Melawan Lupa Kesesatan Dinasti Ubaidillah Al Mahdi (909 M-1171 M) : Apakah ini Leluhur Klan Baalawi di Indonesia?


Melawan Lupa Kesesatan Dinasti Ubaidillah Al Mahdi (909 M-1171 M) : Apakah ini Leluhur Klan Baalawi di Indonesia?

ANEKAFAKTA.COM,Tangerang

Oleh Syarif Helmie & HR Ahmad Suranagara 

Jika kita membuka sejarah Islam, maka kita  akan menemukan Sejarah Dinasti Ubaidillah Al-Mahdi yang pernah membohongi dunia dan Umat Islam khususnya hampir selama 200 tahun atau 2 abad lamanya dengan mengaku sebagai keturunan atau zuriyat Nabi Muhammad Saw atau yang saat ini di Indonesia dikenal dengan sebutan Habaib. 

Dinasti ini pernah berkuasa di Afrika Utara dan Timur Tengah antara tahun 909 M hingga 1171 M. 

Pendiri Dinasti Fatimiyah mengaku bernama Ubaidillah almahdi bin Ahmad Alhabib yang menurut para ulama  memiliki nama asli Sa'id ibn Husayn dan seorang yahudi. 

Dia ingin menandingi Bani Abbasiyah, yang beraliran Sunni dengan mendirikan  daulah Syiah.

Mayoritas para Ulama saat itu sempat tertipu oleh pengakuan Ubaidillah almahdi ini sebagai zuriyat Rasulullah Saw sehingga mereka pun menghormatinya dan ada yang menyanjungnya secara buta menganggap dia memiliki kewalian di sisi Allah SWT. 

Mereka juga menganggap Ubaidillah ini memiliki kemampuan kemampuan mengetahui hal-hal yang ghaib atau sering disebut mukasyafah. Para pengikutnya pun selalu mengaungkan kelebihan kelebihan dari ubaidillah almahdi ini di tengah masyarakat.

Tapi dalam perjalanan dinasti Ubaidillah ini, ternyata pengikut pengikutnya tidak menunjukkan sikap yang pantas untuk mengklaim bahwa mereka adalah zuriyat Rasulullah Saw. Yang terjadi adalah mereka banyak yang meninggalkan perintah perintah Allah, dan masyarakat saat itu harus menghormati mereka bahkan harus mencium kaki-kaki mereka  sebagai tanda Muhibbin atau pecinta.

Bahkan mereka sering menghujat dan mengkafirkan para sahabat Nabi Saw seperti Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar bin Khattab, Sayyidina Utsman dan Uummil mukminin Sayyidah Aisyah RA dalam ceramah-ceramah mereka bahkan wajib di dalam khutbah khutbah mereka di hari Jumat serta di hari Raya Iedul Fitri dan Iedul Adha. 

Sikap-sikap mereka ini  ternyata membuat gerah para ulama ulama yang mulai terbuka mata hati dan pikirannya melihat fenomena yang terjadi di masyarakat Dinasti Ubaidillah ini. Ulama Ulama tersebut seperti Imam AlGhazali pengarang kitab ihya Ulumuddin, Sulthanul Awliya Syeikh Abdul Qadir al-Jilani pengasas tarekat Qadariyah, dan Ibnu Jauzi. 

Imam Al-Ghazali, bahkan terlibat langsung  dalam perdebatan perdebatan dengan mereka dan memberikan kritiknya dalam buku-bukunya seperti almunqiz minadhdhalal. 

Sampai tiba waktunya, Allah menghadirkan seorang Pahlawan Islam yang sangat mencintai Islam yaitu Sulthan Salahudin alAyyubi. Di masa Sulthan alayubi inilah dinasti Fathimah berhasil diruntuhkan dan Baitul Maqdis juga berhasil direbut kembali dari pasukan salib.

Sulthan yang gagah berani ini memberantas habis dinasti Fathimiyah atau ubaidillah ini sampai ke akar-akarnya. Kitab-kitabnya disortir dan yang tidak sesuai dengan Ahlussunnah wal jamaah dibakar dan kitab kitab Syiah tidak boleh lagi beredar di masyarakat pada saat itu.

Di masa Sulthan Salahuddin ini juga kecintaan kepada  Islam mulai berkobar dengan perintah beliau sebagai pelayan dua kota suci untuk merayakan Maulid Nabi Saw dan membaca kitab AlBarzanji yang dikarang oleh seorang waliyullah yaitu syeikh Jakfar alBarzanji.

Maka Sulthan Salahuddin alayyubi ini begitu dibenci oleh kaum Syi'ah dan Salibis. Dan berapa kali ada usaha pembunuhan atas dirinya. Tapi beliau selalu diselamatkan Allah SWT. 

Oleh karenanya dengan adanya kasus yang sekarang sedang menjadi polemik dunia tentang keabsahan nasab klan Baalawi di Indonesia, kita harus belajar dari sejarah dan jangan melupakan sejarah, karena sejarah itu pasti berulang dengan aktor yang berbeda.

Umat Islam Indonesia harus terbuka mata hati dan pikirannya untuk melihat fenomena fenomena ini di masyarakat jangan tertipu oleh cinta yang salah alamat alias cinta  palsu. 

Semoga muncul kembali Shalahuddin baru di masa ini untuk mengembalikan kejayaan Islam dengan izin Allah SWT. Wallahu a'lamu.

_Syarif Helmie dan HR Ahmad Suranagara adalah Pemerhati Sejarah dan Nasab Nusantara_

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama