Pengamat: Duet Ganjar-Prabowo Sangat Mungkin Terjadi dan Berpeluang Menang Besar pada Pilpres 2024
ANEKAFAKTA.COM,Jawa Tengah
Duet Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sangat mungkin terjadi pada Pemilihan Presiden 2024 hal itu dikatakan Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro.
Peluang menang dalam satu putaran sangat mungkin terjadi, konfigurasi Ganjar-Prabowo memiliki elektabilitas dan aksepabilitas cukup tinggi.
Pasangan Ganjar-Prabowo dianggap oleh publik bakal melanjutkan program Presiden Joko Widodo yang belakangan ini mendapat penilaian dari masyarakat sangat tinggi hingga mencapai 80 persen puas terhadap kebijakan pemerintah.
Menghadapi situasi perekonomian global yang tidak menentu tentu sangat dibutuhkan jalan keluar kepemimpinan nasional yang memiliki integritas untuk memajukan perekonomian negara yang saat ini Indonesia berada diurutan 16 dunia.
Rekam jejak kedua pemimpin ini sudah teruji dan memiliki pengalaman memimpin institusinya, Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah 2 Periode dan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan RI.
Terkait hal tersebut Agung menilai, pasangan Ganjar-Prabowo memiliki peluang menang yang besar pada Pilpres 2024.
"Duet Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar sangat mungkin terealisi karena memiliki peluang menang yang besar saat berhadapan dengan Anies atau siapa pun lawannya," ujar Agung saat dimintai konfirmasi, Selasa (27/12/2022).
Sehingga, Agung melihat arahan untuk menang menjadi penting bagi Prabowo ketimbang hanya sebagai penggembira semata di pemilu kali ini.
Dia mengatakan, bersama Ganjar yang merupakan politikus PDI-P, peluang menang Prabowo terbuka walaupun hanya sebagai cawapres.
Hal itu karena melihat elektabilitas Ganjar yang semakin meningkat pada tahun ini. Sementara itu, elektabilitas Prabowo justru mengalami tren penurunan di berbagai lembaga survei.
"Karena pada 2019, saat Prabowo kalah, ia rela menerima skema sebagai Menhan. Ini berarti bahwa pada 2024 saat skenario hanya sebagai cawapresnya Ganjar, tentu bukan masalah berarti. Karena pada prinsip politiknya posisi Prabowo tetap naik kelas," jelas Agung.
Sementara itu, dalam konteks koalisi, poros PDI-P dan Gerindra sangat terbuka untuk terbentuk karena kedua partai memiliki hubungan positif walaupun pernah memasuki masa surut.
Hal tersebut terbukti dengan berkenannya Prabowo menerima proposal politik usai kalah dalam pertarungan Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 sebagai menteri di bawah Presiden Joko Widodo.
"Bak gayung bersambut, relasi yang sempat renggang sebelumnya malah kini makin intim. Karena Prabowo menunjukkan loyalitas politiknya kepada Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDI-P Megawati baik saat berperan sebagai Menhan maupun Ketua Umum Gerindra ketika berhadap-hadapan dengan kubu oposan," imbuhnya.
(Tim/Red)
Posting Komentar