Tantangan Ilmiah membutuhkan Pembuktian Ilmiah. Quo Vadis Klan Baalawi ?



Tantangan Ilmiah membutuhkan Pembuktian Ilmiah. Quo Vadis Klan Baalawi ?

Oleh Tubagus Solehudin

Konflik yang sudah terbuka secara terang benderang antara klan Baalawi vs Dzuriat Walisongo Nusantara sangat penting untuk dituntaskan secara ilmiah. Pasalnya, tuduhan yang dilontarkan oleh Bahar bin Smith yang mengklaim sebagai dzuriat Nabi Muhammad SAW melalui upload-an video tentang dzuriat Walisongo sangat serius.

Bahar bin Smith menuduh bahwa Walisongo terputus keturunannya secara nasab. Siapapun yang mengaku sebagai dzuriat Walisongo, itu melalui jalur perempuan. Artinya nasabnya tidak tersambung kepada Nabi Muhammad SAW.

Video yang di upload oleh Bahar bin Smith secara terbuka mendapat reaksi yang serius dari para dzuriat Walisongo, terutama dari para dzuriat Kesultanan Banten yang notebene merupakan anak keturunan dari Sultan Maulana Hasanudin Banten bin Kangjeng Sunan Gunung Djati Syekh Syarif Hidayatullah Cirebon.

Sebagai Publik, kita tidak tahu maksud Bahar bin Smith meng-upload video yang jelas sangat berpotensi mendapat reaksi yang keras dan bisa meningkatkan ekskalasi konflik antara klan Baalawi vs Dzuriat Walisongo atau dengan yang lainnya.

Konflik antara klan Baalawi vs Dzuriat Walisongo seperti api dalam sekam. Sewaktu-waktu bisa saling menghanguskan. Oleh karenanya, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita harapkan bersama, perlu diselesaikan secara ilmiah dan terbuka agar semuanya menjadi terang benderang.

Tuduhan bahwa Walisongo terputus keturunannya dan selalu dilakukan secara berulang-ulang oleh klan Baalawi kemudian mendapatkan tanggapan yang sangat serius.

Adalah Kyai Haji Imadudin Utsman Tokoh Ulama Muda Banten yang aktif sebagai Ketua RMI PW NU Provinsi Banten secara tegas memberikan tanggapan dengan menyatakan keabsahan klan Baalawi sebagai dzuriat Nabi Muhammad SAW belum terbukti secara ilmiah.

Menurut Kyai Imad, Nama Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al Muhajir tidak terkonfirmasi dalam kitab Nasab yang sezaman di masa hidupnya. Nama Ubaidilah adalah yang di klaim merupakan datuknya para klan Baalawi di Indonesia.

Keberanian Kyai Imadudin yang menuturkan hasil penelitiannya dari studi kepustakaan tersebut, tentu saja mengagetkan dan sekaligus menginjeksi keberanian banyak pihak untuk mempertanyakan hal yang sangat fundamental terhadap keabsahan nasab klan Baalawi di Nusantara.

Tentu kita berharap, tanggapan serius dari hasil penelitian ilmiah kyai Imad mendapatkan respon yang argumentatif juga dari pihak klan Baalawi dengan membawa bukti otentik keabsahan nasab Baalawi yang tersambung kepada Nabi Muhammad SAW. Agar semuanya jelas dan terang benderang. sehingga setiap orang yang mengaku sebagai dzuriat Nabi Muhammad SAW harus didukung dengan bukti-bukti ilmiah dengan wujud akhlak yang mulia. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah terhadap umat manusia yang penuh dengan Rahmah bagi semua.

Kita semua berharap konflik yang sudah mengerucut Antara oknum klan Baalawi vs Dzuriat Walisongo bisa diselesaikan dengan elegan dan penuh persaudaraan. Sehingga umat tidak menjadi korban dari konflik yang tidak produktif bagi kemajuan umat bangsa dan negara.

Ya, sebagai publik kita tunggu debat ilmiahnya secara terbuka untuk umum sampai clear and clean semuanya. 

Sebagai catatan akhir tulisan ini, para dzuriat Walisongo berani melakukan test DNA untuk membuktikan dirinya sebagai dzuriat Walisongo yang sudah terkonfirmasi secara ilmiah. Bagaimana dengan Klan Baalawi, apakah berani membuktikan dirinya sebagai dzuriat Nabi Muhammad SAW dengan bukti otentik test DNA. 

Kita tunggu keberanian dari klan Baalawi menjawab tantangan Ilmiah kyai Imad dengan pembuktian ilmiah. Melalui test DNA Sehingga polemik ini berakhir dengan happy ending. Amiin.


Ketua Klub Study Islam dan Politik (KSIP)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama