Perang Narasi ; Baalawi vs Dzuriat Walisongo. Siapa yang terbukti?
Oleh Tubagus Solehudin
Perang Narasi tidak bisa dihindari. Di era metaverse narasi memiliki kekuatan yang bisa merobohkan tembok kecongkakan, kesombongan dan kekuasaan yang dibungkus dengan kebohongan.
Narasi yang kuat secara gagasan dan didukung data empirik serta diartikulasikan dengan apik akan memiliki daya dobrak yang menjungkalkan.
Kita bisa simak dengan cermat perang Narasi yang terjadi antara oknum Baalawi dan dzuriat Walisongo yang begitu menarik untuk diikuti dengan seksama.
Sebagaimana yang sudah mafhum kita simak, Kyai Imaduddin Utsman dzuriat Sultan Banten yang notebene adalah dzuriat Walisongo "menantang" debat ilmiah kepada pihak Baalawi yang selalu mengklaim sebagai dzuriat Nabi paling absah. Padahal dari segi etika jauh dari yang menjadi ekspektasi umat.
Dari segi dakwah oknum Baalawi selalu mengagungkan nasab dan bernarasi sangat kasar di luar etika orang Nusantara yang santun dan sopan. Hal ini bisa kita ambil contoh seperti "dakwah" yang diperlihatkan oleh Bahar bin Smith.
Bahkan upload video terbaru dengan songong Bahar bin Smith menyatakan bahwa Walisongo tidak punya keturunan. Sekalipun ada itu dari jalur perempuan. Itu artinya nasab yang mengaku dzuriat Walisongo terputus secara nasab.
Narasi yang dibangun Bahar bin Smith tidak meyakinkan tantangan Kyai Imaduddin Utsman secara Ilmiah. Bahkan semua narasi yang diupload oleh klan Baalawi hingga kini tidak mampu meyakinkan publik akan keabsahan nasab Baalawi yang tersambung kepada Nabi Muhammad SAW. Itu artinya, apa yang diungkapkan oleh Kyai Imadudin Utsman bahwa nasab Baalawi tidak terbukti secara ilmiah tersambung kepada Nabi Muhammad SAW benar adanya.
Sebagai publik, tentu kita sangat mengharapkan jawaban cerdas dan meyakinkan dari pihak Baalawi bahwa nasab Baalawi tersambung secara ilmiah dengan data yang kuat dan terbukti secara ilmiah semisal melalui test DNA dan data kitab yang meyakinkan.
Hal ini sangat penting bagi umat agar umat tidak salah mencintai sosok-sosok suci yang diharapkan menjadi sandaran hidup. Sehingga umat tidak tertipu oleh balutan narasi dzuriat Nabi yang dianggap suci oleh umat. Padahal akhlaknya jauh panggang dari api.
Sebagai orang yang mencintai dzuriat Nabi dengan tulus, penulis berpandangan apa yang dilakukan oleh Kyai Haji Imadudin Utsman merupakan tindakan yang sangat mencerahkan dan wajib kita dukung. Sehingga kita sebagai umat tidak lagi tertipu dengan orang-orang dawir yang mengaku-ngaku sebagai dzuriat Nabi Saw.
Perang Narasi Baalawi vs Dzuriat Walisongo kita tunggu endingnya.
Kita berharap endingnya jelas dan terang benderang siapa yang sesungguhnya dzuriat Nabi. Apakah dzuriat Walisongo atau pihak Baalawi yang selalu mengklaim sebagai dzuriat Nabi Muhammad SAW.
Kita menunggu debat ilmiahnya terbuka untuk umum.
_Ketua Klub Study Islam dan Politik (KSIP)_
Posting Komentar