Mengenang Masa Kecil Di Bentaran Kali Ciliwung, Kokohkan Persatuan Melalui Narasi Budaya



Mengenang Masa Kecil Di Bentaran Kali Ciliwung,  Kokohkan Persatuan Melalui Narasi Budaya


Sosok Komjen. Pol. (Purn) Boy Rafli Amar dikenal bersahabat, religius, memiliki karisma kepemimpinan yang kuat dan intelektual yang suka berbagi ilmu di berbagai kesempatan. 

Pada sore Minggu (11/6) ia menyambangi Bentaran Kali Ciliwung, Condet, Jakarta Timur. Turut mendampingi sahabatnya Renaldi Zein dan Tokoh Betawi H. Edi Effendi sembari menikmati kopi dan jajanan tradisional di Dapur Kayu Manis di Condet, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Ia biasa dipanggil Bang Boy,  sapaan akrab masyarakat Betawi.  

Bang Boy menuturkan ia memiliki kenangan yang tak pernah dilupakan waktu masa kecil di Condet. Sebab, ia lahir, sekolah dan dibesarkan di Jakarta. Bahkan setelah lulus sebagai anggota Polri tahun 1988 ditugaskan di Jakarta. Setiap sorenya bersepeda menyusuri Bentaran Kali Ciliwung, bahkan sesekali nyemplung untuk berenang. 

Seingat saya dulu, kawasan Condet ini dipenuhi oleh Kebun Salak, Dukuh, Melinjo dan Kecapi yang dimiliki oleh masyarakat Betawi.


Kini, kawasan Condet mengalami perubahan yang signifikan menjadi pusat kuliner dan wisata. Perekonomian masyarakat tumbuh dan berkembang serta membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

"Dulunya, Bentaran Kali Ciliwung ini terkesan kumuh karena menjadi tempat pembuangan sampah. Namun, atas partisipasi masyarakat dan pemerintah DKI Jakarta semakin rapi, bersih dan menjadi area  wisata kuliner bagi masyarakat, menikmati keindahan alam, suasana pepohonan sejuk dan rindang" ujar Bang Boy di Jakarta, Minggu (11/6/2023).

Ia menambahkan agar bersama masyarakat khususnya warga yang berdomisili di tepi Kali Ciliwung tetap menjaga dan merawat dari pencemaran dan polusi sampah saat berdiskusi dengan H. Pupung Tokoh Betawi sekaligus pengusaha kuliner.  

Di tengah pesatnya perkembangan Jakarta menjadi Kota Metropolitan mengharapkan eksistensi budaya Betawi  tidak tersingkir dan tergerus melainkan terus dikembangkan untuk pembentukan karakter usia dini, generasi milienial dan gen z. Budaya Betawi ini juga sebagai identitas nasional.  Bahkan, budaya Betawi ini mampu melebur dengan budaya-budaya yang ada, budaya Betawi harus menjadi tuan di negeri sendiri. Ada banyak tradisi budaya Betawi yang harus dilestarikan agar tidak punah seperti Silat Beksi, Lenong, Palang Pintu, Roti Buaya dan lainnya.

Pelestarian budaya Betawi melalui pendekatan edukasi budaya harus dilakukan secara konsisten dan masif yang melibatkan tokoh-tokoh Betawi yang ada di Jakarta.

Melalui edukasi dan literasi budaya anak-anak muda harus ditempa karakternya, spirit kebhinekaan, toleransi dan pluralisme sebagai kekuatan persatuan bangsa dan negara, mengingat Jakarta barometer keindonesiaan.

Bahkan, saya sering diundang sebagai pembicara oleh kelompok generasi milenial dan gen z untuk menyampaikan ceramah terkait pengembangan literasi budaya. Saya ajak mereka untuk sadar dan melek terhadap keluhuran budaya dan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat nusantara yang harus dipertahankan sebagai kekuatan persatuan bangsa Indonesia, ucapnya.

Sementara itu, Tokoh Sepuh Betawi Condet H. Edi Effendi mengatakan kehadiran Bang Boy di sini sangat bermakna dan diapresiasi oleh warga. 

Semoga Bang Boy kedepannya bisa mengabdi di DKI Jakarta, mengapa tidak menjadi Gubernur kalau rakyat mendukung dan Allah SWT meridhoi, tutupnya.

Azis/Red

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama