagasan hanya sebuah rutinitas estapeta Kepemimpinan biasa. Siapa yang paling bisa "membeli" "suara" dialah yang bakal duduk di singgasana kekuasaan. 

Kekuasaan yang diraih dengan cara-cara seperti itu sudah terbukti tidak mampu menegakkan Izzah kita sebagai bangsa. Juga tidak terbukti mampu menegakkan Pancasila yang menjadi asas Bangsa kita.

Kita harus berani memulai tradisi baru dalam berpolitik berbangsa kita. Setiap Paslon harus memiliki gagasan dan harus memiliki keberanian untuk merealisasikan gagasan politiknya. Karena sesungguhnya gagasan politik adalah janji-janji politik yang harus ditunaikan.

Paslon  sekelas Capres-cawapres bila hanya menjadi "petugas" partai apa yang bisa kita harapkan untuk perubahan dan perbaikan  Bangsa Indonesia yang lebih baik lagi di masa depan.

Oleh karenanya "mempertengkarkan" gagasan politik penting sekali. Bahkan sejak dini sudah harus kita "pertengkaran" agar kita tahu arah jalan politik bangsa ke depan. Sebab sebagai rakyat, kita sesungguhnya pemilik sah negeri ini. Kita tidak boleh menitipkan idealisme perjuangan dengan chek kosong. Harus jelas hitam diatas putihnya. 

Dengan begitu kita bisa terus kawal arah perjuangan politik bangsa yang kita perjuangkan sejak menjadi bagian dari tim pemenangan para Paslon Capres cawapres atau dalam tingkatan di provinsi dan kabupaten kota.

Ketika kita ambil bagian menjadi tim pemenangan politik, sebab kita sadar bahwa politik harus kita perjuangkan. Kita tidak bisa hanya menjadi penonton atau ceerleader. Karena perubahan dan perbaikan harus kita perjuangkan bersama.

Akhirnya penulis mengajak, mari kita berpolitik dengan akal sehat supaya demokrasi kita lebih berkualitas. Selamat bertanding dengan Jujur, adil dan berkesempatan yang sama. Amin.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama