Global Ready Mindset: Mempersiapkan Bonus Demografi Mewujudkan Generasi Emas Indonesia Berdaya Saing Global
ANEKAFAKTA.COM,Jakarta
Global Ready Mindset, artinya sebuah cara berpikir yang luas dan kritis, siap berpartisipasi menjadi masyarakat dunia, serta siap membuktikan kualitas manusia Indonesia di panggung dunia melalui tindakan dan kinerja nyata.
Dipopulerkan oleh Career Development and Leadership Coach Indonesia, Sheila Wijayanti, pola pikir ini berbicara mengenai kesinambungan; atau sustainability. Mindset ini dapat diterapkan mulai dari hal terkecil, seperti lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat, komunitas, hingga seluruh tanah air Indonesia.
Pola pikir ini bukan hanya soal diri, kenyamanan, ataupun situasi dan kondisi saat ini saja. Tetapi juga mengenai pengembangan potensi dalam membawa nama baik Indonesia di panggung internasional. Dengan kata lain, hati dan pemikiran boleh nasionalis, namun mindset dan sikap harus internasional.
"Seluruh manusia Indonesia perlu berpikir secara global, utamanya generasi muda yang merupakan garda depan dan penerus pembangunan bangsa kita. Generasi muda, Millenial dan Gen Z sedang ada pada momentumnya saat ini, perlu memikirkan bagaimana kita bisa bersaing dan mengambil kesempatan di masa sekarang ini dimana dunia saling terhubung dan kesempatan terbuka begitu luas untuk membangun Indonesia yang lebih maju di hari depan, ungkap Coach Sheila Wijayanti.
Dalam waktu dekat, Indonesia akan memasuki periode bonus demografi (2030-2040), di mana penduduk usia produktif (15-46 tahun) akan jauh lebih banyak dibandingkan usia non produktif. Berdasarkan data dari SDGs Academy Indonesia, diperkirakan proporsi usia produktif akan mencapai 64% dari total jumlah penduduk kita, yang diperkirakan akan mencapai 297 juta jiwa dalam periode bonus demografi tersebut.
Bagi Sheila, persiapan Indonesia dalam menghadapi periode bonus demografi bisa dilakukan melalui memerangi stunting, perbaikan dan perluasan akses pendidikan, serta mendalami pendidikan karakter maupun soft skills.
Memasuki era baru dengan dinamika dan kompleksitas serta penuh dengan ketidakpastian, mindset ini hadir sebagai formula untuk beradaptasi di era revolusi 4.0. Mindset ini juga memiliki keterkaitan dengan 17 SDG goals, untuk membangun dunia yang lebih inklusif, hijau, dan inovatif, dengan memberdayakan para stakeholder seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dan negara.
Kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan ke 17 SDG goals bisa diimplementasikan itu menjadi kunci. Karena itu, seseorang dengan Global Ready Mindset harus memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai isu-isu terkait, serta memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik untuk menyatukan berbagai pemangku kepentingan agar dapat bekerjasama mencari solusi untuk berbagai isu tersebut.
Global ready mindset ini juga bicara tentang kemampuan berkomunikasi. Dan menurut Sheila, Indonesia perlu narator dan storyteller yang bisa mempromosikan Indonesia di kancah global. Indonesia sangat kaya akan alam, budaya, kuliner, wisata, produk, tetapi masih kurang dalam menunjukkannya di panggung dunia.
Sebagai individu, berpikir secara global juga adalah cara kita untuk bisa "riding the wave", kritis melihat dan memanfaatkan peluang ada di jaman ini untuk membuat kita lebih maju. Jadi individu yang kritis, tahan uji, sekaligus menghormati perbedaan. Karena saat ini merupakan zaman kolaborasi, saling menghormati dan menerima, untuk akhirnya bisa saling belajar dan bertukar ilmu.
Azis/Red
Posting Komentar