Pemikiran Islami Itu Seperti Apa?


Pemikiran Islami Itu Seperti Apa?

Tangerang,AnekaFakta.Com

Oleh Tubagus Solehudin

Pemikiran tidak bebas nilai. Ia muncul dengan membawa pergulatan dari dalam pribadinya. Tergantung darimana pribadinya berasal. Dari situlah ia dipengaruhi dan membentuk coraknya.

Pikiran asal mulanya objektif. Namun ketika ia muncul ia sudah menjadi subjektif. Sebab pikiran yang muncul merupakan respon subjektif terhadap realitas yang ia liat, ia rasakan dan ia pikirkan.

Produk pikiran seperti Komunisme, Kapitalisme ataupun Islamisme merupakan hasil cipta dan karsa manusia. Bersifat relatif. Artinya bukan suatu kebenaran yang mutlak. 

Termasuk pemikiran "Islamisme", itupun hasil dari hasil karya dan karsa manusia. Tidak suci dan kebenarannya relatif.

Al-Qur'an adalah wahyu suci. Mutlak kebenarannya. Mutlak kesuciannya. Namun ketika sudah masuk wilayah penafsiran ia tidaklah menjadi kebenaran mutlak. Kebenarannya menjadi relatif.

Contoh produk Pemikiran Islamisme seperti Khilafah NII, ISIS atau sejenisnya. Semua itu bukanlah kebenaran mutlak. Tidak ada kewajiban syar'i bagi kita untuk ikut atau patuh. Bahkan bila kita ikut maka kita bisa termasuk bughot. Orang yang melawan negara dan pemerintah yang sah.

*Kriteria Pemikiran Islam*

Pertama, Bersumber Pada Al-Qur'an dan Alhadits.

Kedua, menegakkan nilai-nilai keadilan dan moralitas sosial

Ketiga, menuntun manusia kepada mengenal Tuhan

Keempat, objektif ilmiah

Dari keempat kriteria tersebut bisa menjadi acuan untuk melihat dan menelaah produk Pemikiran. Apakah bisa dikategorikan sebagai pemikiran islami atau "sekuler".
   
                #####

Kita tidak bisa menjudge sebuah pemikiran. Apalagi sampai harus menghukumnya. Sebab Pemikiran itu merupakan hasil karsa dan karya manusia yang amat mahal. 

Peradaban manusia menjadi maju sekarang ini karena adanya produk Pemikiran yang genius. 

Pemikiran yang berdasarkan pada objek ilmiah dan dipandu oleh jiwa yang suci akan mampu menjadi alat pendorong kemajuan suatu bangsa.

Bung Karno dan para tokoh bangsa Indonesia, menggelora Semangat kemerdekaan menjadi Bangsa Indonesia yang merdeka dari pemikiran mendalam yang diringkas dengan satu kata : MERDEKA.

Berbahagialah orang-orang yang berani berfikir. Jangan Takut Kualat karena berfikir. Tapi takut Kualatlah karena anda tidak berani berfikir. 

Seandainya Bangsa Indonesia memakai epistemologi sendiri yang bersumber dari kearifan nusantara barangkali kita tidak membutuhkan yang namanya demokrasi.

Penulis adalah anggota Klub Berfikir dan Aksi

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama