Dari Diskusi Kelas MIA 2B Pascasarjana Unis Tangerang, Guru BK Harus Merubah Cara Pandangnya Tentang Siswa



Dari Diskusi Kelas MIA 2B Pascasarjana Unis Tangerang, Guru BK Harus Merubah Cara Pandangnya Tentang Siswa

ANEKAFAKTA.COM,Tangerang

Sejatinya siswa merupakan subjek belajar utama dalam proses pendidikan. Itu artinya semua proses pembelajaran harus kembali kepada siswa sebagai subjek belajar.

Guru yang memegang otoritas penting berjalanya proses pembelajaran tentu saja harus memahami dengan baik perkembangan siswa. Baik yang bersifat perkembangan intelektual, Sosial maupun spiritual. Sebab hal ini merupakan dasar bagi guru untuk menentukan menentukan materi dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa.

Sejatinya guru tidak boleh terjebak pada target kurikulum yang harus selesai dijejali kepada siswa sesuai aturan dari pemegang kebijakan dalam hal ini otoritasnya dipegang oleh pemerintah.

Bila mengacu kepada pemahaman filosofis kurikulum merdeka seharusnya proses pembelajaran tidak membuat siswa merasa menjadi beban. Namun merupakan proses pembelajaran yang siswa butuhkan buat dirinya sendiri.

Karena sesungguhnya, proses pembelajaran merupakan pentahapan proses untuk menjadi manusia "dewasa". Agar siswa setelah menyelesaikan proses pembelajaran di sekolah siap menjalani kehidupan sosial bermasyarakat yang sesungguhnya. Agar siswa juga siap tampil sebagai pemimpin dalam kehidupan sosialnya.

Inilah yang sering terlupakan selama proses pembelajaran di sekolah. Para guru dan pemangku kebijakan hanya fokus pada pencapaian target kurikulum, tidak fokus pada subjek belajarnya yaitu siswa.

Maka ketika terjadi proses "penyimpangan" prilaku siswa selama di sekolah tidak bisa terdeteksi sejak dini. Padahal seandainya saja para guru berperan juga sebagai observer maka "penyimpangan" prilaku siswa dapat terantisipasi sejak dini sehingga tidak menimbulkan persoalan bagi siswa selama proses pembelajaran di sekolah.

Solehudin salah satu peserta diskusi yang juga Ketua Klub Study Islam dan Politik (KSIP)  mengatakan bahwa kita punyak banyak sekali metode untuk konseling dan bimbingan yang bisa digunakan oleh para Guru BK. Tinggal bagaimana guru BK mau terus memperbarui pengetahuannya tentang ilmu konseling sehingga perkembangan tentang metode konseling siswa terbaru selalu update. Hal ini sangat penting bagi para guru BK agar bisa sukses menjalankan tugasnya sebagai guru BK. Sebab Guru BK adalah berperan juga sebagai "psikolog" bukan sebagai sebagai "polisi siswa".  Ucap Solehudin sekaligus menutup diskusi kelas.


Ket Foto:

Suasana diskusi kelas : paling kanan Yahdi Marsum Farah dan Effi 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama