Art and Culture Fusion, Improvisasi Musisi Muda Farah Di

Art and Culture Fusion, Improvisasi Musisi Muda Farah Di


Bandung kembali menggebrak dunia musik Indonesia dengan gelaran Art and Culture : International Jazz Day Commemoration and Art Exhibition pada Minggu, 28 Mei 2023. Bertempat di Kota Baru Parahyangan,  gelaran musik jazz sekaligus pameran seni ini menampilkan musisi-musisi jazz muda yang berbakat. 

Farah Di 
Mengenakan rok kembang warna coklat dipadu dengan kaos lengan panjang coklat polos, penampilan penyanyi muda Farah Di makin mencuri perhatian dengan topi dan bot coklat panjang. Diiringi band Ringga dengan personel Arfan Gates pada gitar, Rico Horison pada piano, Boyke Priotomo pada flute dan saksofon, Farah Di tampil memukau di hadapan penonton.

"Seneng bisa diajak untuk memeriahkan acaranya. Apalagi bareng sama musisi-musisi yang andal. Meski pun tadi improvisasinya spontan, oke oke, bisa meriahkan acaranya." kata Farah Di di sela-sela pertunjukkan. 

Walau pun usianya masih muda namun Farah Di mampu menampilkan bakatnya yang luar biasa sebagai penyanyi jazz generasi modern. Meski hanya sempat melakukan latihan satu kali dengan durasi 1,5 jam, Farah Di tak menemukan kesulitan berkolaborasi dengan musisi lainnya. Sikap profesionalnya ditunjukkan lewat permainan improvisasi demi improvisasi saat di panggung sesuai dengan situasi. 
Lathannya kira kira 1,5 jam, cukup pendek, 1x latihan. 

"Sebagai penyanyi muda saya lihat sudah luar biasa ya, sudah seperti terbiasa menyanyikan lagu ini lebih dari 20-30 tahun, juga musiknya. Terutama yang improvisasi, memang seperti tampak mudah, namun kalau tidak ada jam terbang, tidak ada pengalaman, tidak ada edukasi, tidak ada wawasan, tidak akan bisa seperti itu." jelas Ringga Hardika (tentang Farah)

Art and Culture Fusion ini merupakan gabungan acara budaya, tari tradisional, pertunjukkan seni musik bambu, serta dimeriahkan dengan pameran seni. Pertunjukkan musik jazz ini pertama kali diadakan di Kota Baru Parahyangan, tepat setelah masa pandemi berakhir. Menghadirkan musisi-musisi muda antara lain, Arni,Twelve, Arfan Gates, Guruh, Nico Horisson, Ringga Hardika, Claresta Santos, dan diiringi band Virageawie Bamboo Music.

Acara musik jazz ini sendiri baru pertama kalinya digelar di Kota Baru Parahyangan, Bandung. Potensi pertunjukkan musik jazz yang dikolaborasikan dengan pameran seni tentu bisa menjaring calon-calon pennton dan penikmat musik jazz dari kalangan anak muda dan orang tua sekaligus. 

"Kita bisa sering-sering ada acara seperti ini, terutama mengundang komunitas-komunitas anak mudanya juga biar nggak hilang budaya kita. Jadi bisa saling belajar juga soal musik tradisionalnya juga. Atau tentang lagu sejarah-sejarah Indonesia atau bisa dipaduin sama lagu - lagu modern juga. Jadi nggak bakal kalahlah sama lagu-lagu modern."jelas Farah Di. 

Dukungan dari berbagai pihak serta respon penonton yang positif tentu sangat diharapkan agar gelaran musik jazz dan seni ini dapat rutin dilakukan setiap tahun agar makin banyak talenta anak-anak muda berbakat yang mendapat wadah apresiasi musik. Seperti harapan Ringga Hardika pada Farah Di sebagai salah satu penyanyi generasi penerus musisi jazz," Ini bukan saran tapi support supaya tetap konsisten dalam bermusik. Apalagi musiknya jazz seperti ini. Kita harus bisa mencari pendengar yang baru, pendengar yang lama harus diberikan musik yang baru. Kita harus terus setiap hari memberikan edukasi ke masyarakat untuk terus melestarikan juga."

Perjalanan karir Farah Di sebagai penyanyi jazz melalui proses yang panjang. Pada gelaran Festival Java Jazz Festival 6-8 Maret 2015 di JIEXPO Kemayoran, Farah Di tampil prima bersama JAE ANGKLUNG saat menyajikan kolaborasi musik jazz dan etnik. Java Jazz Festival 2015 ini terasa istimewa karena Farah Di tampil bersama penyanyi papan atas seperti Afgan dan Lisa Ono. Dan tahun 2022 lalu Farah Di kembali tampil di acara NGAYOG JAZZ FESTIVAL di Yogyakarta. Tak hanya di festival, tahun 2023 Farah Di bahkan tampil diiringi musisi Harry Toledo di Motion Blue, Fairmont Hotel Jakarta. Tak cukup hanya musik modern, Farah Di bahkan mengkolaborasikan jazz dengan musik tradisional Jawa Barat lewat lagu daerah saat tampil bersama musisi Restu Fortuna di Museum Layang-Layang. 

Pameran Seni 
Mengusung tema" Irisan dan Persinggungan" dengan kurator Rudi St Darma feat Anton Susanto, menampilkan karya-karya seniman, antara lain Agung Jack, Ahmad Ghazy Dananjaya,  Dani Suhendar, Dona M Ramdha, Hamdan, Ida Farida Sunarya, Jaja Ilalang, John Rudolf Sumule, M. Abdan, M. Noor, Muhammad Nasruullaah, Nida Ashri, Karyana Tri Utama, Anggawedhaswara, Samuel Sammy H. Syauta, Sandra Hamidah, Sobirin, Revina Friday, Wina Aprisyia, dan Zikry Rediansyah.

Art and Culture Fusion International Jazz Day Commemoration and Art Exhibition ini dipersembahkan oleh Bale Seni Barli Kota Kahyangan, Bale Pare Jalan Panyawangan Kav. 3 Kota Baru Parahyangan - Padalarang, Kab. Bandung Barat 40553.
Seluruh rangkaian acara ini gratis dan terbuka untuk umum. Pameran Seni Rupa berlangsung hingga 10 Juni 2023 pukul 09.00 - 21.00 WIB.

Kiki H/Red

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama