Rungkadnya Narasi Politik Identitas



Rungkadnya Narasi Politik Identitas

Oleh Tubagus Solehudin, Ketua THINKER CLUB Kampung

Anekafakta.com,Tangerang

Narasi Politik Identitas yang selama ini dikesankan kepada Anis Baswedan rungkad. Para buzzer yang dulu asyik mengunakan Isyu Politik Identitas untuk menghantam lawan politik terkhusus kepada Anis Baswedan tidak lagi relevan digunakan untuk menghantam Anis Baswedan.

Hanya buzzer "dungu" dan politisi "idiot" yang masih berkubang dalam narasi tersebut. Sebab peta politik sudah berubah sejak bersatunya Anis Baswedan berpasangan dengan Gus Muhaimin untuk maju dalam perhelatan demokrasi pilpres tahun 2024.

Narasi "politik identitas" sudah rungkad. Tidak lagi "relevan" bila hanya sekedar untuk menghantam lawan politik. Sebab sosok satu-satunya yang dijadikan bahan tembakan politik sudah terbukti bersih dari yang dituduhkan. 

Yang lucu, justru yang selama ini diagung-agungkan sebagai sosok toleran namun dalam fakta sosialnya jauh panggang dari api. Munculnya Ganjar Pranowo sebagai Capres sebagai Aktor dadakan dalam siaran azab Magrib yang ditayangkan oleh grup stasiun TV nasional menguatkan bahwa politik identitas itu bukan "milik" Anis.

Bila kita baca dengan cermat, narasi buzzer sudah beralih pada narasi memframing kelemahan lawan politik dari sisi yang sangat personal dan psikologis. Rakyat dipaksa untuk memunculkan memori masa lalu yang "kelam". Munculnya narasi Ada capres yang melakukan tindakan mencekik dan menampar oleh oknum "buzzer" menguatkan asumsi tersebut.

Dari bacaan yang tersaji di publik, baik dari media, youtuber, gosip medsos lainnya, sepertinya ada sebuah sikap galau dari "elit-elit" penguasa terhadap suara senyap rakyat yang diam.

Bersatunya Anis Gus Muhaimin (Amin) yang sudah siap maju dalam perhelatan demokrasi pilpres tahun 2024, telah memunculkan harapan dan menggelorakan semangat bagi pencinta Indonesia sejati yang mengharapkan Indonesia yang bersatu dalam perbedaan. Tegaknya Bhineka tunggal Ika dalam bingkai Berbangsa dan bernegara.

Harapan suara yang terdiam dari Mayoritas Rakyat Indonesia yang sudah tercerahkan Pasti akan merungkadkan kesombongan dan keangkuhan kekuasaan. Saya setuju kita harus mengakhiri polarisasi politik yang dibikin oleh buzzer: Kampret dan cebong.

Sekarang kita memiliki kesempatan untuk membangun masa depan bangsa yang harmonis dalam bingkai NKRI yang berdasarkan Pancasila.

Ayo gunakan akal sehat kita. Dengan Akal Sehat, Demokrasi kita pasti semakin Kuat dan berkualitas.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama