Merokok dan Cerminan Budaya Bangsa


Merokok dan Cerminan Budaya Bangsa


Oleh Tubagus Solehudin, Ketua Klub Pengkajian Pemikiran dan Prilaku Sosial (KP3S)

Bila ingin melihat kepribadian seseorang, lihatlah cara dia merokok.

Bila dia membuang debu dan puntung rokok pada asbaknya bisa dipastikan orang itu tertib dan bisa menjaga diri serta bertanggungjawab.

Merokok merupakan cermin budaya diri bahkan cermin budaya Bangsa. 

Tanpa sadar atau memang sudah menjadi kebiasaan akut, ketika merokok membuang tai rokok sembarangan tempat. Apalagi puntung rokoknya, selalu dilempar sembarangan. Nyampah.

Bila anda pernah jalan-jalan ke Pondok Pesantren Daruttauhid Bandung Pimpinan Aa Gym, tidak ada sampah yang bercecer. 

Bila ada jamaah yang membuang puntung rokok sembarangan tanpa bak bi bu segera diambil lalu di buang ke tong sampah yang sudah disiapkan.

Di daerah Indramayu ada sebuah Pesantren yang melarang keras merokok. Bahkan Setiap orang yang ingin masuk ke area Pesantren harus tidak merokok. 

Bila ada tamu yang membawa rokok, sebelum masuk area Pesantren, bungkusan rokoknya harus dibuang ke tong sampah yang sudah disiapkan. Bukan dititipkan dipos satpam.

Orang yang merokok dengan membuang abu dan puntung rokok sembarangan sangat mudah meninggalkan jejak. Yang pasti meninggalkan jejak kekotoran.

Namun ada juga yang perokok yang resik dan apik. Membuang abu dan puntung rokoknya ditempat semestinya. Yaitu asbak. 

Kemanapun dia selalu membawa asbak atau setidaknya menyiapkan tempat buat membuang abu dan puntung rokok di tempat yang semestinya.

Masalah abu dan puntung rokok ini kelihatannya sepele. Tapi karena yang merokok ini jutaan bisa kebayang sampah puntung rokok seharinya berapa ribu ton numpuk dan bisa menyebabkan pencemaran udara.

Coba bayangkan, jutaan orang yang merokok membuang abu dan puntungnya semberangan, apa jadinya lingkungan kita. 

Merokok tidak semuanya berdampak buruk. Bahkan untuk orang-orang tertentu merokok sangat bermanfaat, bisa bikin hidup semakin ngebul. 

Bagi yang sudah kecanduan, merokok bisa melahirkan energi besar untuk berkreasi. Melahirkan karya-karya peradaban besar.

Namun yang pasti, merokok itu bukan buat nyampah tapi menghidupkan imajinasi  agar makin bergairah dan pikiran kagak buntu.

Sekarang waktunya yang tepat, jadilah perokok yang resik. Sebab merokok bisa dilihat sebagai cerminan budaya bangsa juga.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama