5 September 2023: 18 Tahun Tragedi Mandala Airlines Jatuh di Medan


5 September 2023: 18 Tahun Tragedi Mandala Airlines Jatuh di Medan


Anekafakta.com,Medan - 

Setiap tanggal pada kalender menyimpan banyak cerita di baliknya, entah itu momen bahagia, mengharukan, hingga duka. Bagi sejumlah orang Medan, tanggal 5 September secara khusus meninggalkan cerita kelam penuh trauma.
Tepatnya pada Senin, 5 September 2005, pesawat Mandala Airlines dengan nomor penerbangan RI-091 jatuh di permukiman warga di Jalan Jamin Ginting, Medan. Akibat insiden tersebut, setidaknya ada 150 orang penumpang yang menjadi korban.

Lebih dari itu, tragedi jatuhnya Mandala Airlines di Medan tersebut tercatat menjadi insiden pesawat jatuh kedua terburuk di dunia selama 2005. Namun, bagaimana pesawat berjenis Boeing 737-200 itu bisa sampai jatuh ke permukiman warga?

Merujuk arsip pemberitaan berbagai informasi mengenai insiden jatuhnya Mandala Airlines pada 5 September 2005 silam.

Kronologi Jatuhnya Pesawat Mandala Airlines di Medan pada 5 September 2005

Insiden Mandala Airlines pada 5 September 2005 terjadi di Bandara Polonia Medan. Pesawat yang hendak bertolak ke Jakarta dari Bandara Polonia itu dijadwalkan akan berangkat pukul 09.40 WIB, tetapi gagal saat melakukan take-off.

Diberitakan oleh detikNews, kecelakaan tragis itu terjadi pada Senin, 5 September 2005, pukul 10.00 WIB. Menurut seorang saksi, Monang Bakar, pesawat Boeing 737-200 itu tidak sempat take-off, kemudian menabrak empat pembatas bandara.

Dari landasan, pesawat tidak bisa take-off, tidak bisa naik. Pesawat kemudian menabrak empat pembatas bandara dan menghajar rumah-rumah.

Saat gagal melakukan take-off, pesawat pun oleng dan menabrak sekitar 10 rumah warga yang terletak sekitar 100 meter dari pagar Bandara Polonia. Pesawat tersebut sempat naik sedikit ketika bertabrakan dengan rumah warga, tetapi kemudian terhempas ke Jl. Jamin Ginting.

Menurut keterangan Monang, bagian kepala pesawatlah yang mendarat terlebih dahulu. Setelah jatuh, pesawat Mandala Airlines kemudian meledak dan terbakar.

Kesaksian yang sama juga dilontarkan oleh seorang supir angkot bernama Firman Tanjung. Kepada detikcom, dia bercerita bahwa dirinya tengah membawa penumpang dua orang dengan tujuan Pancur Batu sewaktu kejadian.

Saat berada di lokasi jatuhnya pesawat, tiba-tiba terdengar ledakan keras. Ledakan tersebut menyebabkan api menyambar ke arah mobilnya. Seketika itu pula angkot Mimi 110 jurusan Pancur Batu-Marelan yang ia kemudikan terbakar.

Dia kemudian berusaha menyelamatkan diri dan penumpangnya di antara api yang menjilat-jilat. Walau dengan susah payah, akhirnya dia mampu lolos dari maut.

Dugaan Penyebab Jatuhnya Pesawat Mandala Airlines di Medan pada 5 September 2005
Penyebab jatuhnya pesawat Mandala Airlines di permukiman warga Medan baru mulai tersingkap setahun setelah insiden itu terjadi. Menurut keterangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), setidaknya ada tiga hal yang menjadi pemicu jatuhnya pesawat kode penerbangan RI-091 itu.

Dua pemicu pertama adalah kondisi flap dan slat (alat menambah daya angkat pesawat saat take-off) yang tidak turun sewaktu pesawat hendak lepas landas. Kedua komponen tersebut sangat krusial ketika pesawat melakukan take-off.

"Untuk lepas landas, harus menggunakan flap dan slat. Kalau tidak digunakan dengan semestinya, ada potensi pesawat akan celaka," kata anggota tim investigasi kasus pesawat Mandala Airlines, Prita Widjaya, dalam jumpa pers di Dephub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (12/10/2006).

Pemicu berikutnya adalah prosedur check list yang tidak sesuai persyaratan. Hal ini dapat menyebabkan tidak teridentifikasinya keadaan flap yang belum turun yang seharusnya mengaktifkan suara take off warning horn (alat bantu peringatan). Akan tetapi, dari hasil rekaman cockpit voice recorder (CVR), tidak terdengar suara take off warning horn.

"Kita tidak mendengar penerbang melakukan check list. Padahal menurut aturan, check list itu harusnya ada," kata pilot senior Garuda, Soerjanto.

Meski dugaan pemicu jatuhnya pesawat Mandala Airlines telah muncul ke permukaan, KNKT tidak berwenang menyimpulkan apakah insiden tersebut terjadi karena technical error atau human error.

Di samping badan pesawat yang menghantam, kemudian meledak dan terbakar di tengah-tengah permukiman warga, ada hal lain yang memikat perhatian dari kecelakaan tragis tersebut. Itu adalah durian.

Bau durian tercium setelah pesawat Mandala Airlines RI 091 jatuh, meledak, dan terbakar di Jl. Jamin Ginting. Banyak orang yang meyakini jika bau durian berasal dari pesawat 737-200 itu.

Karena bau durian yang tiba-tiba menyeruak usai pesawat terjatuh, sejumlah pihak lantas menduga penyebab jatuhnya pesawat Mandala Airlines di Medan adalah karena pesawat overload akibat mengangkut 2 ton durian.

KNKT sendiri membenarkan keberadaan 2.000 kg durian dalam pesawat Mandala Airlines. Akan tetapi, mereka membantah overload akibat 2 ton durian merupakan penyebab utama jatuhnya pesawat. Ini karena, menurut KNKT, bobot pesawat belum melebihi ambang batas yang ditetapkan sewaktu melakukan take-off.

Sementara itu, direktur utama Mandala Airlines yang saat itu menjabat, Arsil Tanjung, membantah keberadaan durian di dalam pesawat.

"Saya rasa nggak ada itu. Itu bisa bertruk-truk," kata Arsil saat "diinterogasi" Komisi V DPR.

Mantan Gubernur Sumatera Utara, Rizal Nurdin, Jadi Korban
Insiden yang menimpa Mandala Airlines dengan nomor penerbangan RI-091 setidaknya menewaskan hingga 149 orang, yang terdiri dari 94 penumpang, 5 awak pesawat, dan 50 warga di sekitar lokasi kejadian. Di antara banyaknya korban tewas, salah satunya adalah mantan Gubernur Sumatera Utara, Tengku Rizal Nurdin.

Diketahui Rizal Nurdin naik pesawat Mandala Airlines pada 5 September 2005 silam untuk berangkat ke Jakarta guna menghadiri Raker Gubernur se-Indonesia di Kantor Kepresidenan. Nahas, dirinya tak pernah sampai ke tujuan.

Jasadnya hangus terbakar akibat kejadian tersebut. Tubuh Rizal Nurdin berhasil diidentifikasi dengan menggunakan catatan medik giginya. Ia juga dikenali melalui ikat pinggang yang saat itu ia kenakan.

Tragedi pesawat Mandala Airlines di Medan memperpanjang daftar kecelakaan pesawat terbang di dunia. Insiden Mandala tercatat sebagai kecelakaan penerbangan kedua terparah di dunia pada 2005.

Tragedi Mandala Airlines menempati posisi kedua karena jumlah korban yang ditimbulkannya sangat banyak, yakni hampir mencapai 150 orang. Posisi pertama ditempati oleh tragedi pesawat milik Kolombia pada 16 Agustus 2005 yang menewaskan 160 orang.


(Red/doel)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama